Kiara tak henti - hentinya meneteskan air mata atas kenyataan yang terasa menusuk ke kedalaman jiwa.
"Untuk apa aku harus menangis? Dasar bodoh! Aku dan Calvino tidak ada hubungan spesial jadi, untuk apa harus ku teteskan air mataku. Bisa jadi kan bahwa wanita yang ku lihat tadi itu memang kekasihnya. Aku yang seharusnya tahu diri. Aku lah yang seharusnya sadar diri."
Sayangnya, sekuat apa pun mencoba untuk menahan laju air mata. Nyatanya, air mata bodoh itu pun tak henti - hentinya menetes membasahi pipi putih mulus.
Seketika itu juga Dewi di dalam hatinya berbisik lembut. Oh, Kiara Larasati sadarlah! Dia itu sang billionaire. Dia bebas melakukan apa pun yang dia suka dengan wanita mana pun yang dia kehendaki. Kau yang seharusnya tahu diri!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com