"Sebenarnya kami masuk kedalam teleportasi yang membuat ku dan yang lainnya melawan monster, tapi syukurlah kami bisa kembali dengan cepat" ujarku, "kamu tidak ada yang lecet kan?" Dia terlihat khawatir.
"Heh?- tidak ada kok" kenapa aku jadi begini sih, "syukurlah kalau begitu, btw ayo ke kantin aku belikan eskrim atau kamu mau sekalian makan?" Ucapnya.
"Kalau mau ngajak makan bilang aja sih haha" lucu juga orang ini, "kau mau?" Aku mengangguk.
"Kau mau masuk sekolah mana setelah ini?" Dia mencari topik, "swasta" jawabku mantap. "Kau termasuk siswa berprestasi disini tapi kenapa memilih sekolah swasta?" Tanyanya sambil memperhatikan ku tajam.
"Aku hanya ingin hal yang berbeda dan menikmati sisi lain sekolah menengah keatas" ujarku santai, "tapi memang boleh dengan orang tua mu?" Seperti biasa dia memang tau latar belakang ku.
"Entahlah tapi aku akan mencari sekolah yang akan go internasional, agar tidak tersebar rumor mengerikan nanti" aku memberikan kalimat yang membuatnya tidak perlu khawatir lagi, "aku akan bersekolah ditempat yang kau ingin kan" kenapa tiba - tiba.
"Tapi kau harus fokus pada karir basketmu dlu bukan? Jangan ngaco deh rayn" aku khawatir dengan karirnya tapi sepertinya dia malah biasa saja, "aku kesini demi kamu fia! Untuk melindungi mu dan bukan untuk mencari fans dan lainya" ujarnya yang mendesak untuk ikut sekolah dengan ku.
Sial! Hati ku bisa leleh klo dia bicara seperti itu terus.
"Baiklah jika itu memang mau mu, lagi pula nanti aku bakal dapet sesi wawancara dengan orang tuamu, jika tidak bersama mu" dia mengukir senyum kemenangan diwajahnya, "fia aku boleh bicara sesuatu?" Dia memandangku dengan tatapan yang dalam.
"Oi fia! Sini" seru Leona, "aih! Maklampir ganggu aja" celetuk rayn yang mewakili pikiranku.
"Kenapa na?" Ujarku, "elu dicariin Ama yg lain tuh.. katanya banyak hal yg gk sesuai jadwal" heh? Kok bisa.
"Dimana anak - anak sekarang?" Tanyaku, "dilapangan" ucapnya yang lari menuju lapangan. "Pasti ada yg gak beres nih" batinku, "gue ikut fia" seru rayn yang mengkutiku tapi aku tidak mengubris nya.
"Ini maksudnya apa sih? Kenapa kalian pada males - males gini?" Aku mendengar bila memarahi anak osis yang sedang duduk di bawah pohon, "ada apa bila?" Aku segera menengahi konflik ini.
"Entah kenapa para osis tidak menjaga stan atau pos mereka tapi malah berehat! Padahal ini belum waktu istirahat kan?" Hm aku sedikit mengerti, "kalian berempat coba sebutkan sekbit kalian" ujarku.
"Kami sekbit dari budi pekerti" jawab salah satu dari empat orang itu, "lucu sekali! Sekbit tata tertib tapi malah asik makan?" Ucapku dengan nada sinis. "Kami minta maaf" dia bukan osis dari sekolah ini tapi sekolah bila, harusnya aku sedikit tenang hm.
"Begini saja, kalian kembali ke tempat seharusnya dan laksanakan tugas kalian sampai waktu istirahat tiba" mereka bergegas pergi, "kau terlalu baik fia" bila menghembuskan napas dalam - dalam.
"Kita gak boleh ribut Disini dan kau sebaiknya atur emosi dulu" aku pergi menuju keatap sekolah karena ingin mendapatkan sedikit keheningan, tiba - tiba nada dering tlp ku berbunyi.
"Mosi - mosi" ujarku, "apakah kau masih mengingat suara ini?" Kak ashes? Yang benar saja. "Kau! kenapa bisa dapat nomorku?" Jika saja dia tidak pergi waktu itu, aku pasti masih dijepang sekarang.
"Apa kau tidak suka aku menghubungi mu?" Mana bisa aku marah dengan mu kak! Bikin kesal saja.
"Apa mau mu kak?" Aku merendahkan nada bicaraku, "beritau alamat rumah mu dan kita akan bicara disana" dia menghilang selama 3 tahun, lalu meminta untuk bicara? lucu sekali.
"Sebutkan tujuan mu terlebih dahulu sebelum menginjak rumah ku, seseorang yang pergi tanpa alasan tidak berhak memberi alasan ketika kembali.
Tapi aku akan beri kau satu kesempatan untuk mengatakannya" ujarku yang sok kuat padahal air mataku sudah mengalir deras.
"Aku dan kei dapat misi langsung dari oyabun sama~ (sebutan untuk ketua mafia) dan maaf tidak memberi tau mu karena ini rahasia tapi sekarang misi itu sudah selesai" kakek tua itu memberi misi seperti apa? Cih bikin kesal saja.
"Aku kirimkan alamat ku tapi cari saja sendiri rumah ku" ya semoga dia tidak kesasar di negara ini, "kau masih dendam ya dengan kami?" Aku hanya terdiam cukup lama sambil menatap langit yang cerah.
Aku mengembuskan nafas perlahan, "entah lah kak, tapi aku hanya ingin memastikan satu hal" ujarku.
"Tentang apa?" Dia bertanya spontan, "kak kei.. apakah dia ikut kesini bersama mu?" Tanyaku lalu terdiam menunggu jawaban.
"Dia sedang membereskan sesuatu sebelum kami benar - benar bisa pergi, tapi aku disuruh untuk datang duluan.
Tak usah khawatir dia akan segera kembali beberapa hari lagi" aku bernafas lega, "carilah taksi atau pesan gojek karena aku akan mengirim alamatnya ke nomormu sekarang" ujarku dan mematikan telpon.
"Jika saja kalian bicara dengan ku waktu itu.. ini tidak akan rumit kak" batinku, aku duduk dan menghabiskan waktu untuk tidur di atap sekolah.
Lalu aku terbangun tepat pukul 3 yang mana acaranya akan selesai sebentar lagi, "gawat aku pasti sudah dicari Leona sekarang" gumam ku dan aku lari secepat mungkin kebawah.
"Lama - lama gue bisa bunuh lu lho fi" celetuk Leona dari belakang yang membuatku kaget, "astaga kenapa bisa muncul dari situ sih!" Entah kenapa auranya seram sekali.
"Sabar na.. gue kan ketiduran di rooftop" dia hampir menyambar ku dengan petir tapi tiba - tiba terhenti karena ada guru yang mendekat.
"Kalian masih disini? Acaranya kan harus kamu tutup fia" astaga benar juga, "saya kelapangan dlu Bu" aku berlari dengan cepat sekali lagi untuk menghindari Leona.
Setelah aku menutup acara osis ini, aku segera bilang pada Leona kalau aku tidak bisa pulang dengannya.
"Hei na apa kau masih marah?" Tanyaku, "engga sih tapi jangan gitu lagi!" Ucapnya tajam. "Iya deh aku janji, oh ya sebelumnya maaf na aku pulangnya gak bisa bareng denganmu" ujarku, "lha gak apa kok! Aku sendiri bareng Mike" syukurlah.
"Memangnya kapan kau dekat dengan Mike? Bukannya lu Deket sama Vian ya" aku memastikan, "hehe kan kamu gak bisa nganter aku fi" hm ada yang aneh.
"Yaudah lah aku dluan.. kalau ada apa - apa bilang dan jangan sampai kau berurusan dengan the wolf" itu sebutan untuk geng barat di kota ini, "ya doakan saja" aku mengernyit bingung dan dia hanya mengangguk.
-batin Leona
"Sorry gue bohong soal ini ya fi, sebenarnya gue ikut geng ini agar bisa Deket sama rayn tapi ternyata dia suka sama lu.
Sans fi! Aku gak bakal rebut rayn tapi aku akan mendukung hubungan kalian, tetep jadi fia yang gue kenal ya.. aku sendiri siap jika kau marah karena kebohongan ini dan meninggalkan aku sendiri."
bersambung~