Penjelasan

Kami sesaat saling tegang. Alif baru saja pulang beberapa saat yang lalu, gue gak maksud mengusir cuma ya keadaan kami sekarang tidak cukup baik untuk adanya pihak ketiga.

Dan seolah mengerti Alif akhirnya pulang, dan saat gue mengantarnya ke depan dia cuma berpesan untuk menghubunginya nanti.

Bang Sul nampak menyenderkan badannya di dinding, wajahnya nampak kuyu dan lelah, terbesit rasa bersalah di dalam hati gue, gue seharusnya tidak memperlakukan lelaki sebaik ini dengan buruk, tapi gue terlanjur sakit hati.

"Mau makan dulu?" tanya Gue. Niatnya makan dulu mengumpulkan tenaga sebelum mulai beradu argumen.

Bang Sul mengangguk, dia tidak banyak bicara seperti biasanya.

Kami makan dalam diam, dia nampak sedang memikirkan sesuatu, dan gue sendiripun tak ingin memulai obrolan lebih dulu, canggung tsay.

"Gimana kerjaannya?" tanyanya basa basi.

Gue meliriknya sesaat sambil menuangkah teh hangat ke dalam gelasnya.