webnovel

The King Ghost Wife

Gia gadis berusia 27 tahun yang berkerja sebagai agen rahasia tiba-tiba mengalami kecelakan mobil ketika melakukan misinya. Namun, ketika ia membuka matanya dia terbangun ditubuh Putri Jialin yang tidak memiliki kekuatan, dia dibenci saudara tertuanya dan Kaisar mengasingkannya, hanya saudara kembarnya dan pelayannya yang selalu disampingnya. Gia mulai hidupnya yang baru dengan membuat benda-benda yang membuat takjub semua orang, namun sangat umun didunianya dulu. Semua orang kagum dan mencoba mendapatkan benda-benda ajaib dari Putri Jialin. Namun, yang masih membuat Gia bingung adalah kenapa tubuh Putri Jialin bisa dia gunakan sesuka hatinya seakan tubuhnya sendiri didunianya dulu? *** "Kamu harus bertanggung jawab telah mencuri bungaku" Seorang pria duduk bermalas malas sambil menatap Gia. "Siapa yang mencuri bungamu?!?!?" *** "Berhenti mengikutiku pria sinting!" "Aku tidak bisa, aku telah kencanduan tubuhmu karena kamu mencuri bungaku" *** "Istriku kamu jangan jauh-jauh dari suamimu, kamu harus sering-sering menemaniku untuk menghangatkan ranjang kita" "AKU BUKAN ISTRIMU!!!" *** "Istri jangan mendekati pria lain! Kamu hanyalah milikku!" 'Seseorang tolong singkirkan pria tak tahu malu ini! Aku menyesal telah mencuri bunganya' *** *pencuri bunga = pemerkosa *mencuri bunga = mengambil keperawanan/keperjakaan

Destiyana_Cindy · Fantasy
Not enough ratings
96 Chs

Chapter 50 - Pakaian dan Teka-Teki

"Dimasa depan akan aku ganti." Yu Ren mengeratkan pegangannya pada kota batu Gongyujin.

"Tidak per-"

"Kubilang akanku ganti, bukankah kau mengatakan harus meraih apapun dengan tanganmu sendiri. Jadi jangan menolakku." Yu Ren akan berusaha kuat untuk membalas kebaikan Gia.

Gia hanya menghela nafas merasakan ucapannya sendiri. "Baiklah, tapi jangan memaksakan dirimu." Ia menepuk bahu Yu Ren. "Masih banyak waktu dimasa depan."

Gia tersenyum padanya dan dibalas senyum oleh Yu Ren, ini adalah pertama kalinya ia merasakan perasaan memiliki teman sungguhan.

"Guniang apakah kamu membutuhkan yang lain? Toko kami menyediakan banyak barang." Tuan Ming sedikit menyela mereka dan menawarkan barang ditokonya.

"Apa yang kau miliki Tuan Ming?" Gia beralih pada Tuan Ming dan melihat benda benda ditokonya.

Dengan senyum ramah Tuan Ming memandu Gia memperkenalkan barang barangnya. "Kami memiliki Jimat Taoyu, batu Gaolan, bijih besi Waolu, kayu Qiumeng dan masih banyak lagi. Kali ini saya memberikan potongan harga untuk guniang karena telah memberikan cetak biru ini."

Gia mengangguk senang dan berjalan mengitari etalase untuk melihat lihat barang yang akan ia beli.

"Kali ini biarkan aku yang membayar." Kata Yu Ren dengan tegas.

Gia tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis melihat Yu Ren yang sangat bersikeras membayarnya. Lagipula ia tidak keberatan menukarkan cetak biru lampu tersebut karena ia memilki desain benda yang lebih baik dari itu dikepalanya. Ia bisa saja menciptakan benda modern apapun yang bisa ia gunakan didunia ini, namun akan membutuhkan waktu sedikit lama karena ia harus bereksperimen dengan benda benda di dunia ini yang sedikit berbeda dengan dunianya untuk membuat benda modern.

"Baiklah, kau yang bayar."

oOo

Mereka akhirnya keluar dari toko Tuan Ming dan Yu Ren menariknya ke toko menjual pakaian karena saatnya memuaskan sifat perempuan mereka. Gia dengan mudah setuju karena ia juga menyukainya walaupun ia lebih sering mengenakan pakaian biasa yang mirip laki laki tetapi terkadang ia ingin tampil seperti perempuan.

Yu Ren menarik Gia ke salah satu toko yang sering dikunjunginya bersama ibuya dan memilihkan baju untuknya tentunya dia yang akan membayar pakaian Gia. Yu Ren melihat beberapa pakaian yang tergantung dan ia mengambil salah satu yang menurutnya cocok dengan Gia.

"Cobalah ini." Yu Ren memberikan pakaian tersebut pada Gia dan mendorongnya ke ruang ganti.

"Ok, akanku coba." Gia tidak berdaya dan hanya bisa mengganti pakaiannya dengan yang dipilihkan Yu Ren.

Selagi menunggu Gia selesai mengganti pakaiannya, Yu Ren mencari pakaiannya sendiri.

Setelah selang beberapa waktu akhirnya Gia keluar. "Bagaimana menurutmu?" Tanyanya meminta pendapatnya.

"Istri kamu cantik sekali."

"Pilihanku tidak salah, kau sangat cocok dengan pakaian itu." Yu Ren mengacungkan kedua jempolnya memberikan penilaian.

"Terima kasih." Jawab Gia sambil tersenyum.

"Sekarang giliranku." Yu Ren memasuki ruang ganti dan tidak sabar mengganti pakaiannya.

"Apa lihat-lihat?" Gia sedikit malu dipandangi Raja Hantu dengan inten sejak ia keluar.

"Istri kamu sangat cantik sekali." Jawabnya dengan senyum lebar, dan matanya melirik dari atas hingga bawah mengagumi pakaian yang digunakannya. Ternyata gadis itu memiliki selera yang bagus memilihkan pakaian untuk istrinya.

"Apa yang kau lihat, dasar mesum." Gia sangat malu ketika Raja Hantu semakin mengaguminya.

Raja Hantu terkekeh melihat Gia yang malu karena dirinya apalagi pipinya memerah sungguh menggemaskan.

"Bagaimana Gia?" Yu Ren akhirnya keluar.

"Sangat bagus." Gia tersenyum lebar. "Pakaian ini sangat cocok dan nyaman jika kau gunakan bertarung." Gia menyentuh kain pakaiannya dan menilainya bagus untuk bertarung.

"Aku sangat suka pakaian seperti."

"Kalau begitu giliranku memilihkan untukmu." Gia menjauh dari Yu Ren dan mencari pakaian yang cocok untuknya.

"Ah bagaimana jika ini." Gia memberikan pakaian tersebut dan mendorong Yu Ren ke ruang ganti.

Yu Ren menurutinya dan mengganti pakaiannya dengan pilihan Gia.

Selagi menunggu Yu Ren, ia memilih pakaiannya sendiri.

"Istri jangan menggunakan pakaian itu." Raja Hantu berseru keras ketika melihat Gia mengambil pakaian yang menurutnya terlalu ketat dan terbuka.

Gia hanya menjulurkan lidahnya pada Raja Hantu, pakaian seperti ini masih tergolong sopan jika dibandingkan didunia ini yang hanya menutupi dada dan kemaluan.

"Pilihanmu sangat bagus Gia." Yu Ren memuji pakaian yang ia kenakan.

"Tentu saja, pilihanku adalah yang terbaik." Ujarnya percaya diri.

"Kau memilih pakaian lain?" Yu Ren menatap pakaian yang disampirkan dilengannya.

Gia menangguk dan memasuki ruang ganti.

Raja Hantu mondar mandir cemas karena Gia bersikeras mengenakan pakaian seperti itu, ia tidak rela kecantikan istrinya dinikmati orang lain walaupun dia teman Gia.

Gia akhirnya keluar dengan pakaian merah menyala yang memberikan kesan berani dan menggoda. "Ah ada yang kurang." Gia mengeluarkan lipstik dan mengoleskan pada bibirnya. "Bagaimana menurutmu?"

"Sangat bagus dan menggoda." Yu Ren mengedipkan matanya.

Mata Raja Hantu merasa terbakar dan ingin membawanya pergi dari sini sehingga dapat menikmatinya sendiri.

"Cobalah ini." Gia meraih dagu Yu Ren dan mengoleskan lipstik padanya.

"Apa ini?" Tanya Yu Ren setelah Gia memberikan sesuatu dibibirnya.

"Namanya adalah lipstik." Jawabnya puas dan memberikan cermin kecil pada Yu Ren. "Lihatlah."

"Wahhh.. warna merahnya sangat cantik." Yu Ren menyetuh bibirnya dan tidak merasakan tekstur rouge yang ia benci. "Tapi sayang aku tidak suka seperti ini, terlalu mencolok Gia."

Gia malah tersenyum ketika mendengarnya. "Tunggu sebentar aku akan memoles wajahmu." Gia menarik Yu Ren ke kursi dan berniat make over wajahnya.

"Tolong jangan terlalu mencolok." Yu Ren sangat benci riasan yang mencolok seperti para bangwasan yang membuat matanya sakit, apalagi dengan perhiasan yang memenuhi kepala mereka.

"Jangan khawatir, aku akan merubah wajahmu hingga tidak kau kenali." Ujarnya percaya diri.

Gia mengeluarkan peralatan make upnya dan siap merias wajah Yu Ren hingga membuatnya tidak mengenali dirinya sendiri. Terlebih dahulu ia mengeluarkan pelembab untuk melembabkan kulitnya agar tidak kering dan melanjutkan dengan peralatan make up yang lain.

Raja Hantu melayang didekat mereka dan menunggu karya cantik dari tangan istrinya. Apapun yang dibuat Gia dengan tangannya selalu membuatnya kagum dan ingin memilikinya sendiri dan tidak membiarkan orang lain melihatnya. Tetapi ia tidak bisa melakukannya karena kepribadiannya yang sangat ia tahu dan ia paling benci jika kebebasannya teregut.

Setelah berselang beberapa waktu akhirnya Gia menyelesaikan make upnya dan terakhir menambahkan liptin pada bibir Yu Ren yang membuat bibirnya merah muda dan sangat alami dengan riasannya.

"Lihatlah." Gia menyerahkan cermin pada Yu Ren.

"Astaga siapa ini?" Yu Ren membelalakan matanya melihat wajah asing yang terpantul pada cermin, sosok yang terpantul sangat cantik dan ia tidak bisa membayangkan itu adalah dirinya sendiri.

"Bukankah kau tahu?" Gia terkekeh melihat Yu Ren melihat tak percaya hasil riasannya.

"Gia kamu sungguh gadis yang berbakat." Yu Ren memegang bahu Gia dan memujinya. Selain ahli bertarung dan memiliki pengetahuan luas ternyata Gia juga berbakat merias wajah hingga merubahnya total membuatnya tidak bisa mengenali dirinya sendiri.

"Hahahaha jangan memujiku terus, ayo selesaikan berbelanja kita dan pergi ke festival makanan."

oOo

Mereka telah menyelesaikan berbelanja dan akhirnya menuju pusat kota karena hari mulai sore dan festival akan dimulai sebentar lagi. Sudah banyak pengunjung mulai berdatangan dan menghampiri stand makanan yang akan menyediakan teka teki dan jika berhasil akan mendapatkan makanan gratis.

Gia menarik Yu Ren kesalah satu stand yang menjual bakpao dan siap mengambil teka teki. "Tuan kami ingin bakpao ini, apa teka teki yang kau berikan?"

Penjual bakpao mengalihkan pandangannya dan melihat dua gadis cantik yang menghampiri standnya. "Wah kedua guniang ini sangat cantik, maka aku akan memberikan keringanan pada kalian."

"Baiklah kami siap."

"Sayuran apa yang susah dilupakan?" Ujar penjual tersebut sambil menyeringai.

"Ah bukankan ini pertanyaan tadi?"

"Kau benar, aku tidak bisa menebaknya."

"Pertanyaan ini walaupun sederhana tapi sulit dijawab."

Beberapa pengunjung yang berada disekitar mengomentari teka teki yang dikeluarkan penjual bakpao tersebut.

Mendengar komentar tersebut Yu Ren merasa pesimis karena selama ia mengikuti festival makanan ia jarang menebak dengan benar jawaban teka teki. "Kubis."

"Salah." Penjual bakpao tersenyum mendengar jawaban yang salah.

"Sawi."

"Salah."

"Wortel."

"Salah."

Gia menepuk dahinya ketika mendengar teka teki yang diberikan apalagi Yu Ren selalu salah menjawabnya, bukankah ini terlalu mudah.

"To-" Gia menghentikan Yu Ren yang hendak menjawab. "Biarkan aku yang menjawab."

"Uhhmmm...." Yu Ren mengangguk dan menyerahkan pada Gia.

Gia berdehem sebentar dan membuka mulutnya. "Jawabannya adalah bayam bayam wajahmu."

"Guniang benar! Selamat ini bakpao gratis untuk anda." Penjual tersebut menyerahkan sekotak bakpao sebagai hadiah.

Gia menerimanya dan tersenyum. "Terima kasih."

Sedangkan Yu Ren disampingnya tercengang mendengar jawaban aneh dari Gia yang justru benar. "Bagaimana bisa?"

Gia meliriknya dan terkekeh. "Sebenarnya ini hanyalah permainan kata dan plesetan."

"Apa?" Yu Ren tidak menyangka ternyata teka tekinya seperti itu, ia telah mengikuti festival ini bertahun tahun dan ia masih tidak mengetahuinya.

"Aku tunjukan padamu." Gia menarik Yu Ren ke stand lainnya dan mencoba teka teki lain.

"Sayur apa yang dingin"

"Kembang cold."

"Selamat anda benar."

"Lalapan apa yang bisa menimbulkan korban jiwa."

"Lalapan liar."

"Selamat guniang, kamu mendapatkan dim sum ini."

"Ikan apa yang bisa terbang?"

"Lele lawar."

"Guniang kamu benar, ini hadiah untukmu."

"Binatang apa yang sederhana?"

"Ala kadal nya."

"Kamu tepat sekali, ini makanan untukmu."

"Kodok apa yang bisa membunuh?"

"Kodokakan kau cepat mati."

"Guniang kamu sungguh hebat bisa menjawabnya."

Yu Ren menatap makanan dilengannya ketika Gia berhasil menjawab semua teka teki yang diberikan, ternyata sangat mudah dan konyol hingga tidak terpikirkan olehnya.

"Jangan melamun saja, cepat habiskan makanan ini." Gia menjejalkan bakpao pada Yu Ren yang sejak tadi menatap makanan yang ia peroleh.

Yu Ren meletakkan semua makanan pada meja yang telah disediakan untuk menikmati makanan ketika festival berlangsung. Ia segera memakannya dan menutupi rasa bingungnya karena ia merasa bodoh tidak bisa menjawab teka teki yang konyol.

Mereka akhirnya menghabiskan makanan yang diperoleh Gia tanpa menghiraukan pandangan orang orang yang melihat mereka berdua menyantap makanan tanpa memperhatikan citra. Mereka tidak perduli dan memilih memuaskan perut mereka daripada menyiksa diri.

"Para pengunjung sekalian festival makanan akan dibuka sebentar lagi."

Gia dan Yu Ren mengalihkan fokus mereka dari makanan dan melihat pria paruh baya yang berdiri didekat patung simbol Kekaisaran Huang Shi. Mereka dengan cepat menyelesaikan makanan untuk bergabung dengan festival yang akan berlangsung.

-TBC-