webnovel

25. Boys Before Flowers wanna be.

Setelah Risu mandi, ia kamudian mencari pakaian yang akan dipakai. Ia memakai kerudung dan baju yang sangat sopan dan tidak ketat. Lalu kemudian ia keluar pakaian tersebut.

"Kamu mau kemana? Kok rapi banget?" tanya mamanya.

"Aku ada rapat OSIS mah."

"Rapat OSIS?"

"Ia"

Risu kemudian duduk diatas sofa sambil menunggu temannya Monra yang akan datang.

"Mau kemana kamu kok rapi banget?" Terdengar suara laki-laki yang baru saja keluar dari kamar ibunya. Siapa lagi kalau bukan sang ayah.

"Aku mau pergi kesekolah. Soalnya ada rapat OSIS"

"Oh, jadi kamu anggota OSIS?" Tanya ayahnya.

"Ia pah, aku sekertaris. Siap asar aku pergi. Solat dulu"

"Kamu jangan terlalu capek lo Risu." Kata sang ibu yang mulai khawatir.

"Insya Allah gak apa-apa mah."

"Katanya nanti malam ada pertunjukan randai ya?" Kata ayahnya.

"Ia. Tapi cuman gladiresi doang menjelang Triathlon dimulai" kata Risu.

"Jadi Triathlon mau mulai lagi pasca Corona begini?" Tanya ibunya yang mengunyah kue talam.

"Ya gitu deh. Hah, kangen aku berbagai macam event yang ada disini. Kaya oyak tabuik, tour The Singkarak sama Triathlon. Bisa ngumpul bareng teman-teman."

"Papa malah kangen jadi anggota randai lagi. Dulu papa jadi Nan Tongga" kata ayahnya mulai bercerita.

"Nan Tongga? Serius?" Tanya Risu tidak percaya ayahnya yang tampan memerankan karakter tersebut.

"Ia. Sampai dulu papa populer banget dikalangan cewek-cewek. Cuman papa itu demennya sama mama kamu. Dulu mama kamu cewek satu-satunya yang gak suka sama papa"Ujar ayahnya bernostalgia.

Waduh, macam dia ke Yanda sekarang. Dimana dia cewek satu-satunya yang tidak menyukai sosok Yanda sangat menyebalkan. Tapi bukannya kata ibunya dia harus bersaing dulunya?

"Bukannya mama dulu bersaing mendapatkan papa?"

"Ya dulu...sekarang mah enggak. Mama itu harus berhadapan dengan anak randai cewek. Yang waktu itu super overprotektif banget. Papa kamu dilarang-larang suka sama cewek yang bukan anggota randai"

"Kenapa kisahku mirip sama kalian berdua? Hanya saja aku belum dapat hal yang demikian" Ujar Risu tidak percaya akan hal ini.

"Ada anak randai yang suka sama kamu?" Tanya ayahnya yang mulai berdiri mengambil sesuatu.

"Ada.... cowok itu menyebalkan banget. Pagi-pagi alah mancari gara-gara (Pagi-pagi sudah mencari masalah)"

"Mencari masalah gimana?" tanya mamanya yang ikut berdiri mengambil sepiring kue untuk ditaro diatas meja.

"Pagi-pagi alah minta nan aneh-aneh. ( Pagi-pagi sudah minta aneh-aneh). Pacaran nggak, sudah minta hal yang tidak aku inginkan" Kata Risu menceritakan apa yang ia ceritakan tadi pagi.

"Pasti minta ciuman ya?" mamanya mencoba menduganya. Risu mendengar itu seakan tau firasat ibunya.

"Kok tau mau? Mama cenayang ya?"

"Bukan masalah mama cenayang atau gimana. Papa kamu dulunya kaya begitu, GATAL" Kata sang ibu menekankan kata itu dengan ekspresi yang lumayan konyol. Mendengar itu sang ayah lalu duduk disamping sang ibu dengan merangkulnya. Dia memperhatikan celoteh istri tercintanya.

"Hahahahahaha... ia pa?" Tanya Risu.

"Bukan gatal ma. Tapi papa tergoda dengan mama. Mama itu aneh, cewek paling unik sepanjang abad. Orang-orang pada ngejar papa. Mama doang yang aneh malah bucin ama godok bagulo. Tapi mama akhirnya sukakan sama papa akhirnya? Kok bisa?"

"Dulu papa datang ke orangtua mama. Akhirnya mama mau nerima papa. Sampai bawa orangtua papa juga. Jadi mama terima"

"Emang siapa sih yang suka sama kamu?" Tanya ayahnya.

"Namanya Yanda. Dia memang kumbang sekolah. Cuman aku gak suka sama dia karena dia aneh" Kata Risu.

"Yanda. Kalau dia datang kesini, papa tandai"

"Gak usah pa. Biarin aja."

Beberapa saat azan Asar tiba. Risu kemudian beranjak dari sofa. Sebelumnya Risu pada saat selesai mandi, dia sekalian mengambil air wudhu. Makanya pada saat dia sudah siap, dia langsung mengambil posisi. Dia bentangkan sajadah, ia ambil mukena dan ia pasang. Selanjutnya ia duduk sampai azan selesai. Ia jawab panggilan azan tersebut dengan saksama. Setelah selesai ia baca doa dan tinggal menunggu iqomat. Sebelum solat ia membaca doa dulu agar sosok yang seperti tadi tidak mengganggunya solat. Beberapa saat kemudian, kumandang Iqamat terdengar. Ia lalu berdiri dan mengucapkan takbiratul ihram. Risu mengerjakannya tumakninah. Ia mengerjakannya selama beberapa menit hingga rakaat ke empat, dia mengucapkan salam. Dia berdzikir sejenak, kemudian dia berdoa memohon ampun serta perlindungan. Sebab hanya kepada Allah dia meminta segalanya.

Beberapa saat kemudia, ia menanggalkan mukena yang ia pasang. Risu memasukan laptop didalam tasnya. Tas itu dia sandang. Ia merapikan kerudungnya yang kerimuk sedikit. Hingga beberapa saat kemudian terdengarlah bunyi beberapa motor yang berhenti didepan rumahnya.

"Risu ...." panggil mereka. Siapa lagi kalau bukan Nisa dan juga Monra. Dua orang gadis itu membuka pintu pagar yang belum terkunci. Ibu dan ayahnya Risu keluar.

"Temannya Risu ya?" Tanya ayahnya dari Risu. Pak Arthur. Melihat sosok yang bertanya kepada mereka, 2 gadis itu terpana. Betapa gantengnya bapak-bapak yang menyapa mereka.

"Ia om" ujar mereka. Bapak-bapak ini siapa ya? Kok tidak pernah terlihat? Malah mirip Won Bin lagi.

"Monra, Nisa ayo masuk. Risu udah nungguin kalian"

"Ia om dan tante" Ujar mereka. Ketika mereka masuk, Risu sudah siap. Tinggal berangkat saja. Risu kemudian menyalami kedua orangtuanya.

"Mah, pah, Risu pergi dulu"

"Ya hati-hati"

"Kami pergi juga ya om, tante"

Mereka juga ikut menyalami. Lalu mereka bertiga keluar. Mereka tidak menyangka ayahnya Risu setampan itu, sampai mereka berdua heboh.

"Papa mu ganteng ya. "

"Gak ganteng amat kok. Biasa saja" kata Risu.

"Tapi papamu kaya Won Bin. Mirip banget bet"

Mereka menghidupkan motor. Risu kemudian nebeng dengan Nisa. Dalam perjalanan, mereka berdua heboh membahas soal ayahnya yang tampan minta ampun.

"Aku gak pernah ngeliat ayahmu. Tapi ayahmu tampan sekali" kata Nisa memuji.

"Ia ganteng banget. Tapi gini nih kalau seandainya Yanda datang kerumah kamu, pasti bakal disangka cowok kamu itu. "

Mendengar itu, Risu punya ide yang bagus. Bagaimana kalau ia besok diantar oleh ayahnya ke sekolah. Pasti Yanda heboh setengah mati. Risu kemudian tertawa sendiri. Melihat itu teman-temannya menoleh kepadanya.

"Kenapa Ris?" Tanya mereka berdua.

"Nggak. Aku ngebayangin aja kalau yang ngantarin aku sekolah adalah papaku besok. Gimana hebohnya si Yanda." Ujar Risu senyum sendiri. Melihat kelakuan teman mereka, mereka tersenyum.

"Tumben mikirin Yanda. Biasanya nggak pernah" Ujar Nisa.

"Ia nih"

"Siapa yang mikirin? Orang kalian yang mancing. Tadi aja, aku pasang foto ayahku di story WA dibilangnya kalau bapak ku itu pacarku. Gak mungkinlah aku suka sama bapakku" kata Risu.

"Yaelah. Ya udah besok minta papamu ngantarin kamu kesekolah besok. Pasti Yanda cemburu tuh wkwkwkwkwk." Kata Monra.

"Kayaknya. "

Sampailah mereka disekolah. Setibanya disekolah, sudah ada beberapa anggota yang datang. Diantaranya ada Andini, Mahesa dan Lupita.

Risu yang pertama turun duluan dari motor, kemudian menghampiri mereka. Ia berjalan kearah mereka. Sampai disana.

"Baru segini yang datang?"

"Ia baru segini. Sabar dulu yak"

"Oke"

Dua gadis lainnya menyusul sehabis mereka memarkirkan sepeda motornya.

"Gimana Ris?"

"Baru segini yang datang"

Mereka semua menunggu, hingga tanpa sadar terlihat beberapa motor berbondong-bondong memakirkan sepeda motor mereka. Kedatangan mereka macam gank motor yang sekonyong-konyongnya masuk ke dalam sekolah mereka, tanpa izin dari penjaga. Itu adalah Ketua OSIS sama WAKETSIS ( Wakil ketua OSIS). Mereka jalan macam gank F4 dalam drama Korea BOYS BEFORE FLOWER. Namun, cara berpakaian mereka macam style yang tidak asing dipakai seseorang. Pakaiannya terkesan sangat dejavu, perlente dan kesannya sok. Inilah yang membuat Risu sedikit tidak suka karena baginya, mereka itu seperti para jamet yang hadir didunia tiktok. Poak ( norak ), dan seperti memaksa mengikuti arus.

"Ayo masuk"

Ketua OSIS yang terkesan sok karismatik membuka pintu ruangan mereka. Lalu semuanya masuk dan mengambil tempat duduk masing-masing. Ketua OSIS itu lalu menatap Risu sebentar. Karena baginya dialah yang paling cantik diantara cewek lain disekolah ini. Lalu ia fokuskan masuk keruangan itu.

Rapat Dimulai.