webnovel

23. Diary baru.

Sehabis solat, Risu membuka laptop dimeja belajarnya. Dia hidupkan lalu dia tunggu sama layar windowsnya keluar. Rencananya ia ingin menonton film fantasi. Sebab, akhir-akhir ini dia mengalami kejadian yang tidak masuk akal. Bagaimana tidak? Sosok perempuan yang selama ini hadir dalam hidupnnya tidak mau menunjukan identitas aslinya. Malah dia tidak mau memberikan inisial namanya. Ia membuka folder didata C dengan menekan Win+E. Lalu ia mencari film fantasi yang mendekati kisah hidupnya. Detektive K, Twilight dan Tale of The nine tailed. Siapa yang harus ia bawa pulang. Namun, ia mencari sesuatu yang ingin dicari. Yaitu tentang siapa itu siti Baheram? Kenapa kerangka rumahnya masih ada walau tidak utuh?

Ia melihat kondisi kediaman rumah siti Baheram sudah dipenuhi akar pohon yang menjulang keatas. Hingga kepalanya ikut mendongak karena melihat fenomena tersebut untuk pertama kalinya.

Ia cari data tersebut sesuai dengan mesin pencarian. Awalnya dia membacanya melalui Wikipedia. Namun, ketika dibuka mereka mencantumkan format artikel dengan menggunakan campuran bahasa Minang lama. Lalu ia menemukan artikel yang ditulis dengan bahasa Indonesia. Ia buka dan membacanya. Ternyata siti Baheram terbunuh pada tanggal 11 November menjelang 12 November 1916 oleh 2 orang pemuda bernama Gandoie dan Juki. Mereka merampok perhiasan, peniti perak dan juga tusuk konde. Lalu ia teringat dengan mimpinya yang barusan ia alami. Mungkinkah perempuan yang ia mimpikan adalah siti Baheram?

Jika itu benar, kenapa dia yang menjadi sasarannya? Apakah wanita itu memang benar siti Baheram? Lalu siapa yang dia cari? Ia sedikit ragu ketika membaca itu. Namun, apakah benar itu dia? Karena kisahnya sangat mirip dengan apa yang ia mimpikan barusan. Lalu ia kemudian membuka aplikasi word. Disana ia langsung mengetik secepat mungkin. ia memicingkan matanya. Ia berusaha mengingat awal dia mengalami kejadian ini. Dia menulis bahwa ia pertama kali mengalami kejadian tersebut dimana ia bermimpi tentang seorang perempuan, yang mayatnya dibuang disungai. Lalu ia bertemu dengan perempuan yang dipenuhi kunang-kunang, sampai ia mengimami dia solat.

Dia kemudian langsung menyimpan data tersebut dalam folder khusus.

'AKU HARUS CARI TAU TENTANG INI. JIKA BENAR BAHWA DIA ADALAH SOSOK YANG PERNAH TERBUNUH DIWAKTU ITU, MAKA AKU HARUS CARI TAU SIAPA YANG HARUS DIBAWA PULANG?' Gumam Risu dalam hati. Ini seperti kisah berantai dimana perlahan-lahan apa yang dia alami telah menemukan jawabannya. Tapi dia harus tau kepastiannya. Rencananya, akan menyaksikan pertunjukan randai tersebut bersama dengan teman-temannya. Kemudian ia akan memotret atau merekam perscene adegan siti Baheram sampai habis.

Beberapa saat kemudian terdengar suara yang tak asing.

"Risu!!!" ada seseorang yang memanggilnya. Ia kemudian keluar.

"Risu ada yang manggil" Ujar ibunya juga ikut manggil.

"Ya bentar"

Gadis itu kemudian berlari keluar.

Ternyata itu adalah kawannya Monra.

"Mon?!"

"Ris, kamu disuruh sama ibu seni budaya buat mempublikasi kegiatan randai"

Pas sekali dia juga berencana untuk mendokumentasi acara tersebut.

"Kamu mau nggak?"

"Mau dong"

"Nah, siap asar kamu pergi kesekolah. Nanti sama aku"

"Oke. Nisa gimana?"

"Nanti tu anak ngantarin konsumsi nasi

"Ya udah. Aku bakal datang nanti."

"Nanti aku balik kesini lagi. Aku ke Balai Kuraitaji dulu"

"Oke...hati-hati dijalan"

Ia kemudian masuk kedalam rumah. Saat teman-teman ayahnya sudah pulang. Ia melihat ayahnya sudah tertidur pulas dikamar. Ibunya sibuk memasak makanan enak buat suami tercinta. Sementara karyawannya menyiapkan beberapa kotak snack. Karena merasa tidak enak, Risu ikut membantu.

"Boleh ikut bantu?" Risu menawarkan diri.

"Buliah"

Risu kemudian membantu mereka dalam menyediakan snack tersebut.

"Patang ndak amak mimpi anak bujang jo anak gadih ndak jadi anak daro dek sapasusuan. (Semalam ibu mimpi anak bujang sama anak gadis tidak jadi nikah karena sepersusuan)" Ujar ibu-ibu. Namanya Ibu Zubaidah, mengingat mimpi yang ia alami.

"Tapi rasonyo nyato (Tapi rasanya nyata)" Kata ibu itu.

"Nyato? Awak pernah lo mode tu nyeh. (Nyata? Aku juga pernah kaya gitu)" ujar yang lain.

"Tapi mimpinyo, sadiah bana koaaa. Inyo alah tunangan ndak. Tapi nan padusi ko ndak tau maso nan laki-laki ko saudara sapasusuan ee. (Tapi mimpinya sedih sekali. Dia udah tunangan? Tapi perempuan itu tidak tau bahwa laki-laki ini adalah saudara sepersusuannya)."

"Mode carito Anggun Nan Tongga. (Kaya cerita anggun nan tongga)."Ujar Risu.

"Anggun nan tongga tu nyo dek garo-garo saikua buwuang ajaib, amuah bapaliang ka padusi lain. (Anggun nan Tongga tu gara-gara, mau berpaling sama perempuan lain). Padahal Gandoriah itu setia sekali" Ujar seorang karyawan bernama kak Nida dengan jengkel.

"Tapi endingnyo kan mode tu kak. (Tapi akhirnya kan kaya gitu)"Ujar Risu.

"Apo ending ee ( apa akhirnya)?" Tanya kak Nida.

"Endingnyo inyo tu ndak tau, kalau Nan Tongga tu sapasusuan jo Gandoriah. Tapi nan baduo tu tau katiko nyo ka manikah lo. (Akhirnya dia tidak tau kalau Nan Tongga itu sepersususan dengan Gandoriah. Tapi mereka berdua tau ketika mereka mau menikah)" Ujar Risu.

"Oh kaya gitu pula akhirnya. Sedih juga ya. Padahal Gandoriah itu sangat setia." Kata Bu Jubaidah.

"Gimana lagi. Tandanya mereka tidak jodoh"

Risu tersenyum. Ia kemudian meletakannya rapi-rapi pesanan orang-orang dari sekolahnya.

Risu mendengar topik apa yang mereka bahas agar suasananya cair dan tidak kaku.