webnovel

the cupu boy

shepia_18 · Urban
Not enough ratings
4 Chs

part 1

#the cupu boy

Kringg, kringg, kringg

Bel sekolah berbunyi menandakan jam belajar hari ini telah berakhir.  Seluruh murid berserakan keluar gerbang, akan pulang ke rumah masing masing.

"sa, gua pulang duluan ya,  dah dijemput nih" ucap mozza yang sedang membereskan buku-bukunya untuk masuk kedalam tasnya dan sesekali melihat angkasa yang melakukan hal sama.

"lo masih marah ya...,  sorry deh soal yang tadi"

" gak kok gua gak marah"

" Beneran"

"hmm"

" gua harap dia inget sama lo, dan ada yang ngubah lo kek dulu lagi. Gua rindu " gumam mozza menatap angkasa dengan tatapan rindu sikap angkasa yang dulu.  Dimana angkasa yang ceria, berbakat, jutek dan selalu menghiburnya.

" Hey!!  Hello..., kok lo malah bengong" geram angkasa yang melambaikan lengannya di depan wajah mozza dan berhasil membuyarkan lamunan mozza.

" eh ngga kok, yaudah gua pulang dulu yak " setelah mengatakan itu mozza segera bergegas pergi meninggalkan angkasa.

°•°•°•°•°•

CEKLEKK...

Bulan membuka pintu utama rumahnya dengan sedikit hati hati.  Suara tawa yang pertama kali di dengarnya. Tawa yang begitu sulit untuk ia rasakan.

Bulan menatap arah keluarganya dengan sendu. Sakit, sangat sakit menurutnya.

"ma, pa, kapan kalian bisa ketawa bahagia kayak gitu bareng bulan? Aku sayang kalian!  Kalian sayang gak sama aku?" Batin bulan bertanya pada dirinya sendiri

Hap...

Sentuhan familiar menyentuh bulan yang saat ini lengan itu berada di pundaknya

Tes...

Air mata bulan menetes tanpa seizin empumya. Bulan berbalik dengan getaran cukup kuat.

"bang... " lirih bulan saat mendapati niko disana. Niko langsung membekap bulan di dalam pelukannya seakan merasakan apa yang dialami bulan saat ini.

"gua tau, gua tau yang lo rasain. Gua ada disini buat lo, buat lo! Jadi lo jangan nangis ya" ucap niko lembut seraya mengusap bahu bulan.

"tapi mereka gak pernah anggap gua ada" lirih bulan lagi

"tapi gua pengen lo disini, dirumah ini, gua bakal lindungin lo" bisik noko seraya tersenyum manis.

"makasi ya bang... Gua sayang sama lo"

"manja amat sih lo" senyum bulan merekah namun

Tiba-tiba...

Bulan merasakan lengan kasar mencubit pipi lembutnya.

"aw... " ringis bulan.

"sakit bang... " bulan mengerucutkan bibirnya menahan pipi yang sekarang terlihat merah.  Niko terkekeh dengan tingkah bulan  yang sangat berbeda bila di luar rumah.

Bulan berjalan melewati kedua orang tuanya dan juga...

Venus.

°•°•°•°•°•

"dari mana aja kamu! " terdengar dingin dan tegas.

"dasar gak punya sopan santun! " ucap mama bulan -sandra.

Terlihat tatapan sinis dari venus, venus memang tidak menyukai bulan entah apa akibat dan sebabnya.

"udahlah ma, pa,  kasian bulan capek tadi abis nganter aku plus bantuin aku beresin berkas di kantor" niko datang dan langsung mengedipkan sebelah matanya seolah mengharuskan bulan berkata 'iya'.

Tanpa meperdulikan ucapan niko dan bulan yang tertunduk lesu,  alex.sandra.dan venus tertawa kembali dan melanjutkan canda tawanya.

Bulan menaiki tangga dengan cepat,  terlihat wajah bulan yang saat ini sangatlah murung.  Banyak pertanyaan yang mulai hinggap di benak bulan, namun bulan menepis jauh jauh pemikiran itu, ia tak mau beranggapan negatif pada keluarganya sendiri.

Bulan membanting tubuhnya di kasur Queen size nya. Ntah kenapa ia memanggil kasurnya Queen?  Ya.. Karna cocok sekali dengan dirinya yang berjenis perempuan.

Bulan menangis tersedu sedu yang mengakibatkan getaran hebat di pundaknya. Bulan membangunkan tubuhnya yang mulai lelah karna menangis.

Lalu dengan sigap bulan memeluk foto yang ada di hadapannya (di meja riasnya). Bulan kembali menangis sekencang kencangnya ketika membuka dan melihat foto dirinya dan sorang lelaki tampan di sana.

Dan kembali mengingat masa masa dulunya bersama dia yang di rindukan.

Flashback on √

"hiks... Hiks... Hiks" tangisan bulan semakin bertambah saat itu.

"udah jangan nangis lagi,  nanti eza juga ikut nangis" lirih eza mencoba menenangkan bulan.

"coba ceritain" eza segera menangkup wajah bulan di kedua tangannya.

"oma gue, oma gue udah gak ada...  Hiks... Hiks"

"terus gue harus gimana?  Cuma oma yang sayang sama gue,  apa gue ngikut oma aja ya! " tanya bulan yang berhasil mengejutkan eza.

"gue sayang sama lo, jadi...  Lo gak boleh ngomong gitu"

"hiks... Hiks... Hiks" bulan semakin mengencangkan tangisannya.  Haruskah ia terbuang tanpa adanya oma yang selalu menjadi titik harapannya selama ini?

"udah dong jangan nangis lagi,  nanti gue beliin eskrim vanila" ucap eza dengan cengiran tajamnya.

Bulan berhenti menangis namun belum juga menghentikan sesenggukannya karna mendengar makanan/minuman favoritnya di sebut sebut.

Mendengar bulan tidak menangis lagi, eza segera melanjutkan aksinya.

"gue beli eskrimnya berapa ya?  10 aja deh" lanjut eza.

"beneran?" tanya bulan yang sangat bersemangat.

"iya dong!"

"asiiik" teriak bulan reflek memeluk eza.

Eza hanya tersenyum simpul ketika melihat sikap bulan yang dapat membuat moodnya berubah ubah.

'gue seneng liat bulan gue seneng, apalagi sampe ketawa kek orgil, dag-dig-dug tau rasanya'  batin eza seraya tersenyum menatap bulan yang kini melupakan masalahnya.

Flashback off √

"gue kangen lo" lirih bulan saat akan tertidur lelap sembari memegangi foto itu, bukan bukan memegangi tapi memeluknya. 

Ia harap cepat atau lambat ia akan bertemu dengan reza.

°•°•°•°•°•

Bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba yang siap mengisi perut dengan kekenyangan.

BRUKKK

Bulan tersentak kaget saat dirinya menabrak seseorang, tidak tinggal diam bulan memaki orang yang ada di hadapannya tanpa menatap orang itu.

"mankannya kalo jalan tuh liat liat, gak punya mata apa!" maki bulan pada orang yang menabraknya tadi.

"ma-maafkan saya" lirih dan mohon orang itu pada bulan.

Berasa suara yang di dengarnya itu familiar. Dengan kecepatan 180° bulan mendongakkan kepalanya pada arah depan, tempat seorang yang bergaya 'ewh'  sembari memegang buku buku tebal di genggamannya.

"oooooo ternyata elo ya, yang nabrak gue" bulan hanya ber o-ria dan manggut manggut.

Sontak bulan tidak tinggal diam, ia memaki angkasa di depan umum.

"saya mohon maafkan saya" permohonan untuk kedua kalinya telah di ucapkan oleh seorang angkasa.

Belum sampai bulan menghina dan menjambak angkasa, guru yang terkenal dengan super killernya datang dengan ketidak sengajaan.

Sontak siwa dan siswi yang sedang menontonpun menyegerakan diri untuk bubar.

Termasuk pada bulan, zulfa, dan keyla (BUFALA).

"urusan kita belum selesai! Ingat itu!" bisik bulan pada angkasa sebelum meninggalkan tempat itu.

"ada apa ini!!" gempar gema suara itu membuat sepi seisi kantin.

"gak pa-pa bu" puncak merdeka angkasa mulai terpancar.

"yasudah jangan ada keributan lagi ya" ucap bu guru itu yang mulai mereda.

"baik bu".

°•°•°•°•°•

see you next part→_→

jangan lupa untuk di share, and vote

see you next part→_→

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

shepia_18creators' thoughts