webnovel

Chapter 73 (The Worked Hard)

Malam itu yang ada di tempat Neko. Sama seperti biasanya, Neko menatap bukunya sambil duduk di sofa miliknya.

Sementara Yechan ada di dapur memasak. Sebelumnya memang dia yang ingin memasak.

"(Kali ini aku akan membuat makanan yang lebih enak, lebih enak dari kare yang di buat Akai kemarin, meskipun kemarin itu hanya kare, tapi rasanya benar benar sangat enak... Aku memang tidak bisa membuat kare se enak itu, tapi aku akan membuat berbagai makanan yang enak)" Pikir Yechan dengan senyum senyum sendiri menatap kompornya.

Tak lama kemudian, ponsel Neko berbunyi dari meja sofa depan nya, dia mengambil itu dan rupanya dari Jun.

Neko mengangkat panggilan itu. Seperti biasa, yang bicara Jun duluan. "Boss, apa aku tidak mengganggu anda sekarang, Bos?" Tanya Jun.

Neko terdiam, dia menoleh ke Yechan yang fokus memasak membelakangi nya. Lalu Neko membalas. "Tidak ada"

"Kalau begitu aku ingin membicarakan sesuatu"

"Katakan saja" Neko membalas sambil menyenderkan punggung nya di sofa.

"Tuan Beum, anda sudah tahu bahwa dia telah mengambil seluruh total alih kekuasaan museum?"

"Ya, aku mengetahui itu dari Kim" Kata Neko. Tak di sangka sangka, kalimat itu terdengar oleh Yechan yang tak sengaja mendengarnya.

"(Akai sedang berbicara dengan seseorang di ponsel... Lalu dia menyebut nama Kim? Siapa itu?)" Yechan penasaran.

Lalu Neko melanjutkan pembicaraan nya. "Dia hanya merebut museum bukan?" Tanya Neko.

". . . Sebenarnya, setelah dia mendapatkan museum yang telah jadi, museum itu telah di buka untuk khusus orang penting saja, karya karya yang ada di sana di pajang dan karena karya itu, Tuan Beum harus melakukan kerja sama di berbagai banyak pihak dan sekarang, dia berencana untuk membangun sebuah gedung kekuasaan milik nya sendiri" Kata Jun.

Seketika Neko membuka mata lebar. "Apa maksud mu!! Apakah museum tidak cukup untuk nya!! Dia mencoba mengembangkan bisnis nya begitu saja!! Gedung kekuasaan memang nya untuk apa!! Belum lagi dia juga termasuk menggantikan ku dalam organisasi!!" Neko berteriak dengan marah.

Dan Yechan yang mendengar itu menjadi agak terpaku. "(Akai... Dia sedang marah... Apakah itu kemarahan nya yang sebenarnya... Siapa yang sebenarnya dia hubungi, kenapa dia begitu marah...)"

"Bos, anda harus tenang terlebih dahulu, untuk lebih lanjut nya, anda bisa bertanya pada Kim, kami masih memantau keadaan di sini" Kata Jun, kami yang dia maksud adalah dia sendiri dan Hyun, rekan nya.

Neko masih kesal lalu panggilan berakhir. Dia meletakan ponselnya di meja dan kemudian memegang kening nya. "(Sialan kau Beum.... Kau juga Matthew... Kalian berdua sialan...)" Ia benar benar kesal dan saat ini, bayangan hitam muncul dari punggung atasnya, bayangan itu menutupi semua pandangan dan juga tubuhnya.

Neko terdiam menatap tangan nya, tak di sangka sangka, ia melihat bayangan itu melilit tangan nya. "(Ini halusinasi ku... Saking banyak nya tekanan, aku benar benar berhalusinasi aku akan dimakan melalui tangan ku sendiri)" Ia menatap pasrah, tapi siapa sangka.

Tangan Yechan memegang tangan Neko dan di saat itu juga bayangan itu hilang begitu saja membuat Neko menoleh padanya.

"Um... Maaf mengganggu Akai, tapi.... Makanan sudah siap" Tatap Yechan dengan senyum nya lalu dia berjalan duluan ke dapur.

Neko masih terdiam menatap tangan nya. "(Apa yang terjadi... Kenapa tadi bayangan nya hilang?)"

Lalu mereka tampak makan bersama di meja makan. Neko menatap makanan yang begitu banyak di meja.

Lalu Yechan menoleh padanya dengan wajah agak malu. "Um, Akai" Dia memanggilnya, lalu Neko menoleh dengan masih mengunyah.

"Um... Apa pekerjaan mu baik baik saja?" Yechan menatap.

". . . Kenapa bertanya seperti itu, ini bukan urusan mu" Neko menatap, seketika Yechan terpaku.

"(Aku ingin sekali mengetahui keadaan Akai sekarang, dia terus saja dengan pandai menyembunyikan tekanan nya saat ini, bahkan dia sudah beberapa kali menghela napas panjang hanya karena mengeluarkan tekanan nya sambil pasrah saja, sebenarnya, apakah aku ini memang sudah berhasil membuat nya tertawa... Dia terlihat biasa saja setiap hari)" Pikir Yechan dengan khawatir.

Setelah selesai, Neko berjalan ke sofa dan mengambil ponsel nya yang ada di meja, sementara Yechan mencuci piring piring tadi.

Neko terdiam melihat pesan panjang yang terkirim oleh Kim. Dia masih berdiri dan membuka pesan itu.

== Dalam artikel yang tertulis pada 5 hari yang lalu bahwa sebuah museum dengan marga tinggi telah muncul di jalan percepatan di depan gedung kekuasaan yang sudah lama ada di sana. Gedung kekuasaan yang menguasai banyak karyawan telah berhadapan dengan museum yang telah dibangun, berbagai Seniman yang berbondong bondong mendaftarkan seni mereka ke sana, tapi hanya sebuah Seniman pahat lah yang paling di butuhkan, museum tersebut akan maju sebentar lagi karena banyak nya orang penting masuk hanya karena ingin melihat hal itu, sekian artikel publik==

== Dalam artikel yang tertulis pada 6 hari yang lalu, bahwa Beum Jyoun, pendiri dari gedung museum yang baru saja selesai dalam proyek nya, di duga dia menggunakan serah Terima tanpa tanda tangan dari pemilik museum yang asli, dalam organisasi sindikat yang berpengaruh di kota distrik, dia mengaku sebagai kandidat selanjutnya dari organisasi sindikat yang sudah dikatakan ilegal bahkan legal, lalu gedung kekuasaan yang semula milik direktur tinggi, dia mengambilnya dengan mudah hanya dengan satu tanda tangan dokumen yang begitu penting, kini dia mengakui memegang gedung kekuasaan juga, di duga, gedung kekuasaan beralih menjadi gedung artikel yang akan terus mengurus banyak nya artikel yang muncul dalam keluarga nya maupun museum sendiri, di butuhkan reporter dan semua yang berkaitan dengan "Karyawan yang mau menyerahkan hidup nya untuk bekerja di gedung kekuasaan", sekian artikel Nonpublik ==

Neko menjadi tambah kesal, dia meletakan ponsel nya dan berjalan keluar.

Yechan yang melihat itu menjadi terdiam. "Akai, kamu akan kemana?" Tatapnya.

"Hanya sebentar" Neko labgsung membalas, dia keluar di balkon villa nya, berada di luar dengan menatap langit yang begitu malam penuh bintang.

Dia menghela napas panjang dan tak di sangka sangka ia meraba saku bajunya dan merasakan sesuatu yakni permen merah nya.

Ia terdiam dan membuka bungkus nya lalu memakan nya sambil meletakan tangan nya di pagar balkon menatap langit. "(Jika ini semua berakhir, aku tak hanya akan di kurung, aku juga akan di cambuk oleh Chairwoman, sampai sekarang dia menutup mulut dan tidak memberitahu ku soal ini... Dia bahkan tidak mengatakan padaku, bahwa aku harus merebut kembali museum itu apapun yang terjadi, tapi mau bagaimana lagi, jika Beum sudah ada di atasku, aku hanya akan seperti menjadi karyawan nya saja)" Pikir Neko, dia benar benar kesal dengan keadaan sekarang membuat nya menghela napas panjang.

Tapi ia ingat sesuatu, yakni Matthew membuat nya langsung meletakan permen itu di antara gigi geraham nya siap menekan dan menghancurkan permen itu. "(Sialan kau Matthew, jika aku tahu ini akan terjadi seharusnya aku tidak mempercayai mu... Aku benar benar sungguh buruk dalam mempercayai mu, untung nya kau adalah lelaki baik yang tidak mau melakukan hubungan dalam bersamaku, tubuh ku aman sekarang... Dan pastinya ini masih sehat... Tapi keadaan membuat ku benar benar buruk, aku seperti seseorang yang menyedihkan sekarang...)"

Sementara di dalam, Yechan terdiam melihat dari kaca pintu balkon melihat Neko yang membelakanginya.

"(Akai... Apa yang sebenarnya terjadi padamu... Bisakah aku menjadi seseorang yang bisa masuk ke dalam kisah mu itu, agar aku tahu dimana letak tekanan yang selama ini mengganggu kesehatan tubuh mu)" Yechan terdiam khawatir.

Dia lalu menoleh ke sofa dimana ada buku Neko yang di baca tadi, ia mengambilnya dan melihat itu buku yang berjudul sesuatu yang membuat nya terdiam.

== The Point of Aritmatika Psikoligis ==

"(Judul ini... Inti dari psikologis aritmatika?)" Yechan terdiam dengan bingung, lalu membuka buku itu dan terkejut karena isinya hanyalah tanda maupun angka yang di katakan sebagai huruf pengganti.

"(Bahasa apa ini?)" Dia panik sendiri tapi menemukan sesuatu di halaman terakhir kertas di buku itu, ada tulisan yang sudah terlihat sekali terbuat dari bulpen.

Tulisan itu sangat jelas menggunakan kalimat yang sangat menyimpan sesuatu.

Yechan mencoba membacanya. "Hanya terus membaca....? Apakah tulisan nya itu?" Ia menjadi bingung.

Lalu dia agak mengerti sedikit. "(Apa jangan jangan kalimat ini artinya... Akai hanya terus membaca, dia terus membaca setiap buku? Dia pernah mengatakan padaku bahwa pengetahuan harus lebih luas dari apapun, aku memang mengakui dia sangat pintar dan cerdas, tapi kenapa pemikiran mu itu sangat salah mengenai diri mu sendiri...)" Yechan kembali khawatir pada Neko, ia lalu menutup buku itu dan meletakan nya di sofa, tapi siapa sangka, posisi yang tidak benar membuat buku itu terbuka dan langsung menuju ke halaman random.

Di sana tepat sekali ada tulisan bolpen lagi yakni. == Bosan dengan takdir, tak pernah menemukan satu buku yang bertuliskan nama panutan sendiri == Yang artinya, panutan adalah ayah nya. Mungkin Neko memang menulis itu, karena ayah nya di katakan sebagai penulis buku tetesan darah yang saat itu dia cari.

Setelah selesai mengeluarkan semua putus asanya di balkon hingga permen nya habis, dia masuk ke dalam dan melihat Yechan yang terbaring tengkurap di lantai sambil menggambar sesuatu.

Neko terdiam bingung dengan apa yang Yechan lakukan, lalu dia mendekat dan berlutut. "Apa yang kau lakukan?"

"Ah, aku sedang membuat sebuah gambaran" Yechan membalas, lalu di kertas itu ada gambaran apel.

"Apel?"

"Ya, dan aku akan memberikan nama gambaran ini" Yechan menulis lalu dia menunjukan nya, dia menambahkan tulisan nama Neko dengan nama. "Akai"

"Hehe, kamu suka apel kan" Tatap Yechan.

Neko terdiam dan menggeleng. "Terserah saja kau bocah" Dia berdiri sambil meninggalkan Yechan, tapi siapa sangka. Bel dari pintu Neko berbunyi, dia terdiam berhenti berjalan.

"(. . . Siapa?)" Ia terdiam sebentar hingga ia berjalan dan ia baru ingat sesuatu siapa yang akan datang malam ini dengan wajah agak terkejut sedikit.