webnovel

Chapter 42 (The Worked Hard)

Hari selanjutnya Neko menatap laptopnya yang ada dimeja ruang tamu.

Laptop nya di atas meja dan ia duduk di bawah karpet.

Nampak pandangan matanya benar benar fokus pada layar laptop nya.

"[Kim sudah membuat identitasnya]" Ia melihat kiriman dari Kim. Kiriman itu berisi identitas palsu milik Neko.

Bernama Akai berumur 20 tahun dan berkeluarga tunggal.

"Nice... Dia bahkan membuat umurku lebih muda, padahal Aku sudah lebih 25 tahun" Kata Neko. Tidak di sangka sangka, tubuh gadis seperti itu berumur lebih dari seorang wanita yang sudah seharusnya menikah.

Lalu ponselnya berbunyi dari samping laptopnya, ia mengambil dan melihat bahwa itu dari ketua sindikat, ia kembali mengangkatnya.

"Kau sudah mengecek kampus itu?" Tanya ketua sindikat langsung dari panggilan ponsel itu.

". . . Aku tidak akan, Aku kemari bukan untuk itu"

"Lakukan saja, ini perintah dariku. Jika Kau tidak mengetahui siapa yang menjadi terdekat Cheong kau juga tak akan bisa mengancam Cheong" Kata Ketua sindikat. Lalu Neko terdiam sebentar.

"(Mengancam... Jika memang orang yang ada di kampus itu merupakan orang penting milik Cheong, aku bisa mengancam Cheong dengan orang itu.... Tapi di sini, masalahnya orang itu berharga atau tidak dari Cheong)" Ia masih terdiam lama.

lalu Dongsik masuk dari pintu khusus untuk anjing lewat, dia mendekat ke Neko membuat Neko menandanginya ketika Dongsik berjalan mendekat dan menarik baju putih lengan pendek Neko dengan mengigitnya.

"Ada apa?"

"Woof, Woof..."

"Apa yang kau katakan?"

"Woof...." Dongsik berjalan di tempat dan berputar tubuhnya, dia seperti ingin mengatakan seauatu.

== Nona Majikan, ayo jalan jalan bersama ku, aku tahu tempat ini dengan baik karena ada seseorang yang selalu merawatku ketika kamu tidak ada ==

"(Apa yang bahasa anjing ini bicarakan....) Apa jangan jangan kau ingin Jalan jalan?" Neko akhirnya mengerti.

"Woof!" Dongsik menjadi mengangguk bersemangat.

"Aku tidak bisa..." Neko langsung mengacuhkannya dengan ponselnya masih di telinga nya.

"Siapa itu?" Tanya ketua sindikat.

"Oh, hanya seekor anjing yang mau aku berikan padamu tapi aku sudah tertarik duluan... Sekarang dia mengajak ku jalan jalan.."

"Kau mencoba jalan jalan bersama se ekor anjing? Apakah dua "anjing" mu itu tidak cukup?" Kata ketua sindikat.

Yang dia maksud adalah Hyun dan Jun, karena mereka seperti anjing yang mengawal dan mengikuti Neko kemanapun.

"Paling tidak mereka itu digantikan oleh nya" Kata Neko sambil menatap Dongsik, tapi ia terdiam ketika melihat Dongsik menatap memohon. Sepertinya anjing itu ingin kekeh berjalan jalan dengan Neko.

Neko masih terdiam, hingga menghela napas panjang.

Akhirnya Neko menemani Dongsik jalan jalan di jalan kecil desa. Neko memakai celana pendek dan masker yang menutupi mulut dan hidungnya, Ia juga memakai topi hitam supaya tidak panas. Dengan tali leher anjing, Ia berjalan mengikuti anjing Dongsik.

"(Ck, sialan.... Siapa sangka bakal panas begini... Aku terpaksa memakai topi agar tidak panas dan memakai masker agar tidak ada yang tahu wajahku, siapa tahu ada yang kenal aku dari kota... Dan juga.... Pakaian ku... Tidak nyaman)" Neko menjadi terdiam suram.

Padahal ia memakai pakaian yang cantik dan sangat cocok untuknya yakni celana pendek levis dan baju kaus putih lengan pendek yang dimasukkan ke celananya. Dia tampak ramping dengan tubuh indahnya.

Tak hanya jalan jalan mengikuti Dongsik dengan tali pengikat anjing nya, Neko juga melihat ada banyak pohon apel. Ia bisa melihat semuanya.

"(Apel... Apel yang berwarna merah itu, aku juga sangat menyukainya)" Pikir Neko. Tak di sangka sangka dia berpikir suka pada apel.

Tapi mendadak Dongsik menjatuhkan dirinya dan lebih memilih untuk tidur di jalan. Neko menoleh padanya. "Hei, ayo, apa yang Kau lakukan?

"Wof woof..."

"Bangun, ayo" Neko menundukan tubuh dan memegang tubuh Dongsik dan mengangkatnya, membuat Dongsik berdiri tapi tak disangka pintu gerbang kayu rumah di sampingnya terbuka dan muncul air yang tersirat diseluruh tubuhnya.

Neko menjadi terdiam, orang yang ada di dalam menatapnya dan melihat Neko yang menoleh padanya dengan tatapan mata merah menyala dan urat kemarahan yang terlihat di samping pipinya.

"Astaga, Aku benar benar minta maaf" Orang itu terkejut dan mengelap wajah Neko dengan handuk kecil yang ia pakaikan dileher. "Kau baik baik saja?" Tepatnya seorang lelaki bertubuh Pria. Jika di ukur, dia tinggi lelaki kuliahan sama seperti Matthew.

Sementara Dongsik meminum air yang ada di bawah itu. Orang itu menoleh pada Dongsik dengan bingung. Sampai tidak sadar Ia masih mengelap Neko.

"ini cukup, hey, Aku bulang cukup... Hoi.."

"Ah maaf"

"Aku baik baik saja" Kata Neko dengan tatapan dingin. Pria itu masih menoleh ke Dongsik. "Siapa namanya?"

"Dia Dongsik"

"[Hah, kenapa dia menjadi,.. Dia mencoba membawa Dongsik]" Pria itu shock sendiri.

"(Wajahnya tadi tertutup, jangan jangan Dia..)" Dia membayangkan Neko akan membunuh anjing itu.

"Aku pergi" Neko berbalik berjalan dengan baju yang basah, dia menurunkan topinya untuk tetap menjaga kepalanya sehingga orang itu benar benar tak tahu pasti wajah Neko.

Tapi. "Hoi, tunggu" Lelaki itu mendekat dan menarik kerah Neko. "Kau mencoba menculik anjing ini kan!?"

", , , /?" Neko menjadi mengangkat satu alisnya.

"Kenapa kau membuat nama untuknya, namanya Dongsik bukan Bongsik, sekarang Aku tahu Kau adalah penculik anjing ini"

"[Huh... Apa yang dia maksud, perasaan Aku mengatakan Dongsik]" Neko terdiam.

Mungkin dia memang mengatakan "Dongsik" Tapi yang di dengar lelaki itu justru "Bongsik"

"Cepat katakan padaku" Lelaki itu menatap dengan tatapan berani.

"Kau salah dengar" Neko menatap datar.

"(Huh....?) Tetap saja... Kau orang misterius yang datang di sini, cepat katakan padaku apa yang kamu lakukan disini? Apa kau ingin membantai orang orang di sini sesudah membunuh Dongsik nantinya?!"

"(Apa? .... Kenapa dia seperti meramal saja... Kecuali jika kau memberikan ku darah, aku tidak mungkin merasa malu untuk meminum darah anjing...). . . Hei, itu anjing yang menjaga rumahku, Aku yang akan merawatnya bukan membunuhnya, dan vila tempat anjing ini tinggal.. Itu milik ku" Kata Neko dengan nada biasa dan lirikan nya.

Seketika lelaki itu terdiam dan melepasnya.

"Ah.. Ehehe, be, begitu ya, maafkan Aku, aku tadi panik" Dia melepas Neko dan membersihkan baju Neko tapi siapa sangka, tangan nya terkena buah dada Neko membuat nya sendiri terkejut menarik tangan nya.

Neko hanya menatap tajam dari tadi. Ia kembali menurunkan topinya agar matanya tidak terlihat.

"E... Kau benar benar tidak merasa sakit kan?" Lelaki itu menatap khawatir, dari awal dia memang terlihat seperti lelaki yang tidak terlalu bisa menggunakan sifat tegas.

"Sakit? Kau menyiramiku dengan air lalu mengancamku..." Neko menatap dingin.

"E... Aku, benar benar minta maaf, Aku tidak sengaja Aku mohon" Dia merengek.

"[Dia... Agak bodoh]" Neko diam menatap.

"Be, begini aku punya baju ganti yang kosong"

"Tidak terima kasih, ini hanya basah bukan kotor" Kata Neko, tapi tiba tiba Dongsik berlari cepat membuatnya tertarik tiba tiba karena dia masih memegang tali leher Dongsik tadi. Lelaki itu menjadi terkejut.

Crash!...

Neko terjatuh duduk di rumput kotor. Lelaki yang menatapnya tentu saja terkejut.

"Akhhh!!!" Yang berteriak juga malah dia, Neko hanya terdiam dengan topinya yang jatuh. Di saat itu juga rambut nya terlihat dan tampak terurai, seketika lelaki itu terdiam terkesan.

"K... Kau baik baik saja?" Dia menundukkan badan menatap Neko.

"Ha.... Sial" Neko melepas maskernya uang kotor sehingga wajahnya benar benar terlihat membuat lelaki itu kembali terdiam.

--

"Ha.... Kau bilang baju ganti kosong" Kata Neko yang menatapnya membuka lemari.

"Aku memang punya tapi sepertinya Kau tidak suka" Dia menatap. Neko memakai baju kaus bergambar petani dan memakai celana santai yang besar.

"Aku benar benar minta maaf lagi, ini situasi yang sulit" Lelaki itu memberikan baju Neko yang sudah di beri tas karton karena tadi basah.

"Ha.... Begini saja, cucikan baju ku sampai kering, aku akan di sini" Tatap Neko.

"Eh... Kenapa kamu mau di sini?"

"(Sialan.... Memang nya siapa yang mau memakai baju besar ini)" Neko memancarkan aura dingin membuat lelaki itu terkejut dengan auranya.

"B.... Baiklah... Aku akan mencuci nya hehe... Aku pastikan kering dengan cepat" Dia langsung pergi.

Neko kembali menghela napas panjang dan menatap celana yang besar itu, dia lalu melepas celana nya dan membuang nya. Sekarang dia memakai baju atas yang besar itu saja, meskipun hanya memakai baju, baju itu bisa sampai di paha nya.

"Ha... Membosankan" Dia duduk di ranjang itu. Kamar itu benar benar tersusun rapi dan sudah jelas milik lelaki itu.

Sementara itu, Lelaki tadi memasukan baju baju Neko ke mesin cuci. "Baju baju ini kecil, tentunya begitu, ini musim panas, dan.... Aku belum pernah bertemu dengan nya... Aku masih merasa bersalah karena menyentuh dada nya..." Dia memasang wajah merasa bersalah. Tentunya lelaki sepertinya akan merasa bersalah setelah melakukan itu karena dia seperti lelaki polos.

Hingga ia kebanyakan menuangkan sabun. "Astaga..." Ia terkejut. Lubang mesin cuci itu penuh dengan sabun.

"Akh... Aku benar benar ceroboh, astaga...." Ia panik, sabun itu tak bisa di ambil lagi. Alhasil dia menghela napas panjang dan menutup mesin cuci itu.

Tapi tiba tiba Neko berjalan di belakang nya dan menatap agak jauh. "Ehem..."

"Hah?!" Lelaki itu terkejut menoleh karena suara itu.

Ia terkejut melihat paha Neko. "Akhh.... Apa yang kau lakukan.... Dimana celana mu" Dia mendekat sehingga keluar dari kamar mandi, dia bahkan bertanya dengan panik.

"Aku tidak suka...." Neko langsung membalas itu.

"Apa.... Bagaimana jika orang tua ku melihatmu" Lelaki itu memegang kedua bahu Neko sambil melihat sekitar.

"Kita kembali.." Tiba tiba saja, Seseorang membuka pintu, lalu mereka berdua menoleh. Mereka adalah orang tua lelaki tadi.

Dua orang tua lelaki tadi menatap mereka, seketika wajah mereka terkejut.

"Astaga...." Mereka terkejut melihat Neko ada di rumah dan di sini, Neko bahkan tak tahu situasi nya, dia hanya memasang wajah datar dari tadi.