webnovel

Chapter 175 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

"Hei, tung.... Gu...." Neko langsung terpojok di letakan di meja tinggi dan Felix mendekat, mereka mencium bibir.

"Hentikan.... Aku tidak mau!!" Neko mencoba mendorong nya sekuat tenaga. Lalu Felix menatap nya dan mengecup penutup luka di pipi Neko itu. "Ini hanya sebentar karena kau telah membuat ku kehilangan kendali, kau juga yang memulai ini"

"!! Apa... Aku! Ah! Tunggu!" Neko tertarik tubuhnya mendekat ke Felix yang mencium seluruh tubuh nya. 

"Kau benar benar melukai kepala mu.... Untuk hal ini, kau harus aku peringati" Tatap Felix. 

Ia lalu membawa Neko yang terangkat dan meletakan nya di ranjang luas itu. 

Mereka rupanya ada di hotel dekat dengan parkiran rumah sakit tadi. 

"Kau.. Kau mau apa..." Neko menatap waspada sekaligus takut. 

"Hanya menunjukan padamu bahwa aku tidak akan kasar dalam hal ini" Felix membalas sambil membuka kemeja Neko, ia juga menarik celana Neko turun membuat Neko terkejut. 

"Hentikan..." Ia memberontak dengan menahan celana nya. 

"Kenapa... Bukankah kau juga menginginkan ini, tubuh mu dingin bukan, jadi aku bisa membuat nya hangat, dan ketika aku menyentuh kulit mu, mereka dingin"

"Ta... Tangan mu lebih dingin.... Sangat dingin" 

"Hm... Mungkin karena ini akhir November.... Kalau begitu hangatkan tangan ku" Felix mengulurkan tangan nya. 

Neko terdiam, dia dengan gemetar mengulurkan kedua tangan, memegang tangan Felix yang bahkan lebih besar lalu meletakan nya di dada nya, ia memeluk tangan Felix yang bisa merasakan detak jantung nya yang berdebar hebat. 

Felix tersenyum kecil. "Gadis baik... Kau patut aju beri hadiah, karena tangan ku dingin, aku akan menggunakan hal yang hangat agar kau nyaman di sini" Kata Felix. Mendadak dia menatik tangan nya membuat Neko terkjeut melepas. Siapa sangka, kedua tangan Felix memegang kedua paha Neko yang sudah telanjang tanpa celana, lalu mengangkat nya menbuat Neko jatuh tertidur. "Tunggu, apa... Apa yang mau kamu lakukan!!" Ia panik. 

Hingga Felix mendekat mencium paha dalam Neko dan menjilat menghangatkan dengan lidah panas nya. 

"Hnga.... (Ini sangat.... Sangat hangat.... Aku tak bisa mengatakan nya... Juga sangat geli di sana.... Sebenarnya apa yang dia lakukan...)"

Felix tetap fokus melakukan apa yang dilakukan lidah nya. Kedua tangan nya juga masih memegang paha Neko membuat kedua kaki Neko terangkat ke punggung nya. 

"Hng.... Hentikan...."

Lalu Felix mendekat ke vagina Neko, dan menggigit celana dalam Neko di sana lalu menariknya membuat Neko terkejut. 

"Tunggu.... Tunggu.... Sungguh memalukan!!"

"Kau punya malu juga rupanya, tapi lihat lah ini..... Begitu menawan juga di sini, pussy milik mu sangat lembut di sini... Apa kau merawat diri mu atau ini anugrah surga...."

"Hentikan.... Itu kotor..."

"Kotor, ini tidak kotor... Apa aku harus menunjukannya pada mu melalui cermin... Ini bahkan tampak sangat lezat" Felix mendekat. Seketika dia benar benar melakukan hal yang ia akan lakukan tadi. Bermain main dengan vagina Neko menggunakan mulut dan lidah nya. 

"Akh!! (Kenapa rasanya begitu sangat aneh.... Aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya bahkan pada diri ku sendiri...) Hen... Hen... Tikan.. Ini.... Sangat aneh...." Neko gemetar. Mau bagaimana lagi, dia juga tak bisa bergerak karena kaki nya tertahan. 

Hingga tiba tiba ia terkejut kaku merasakan lidah Felix masuk dengan licin. 

Lalu Felix mengangkat kepala nya sambil menjilat bibirnya sendiri. "Orang menyebutnya nyaman, bukan aneh" Tatapnya pada Neko yang bernapas cepat. 

"Hng.... Itu menjijikan...." Ia menatap kesal. 

"Yang aku rasakan, iri sungguh sangat manis... Dan juga harum.... Bagaimana rasanya, pertama kali mendapatkan hal yang seprti ini hm..." Felix mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Neko. Mereka saling mencium bibir. 

Lalu Felix melihat Neko dari posisi nya di atas itu. Benar benar bisa melihat pandangan yang sangat menawan. Lalu memegang dagu Neko yang masih gemetar. 

Lalu ketika di saat itu juga, Neko mengatakan sesuatu dengan masih gemetar menggeliat. "Ini... Sangat.... Nyaman...." Tatapnya. 

Felix menjadi tersenyum kecil lagi dan mendekat mencium leher Neko. 

"(Kenapa ini sungguh sangat menusuk.... Aku tak tahu harus mengatakan apa lagi, dia memang benar benar pandai menggunakan lidah dan bibirnya....)" Neko menutup mata merasakan ciuman itu. Tapi mendadak, ia terpaku membuka mata ketika merasakan sesuatu. "(Apa yang terjadi.... Sesuatu menyentuh ku di bawah sana... Sangat keras...)" 

Lalu ciuman mereka lepas dan Neko melihat nya langsung. Mengangkat kepalanya dan ia benar benar terkejut kaku karena milik Felix berdiri di balik celana nya. 

Itu sungguh sangat jelas, bahkan itu menjalar ke paha Felix. 

"A... Apa itu... Itu.... Ular piton..." Neko gemetar menunjuk itu. 

"Ini bukan piton, tapi anakonda" Kata Felix membuat Neko terpaku.

"Ka... Ka... Kau... Akan.... Memasukan.... Itu... Di... Da.. Da.. Dalam... Ku...."

"Shhh..... Jangan terlalu gugup, atau kau akan kesakitan" Bisik nya. Seketika Neko mendengar suara resleting terbuka. 

"Tunggu, jangan... Jangan.... Aku tak mau!!" Neko menggeleng ketakutan. 

Tapi Felix mengangkat paha nya membuat nya terbaring tak bisa mengangkat tubuhnya, lalu mendekat membuat tanda cupang di leher Neko. 

"Hentikan...." Neko benar benar ketakutan, dia belum siap melakukan nya. Namun mendadak, Felix merapatkan kedua paha Neko ke atas dan langsung menyelipkan penis nya di sana.

"A... Apa yang kau lakukan?!" Neko terkejut, melihat penis yang menonjol dari paha nya. "(Itu sungguh keras dan menyakiti paha ku)"

Felix mendoronh dan menarik dengan penis nya yang terselip kedua paha Neko. Ia tampak berekspresi menahan dan terus bergerak. 

"Hentikan!! Itu sakit!! Terlalu besar... Paha ku bisa hancur" Neko berteriak. 

Namun Felix terus saja bergerak, dia sama sekali tidak lelah. 

"(Berapa lama dia akan melakukan nya....)" Neko menutup matanya dengan tangan nya sambil menggigit bibirnya. 

Felix terus menekan paha Neko untuk rapat membuat bekas dari jarinya. 

Hingga ketika lebih dari 5 menit berlalu, Felix akan mencabut nya tapi tiba tiba, ia langsung mengeluarkan nya mengenai perut hingga pipi Neko. 

Neko berwajah tak percaya dengan itu. 

Felix juga terdiam. ". . . Maaf...." Ia meminta maaf, tapi siapa sangka. Mendadak Neko perlahan menjilat cairan itu yang ada di samping bibirnya membuat Felix terpaku melihat itu. 

Ia mendadak langsung mencium Neko, mereka melakukan ciuman dalam. 

"(Waktu antara Serigala dan Harimau)..... (Adalah ungkapan yang berasal dari sebuah hal yang sangat aneh, mengacu pada momen ketika siang bertemu malam, saat senja membuat tidak mungkin untuk membedakan apakah makhluk di depanmu adalah anjing atau serigala. Ketika napasnya menyerang kehangatan- nya meresap ke dalam diriku... Dan aku tidak tahu lagi apakah dia mencoba membunuhku atau menjagaku. Ketika pertama kali aku menyadari itu... Apa yang dia inginkan adalah untuk 'memilikiku waktu yang di sebutkan dalam "waktu antara harimau dan serigala" sampai aku menemukan apa artinya itu selalu menjadi waktu yang gelap bagiku)" Neko meraih selimut dan menarik nya sambil memegang mulutnya. 

Sementara Felix mencium tubuh Neko dan tidak jarang berapa kali dia menjilat membersihkan cairan tadi membuat Neko bernapas panas. "Kenapa... Kenapa kau memilih menggunakan paha ku, kenapa kau tidak memasukan nya saja" Tatap Neko membuat Felix terdiam. 

Tapi siapa sangka, Neko mendadak mengalirkan air mata membuat suasana tambah diam. 

"Mengapa menangis lagi?" Felix mengusap air mata Neko perlahan. 

". . . Kau sangat buas" Neko menatap masih dengan menangis. 

"Bukankah aku sudah bilang bahwa aku akan lembut? Aku bahkan tidak memasukan nya, itu tidak di sebut seks..."

"Karena itulah.... Mengapa kau tidak melakukan nya.... Bukankah kau bilang kau mau menandai ku"

"Kau jadi berharap begitu rupanya, aku akan menuruti nya.... Setelah dirasa cukup itu masuk... Kau mengerti yang aku maksudkan bukan" Tatap Felix. Lalu Neko mengangguk. 

"Gadis baik" Felix kembali mengecup nya. Tapi ia menghela napas panjang. "Untuk hal ini.... Aku harus melakukan nya lagi" Tambah nya. 

". . . Apa maksud mu?" Neko menatap bingung, lalu ia melihat bawah, rupanya dari tadi, penis Felix masih belum puas. 

"Jadi, kau juga harus mengerti ketika aku bisa memasukan nya" Kata Felix sambil memegang kedua kaki Neko dan merpatkan pahanya lalu melakukan hal yang sama. 

"Tunggu... Tunggu.... Sebelumnya... Biarkan aku tahu..." Neko menatap memohon membuat Felix berhenti bingung. 

"Apakah kau keluar dalam waktu 5 menit lebih berlalu?"

"Yeah, kenapa, kau tidak suka dengan yang lebih lama? Aku kuat dalam hal ini"

". . . Siapa yang meragukan fisik mu" Neko menatap dingin. 

"Kalau begitu lewati itu, dan biarkan aku menikmati ini" Felix kembali melakukan nya membuat Neko terkejut kesakitan. "(Siall.... Itu bahkan sakit, aku bisa melihat paha ku memerah.... Apakah ketika aku bangun nanti, aku tak bisa merasakan paha ky....)" Neko tampak putus asa dan pasrah. 

--

Hari berikutnya, Neko terbangun membuka mata, dia bangun duduk dan tampak banyak sekali, bahkan lebih banyak cupang di seluruh tubuh maupun lehernya. 

Ia memegang kepala nya. "(Ugh, kepala ku masih sangat sakit....)" Ia bergerak tapi tak sengaja menyenggol sesuatu di samping ranjang yang rupanya itu Felix tertidur terbaring dengan telanjang dada. 

"(A... Apa apaan... Dia telanjang!!)" Neko terkejut kaju dan mengangkat selimut, rupanya Felix tidak telanjang, dia masih memakai celana panjang nya. 

Neko menghela napas panjang tapi ia merasa sakit pada bagian paha nya. Lalu melihat dari balik tubuh telanjang nya yang rupanya paha nya begitu memerah, sangat merah. 

"(Ugh.... Sangat sakit... Sakit sekali.... Berapa kali dia melakukan nya.... Aku hanya menghitung sampai 5 kali, dan itu sangat lama... Lalu aku tertidur karena lelah, tapi aku menjadi ingin bertanya tanya.... Ini saja sudah paha ku yang memerah, apalagi vagina ku jika dia memasukan nya.... Aku membayangkan itu akan hancur....)" Ia tampak ragu. 

Tapi ia menggeleng hingga tiba tiba meraskaan Felix memiringkan tubuhnya memeluk Neko dengan meletakan tangan nya di pangkuan Neko. Tapi ia merasakam bahwa Neko terbangun duduk lalu membuka mata, ia melihat punggung cantik dengan bekas luka kanji itu. 

Neko lalu menoleh padanya yang rupanya memegang tangan Neko dan mencium nya. "Kau terlalu cepat untuk bangun..."