webnovel

Chapter 142 (Flashback Kim)

Esoknya Neko berjalan masuk ke restoran dan duduk di salah satu meja besar yang telah di tunjukan.

Sementara Kim ada di belakangnya. "Aku tahu ini pertama kalinya untukmu, apa kau benar benar bisa menerima ini" Kata Neko yang berbicara tanpa menoleh ke Kim.

Kim terdiam dan mengangguk. Dia menatap tubuhnya sendiri perlahan melihat baju rapi yang ia pakai.

Sebelumnya, Neko mengambil sesuatu dari mobil, dia langsung melemparkan nya dan di tangkap Kim sebuah kotak baju. Kim membuka nya dan melihat bahwa itu adalah baju rapi jas setelan hitam.

"Pakai itu dan tunjukan bahwa kau kuat, ketika mengawal ku, bicaralah seperti seoranh kelas tinggi, jangan memasang wajah apapun selain wajah yang sama seperti ku, apa kau mengerti?" Neko menatap. Begitulah Kim berhasil mendapatkan pekerjaan darinya.

-

"Kau bilang dia akan datang jam 8 tepat. Ini sudah lebih 2 menit" Kim menyela dengan kalimat lain.

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Ini memang sudah biasa" Balas Neko dengan nada biasa.

"Sudah biasa? Apa maksud mu?" Kim menatap tak percaya.

"Yeah, jika ada seperti inian, harus nya ada sesuatu yang akan datang, kau harus siap" Kata Neko membuat Kim semakin ragu apalagi Neko mengatakan nya dengan nada yang biasa.

Tapi tiba tiba kaca di sampingnya yang besar itu menjadi retak, Kim yang merasakan itu menjadi terkejut. "(Apakah itu?!!)" Dia panik dan segera mendorong Neko untuk ke bawah meja dan saat itu juga kaca besar itu pecah dan pecahannya ke mana mana. Untung nya mereka tidak terkena.

Serangan tembakan pistol mulai muncul memburu mereka yang ada di bawah meja.

"Kita tak bisa disini!!!" Kim menarik tangan Neko masuk ke salah satu ruangan di sana.

Ia menutup pintunya dan menahan nya dengan tubuhnya.

"(Huf... Mati aku, kenapa kaca itu mengagetkan saja)" Kim menjadi bernapas cepat dengan jantung yang berdegup. Dia seperti pengecut yang sedang ketakutan sekarang.

Sementara Neko di hadapan nya menatap tajam dengan menyilang tangan lalu menghela napas panjang.

"Kau tidak bisa melakukan ini" Kata Neko sambil mengupas permen dan memakan nya di depan nya.

"Maaf, apa?" Kim menoleh dengan bingung.

"Tunggu, duduk dan lihatlah" Neko mendekat mengambil pistol yang di bawa Kim dan berjalan keluar dari pintu.

"Tunggu kau tidak bisa melawan merek-" Teriak Kim akan keluar juga tapi siapa sangka pintu itu terkunci membuatnya panik dan mendobrak dobrak pintu. Pintu itu terkunci dari luar oleh Neko.

"[Cih... Sialan]" Dia berusaha mendobrak hingga pintu itu hampir penyok, tapi karena terbuat dari besi, pintu itu benar benar semakin susah di buka tanpa kunci.

"Sialan!! (Jika aku tidak cepat, dia bisa mati... Terbukalah pintu sialan!!)" Kim mendobrak kencang dan tak lama kemudian ia bisa menghancurkan kunci pintu itu dan bisa keluar.

Saat keluar ia sudah mendadak menangkap pistol yang di lempar Neko. Ia juga menoleh ke Neko.

"Hei, mau bengong? Jika kau ingin melawan, kau harus butuh senjata" Kata Neko membuat Kim bahkan masih terdiam.

"Apa yang kau lakukan, cepat antar aku pergi" Tatap Neko dengan wajah dingin seperti habis membunuh.

Kim masih tak mengerti apa yang terjadi karena sudah tak ada lagi suara penyerangan di sana.

"(Apa yang terjadi, di mana orang yang menyerang?)" Ia melihat sekitar dengan panik. Sudah di pastikan bahwa Neko menghabisi mereka karena penyerangan terhenti.

Lalu mereka keluar dari restoran itu dengan Neko menempelkan ponselnya di telinga nya. "Halo direktur, benar benar payah, apakah hanya segini kau mempermainkan ku? Sangat payah" Kata Neko di ponsel lalu melempar ponsel nya mmebuat Kim terkejut dan langsung menangkap nya.

"Ha... Itu hampir saja..." Ia berhasil menangkap ponsel itu.

"Hei, cepatlah" Kata Neko sambil terus berjalan lalu Kim berlari mengikuti nya.

Sesampainya di parkiran untuk masuk ke mobil. Saat Neko sudah masuk ke mobil. Kim tak sengaja menoleh ke balik mobil box yang mencurigakan. Ia terdiam dan mendekat ke sana dan rupanya ada mayat seseorang tertembak tapi dari pakaian mayat itu dia adalah penyerang Neko tadi. Tak hanya sampai disana, Kim juga melihat di atas gedung tinggi seorang penembak sniper mati di sana tertembak, sebegitu tajamnya kah mata Kim melihat orang di atas gedung itu.

"[Apa yang terjadi sebenarnya, siapa gadis itu sebenarnya]" Kim terdiam lalu perlahan kembali ke mobil dan duduk di bangku supir.

"[Dia berpenampilan gadis, kenapa sangat aneh sekali... Apa dia begitu kuat]" Kim masih berpikir banyak. Lalu Neko menatapnya dari bangku tengah.

"Belajarlah menggunakan senjata yang terbaik, aku melakukan ini bukanlah untuk menjadi sia sia. Aku akan pergi dan meninggalkanmu, jika kau masih belum menguasai yang tadi aku akan membuat mu seperti mereka" Kata Neko.

Kim hanya terdiam mencoba mengerti apa yang dikatakannya. Tapi dia menjadi membalas sesuatu yang aneh. "Aku tidak bisa"

Neko menjadi terdiam bingung.

"Aku tak bisa.... Melihat kemampuan mu yang melebihi rata rata ku, aku benar benar sudah berpikir bahwa aku tak bisa melakukan hal ini, maafkan aku" Kata Kim sambil meremas kemudi.

"Ini sesuatu yang awal, kau akan belajar, jika tidak bisa, aku akan mengirim mu ke pusat pelatihan pengawalan"

"Tetap saja, aku tidak bisa melakukan ini, pekerjaan seperti ini bukan yang aku inginkan"

". . . Bukankah pekerjaan ini lebih cocok untuk mu karena kau bisa memukul, kau bahkan mengalahkan dua pengawal tidak berguna itu, apa sekarang kau masih berpikir begitu?"

"Yah.... Aku berpikir, aku akan terluka juga bersama mu dan aku tak mau akan hal itu"

". . . Itu adalah tugas pengawal jika kau terluka bersama ku, mati pun tidak harus di permasalahkan, apa itu masalah? Kau tidak tahu peraturan pengawalan atau apa?" Neko menatap tajam.

"Aku tak kau mati, ada seseorang yang harus aku jaga.... Harus!! Jika aku mati, sama saja aku tak bisa menjaga nya lagi, lebih baik aku mencari pekerjaan lain" Kata Kim sambil berjalan keluar, sebelumnya ia sudah memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, ia keluar dan meninggalkan Neko di dalam.

Neko hanya terdiam membiarkanya pergi, kenapa dia terdiam. Karena dia tak pernah peduli pada siapapun. Urusannya adalah urusannya sendiri dan urusan orang lain bukan miliknya.

Ia masih terdiam di sana, di tinggalkan oleh Kim begitu saja yang berkata melepas tugas nya.

"(Dia harus banyak mengerti, suatu ketika, dia akan bilang bahwa dia akan kembali padaku)" Pikir Neko.

Lalu datang 2 orang lelaki berpakaian lengkap penjaga, mereka mengetuk kaca mobil tengah membuat Neko membuka kacanya. Rupanya Hyun dan Jun, mereka benar benar cepat sembuhnya.

"Masuk saja" Kata Neko, lalu mereka berdua mengangguk dan masuk ke bangku depan mengendarai mobil untuk Neko.

"Bos, orang tadi, apakah itu tidak apa apa?"

"Apa kita perlu mengejarnya dan memberikan nya pelajaran karena meninggalkan anda begitu saja?"

"Dia benar-benar sangat buruk, kita harus membunuhnya, karena dia sudah berurusan dengan kita" Kata mereka berdua.

Neko hanya terdiam dan menghela napas panjang. "Benar benar sangat aneh, jalani saja tugas kalian, tidak perlu mengurus urusan orang lain" Kata Neko membuat dua pengawal itu kembali terdiam.

Mobilnya berhenti di sebuah gedung tinggi yang terlihat sangat rahasia untuk para petinggi.

Ia keluar dari mobil dan melihat gedung itu. "Bukankah ini gedung milik Direktur yang mengirim bawahan untuk menyerang ku?"

"Menyerang anda, kapan bos?" Jun dan Hyun menjadi panik.

". . . Sudahlah, lupakan saja, jadi, siapa Direktur ini?"

". . . Sebelumnya, ketua sudah bilang bahwa Direktur yang akan anda temui adalah direktur Han, beliau merupakan pemilik langsung tempat pelatihan pengawalan, kerja sindikat sudah bekerja sama dengan nya 3 tahun yang lalu karena kami dan setelah itu kontrak mereka putus hingga anda tidak mengenal nya"

"Hm... Pelatihan pengawalan, bagaimana dengan hal itu?"

"Sangat baik, fisik, pengetahuan dan teknologi lebih berkembang di sana Bos, anda bisa melihat para pengawal yang siap untuk di ambil dan di bayar" Balas Jun kembali.

"Ouh, itu baik, tapi, apakah itu selama nya bisa di bilang tenang tenang saja, bagaimana jika dia punya dendam padaku?"

"Ah, itu mungkin memang benar karena Direktur Han sepenuh nya membenci Anda bos, dia akan melakukan apapun untuk mencelakai anda termasuk yang anda sebut tadi, menyerang ketika anda di kawal oleh lelaki menyedihkan itu, itu mungkin sepenuh nya karena ketua sindikat sendiri" Baals Hyun.

Neko terdiam lalu menghela napas panjang, ia masuk dengan diikuti 2 pengikutnya tadi masuk, sementara itu di dalam terlihat Direktur Han sudah duduk menunggu disana. Direktur menoleh padanya.

"Waha.... Rupanya lebih dari ekspektasi ku, aku memikirkan wanita cantik tapi disini muncul gadis imut, apa ini putri dari Nona Neko itu" Tatap Direktur Han.

Neko berhenti berjalan dan berdiri di samping mejanya. "Aku Neko... Senang bertemu dengan Anda" Neko menundukkan sedikit badannya.

Mendengar itu Direktur Han langsung terkejut.

"(Kenapa yang aku lihat ini gadis imut, bukanya banyak yang bilang dia ini perempuan yang kuat) Ehem... Yam.. Maafkan Aku, duduk lah. Sebelumnya kita juga tak pernah bertemu kan" Kata Direktur lalu Neko duduk di depan mejanya.

"Ya, aku diminta oleh Ketua sindikat untuk datang kemari"

"Ah begitu hahha.... Rupanya benar yang dia bilang, kucing manis yang datang bwahaha" Direktur han malah tertawa membuat Neko memasang wajah sangat kesal.

"(Basa basi bangsat!) Ehem, memang nya apa yang dia katakan dengan kalimat yang pasti" Neko menatap.

"Begini, dia bilang begini" == Direktur Han, akan ada satu satunya bawahan ku yang datang untuk mendatangi mu sebagai pengganti ku, dia akan mengobrol dengan mu soal bisnis yang kau minta, jika dia menolak, maka itu akibat fatal karena pemikiran ku sama dengan nya, dan lagi, dia hanya kucing kecil =

"(Sialan... Merendahkan bawahan mu sendiri, awas saja jika aku merobohkan organisasi mu)" Neko kesal mendengar pernyataan itu tadi.