webnovel

Chapter 141 (Flashback Kim)

Sementara itu Kim terlihat merokok di gang kecil dengan adanya tumpukan mayat berdarah di sampingnya, di tangan para mayat itu tergambar tato lambang organisasi Viktor. Sudah jelas mereka adalah suruhan Beum untuk membunuh Kim tapi sepertinya Kim malah yang telah membunuh mereka.

"Rupanya aku juga terlibat dalam hal ini, karena itulah mereka mengincarku, benar benar sangat buruk sekali.... Beum sudah kelewatan" Gumam nya dengan menghela napas panjang.

Ia menyalakan rokoknya dan menghela napas rokok itu sambil menghembuskan nya ke atas menengadah menatap langit yang mendung gelap. "(Sebenarnya.... Aku ini apa... Aku bukan orang yang di anggap bisa hadir sebagai seorang karakter yang termasuk menjalin hubungan dengan atasan ku sendiri... Hanya karena aku ingin setia membantu nya karena dia sudah membantu ku dari awal...)" Pikirnya dengan memasang wajah agak kecewa.

Lalu ponselnya berbunyi pesan, dia kembali menghela napas panjang dan menatap pesan itu yang rupanya dari Jun. == Kontrak mu kapan berakhir? ==

"(Ha.... Benar, kontrak... Kontrak yang seharusnya selesai dari awal... Mungkin sebentar lagi akan selesai, kontrak itu adalah kontrak berapa lama aku bisa menjaga gadis itu.... Dan sekarang, itu adalah suatu pesan pengingat yang menjengkelkan)"

Lalu hujan mulai turun dan ia berada di tengah tengah terguyur hujan yang mulai deras, ia teringat sesuatu saat hujan mulai turun mematikan rokoknya, ia mulai diam kebasahan.

"[Dari awal, mungkin memang benar aku hanyalah anjing tidak berguna sebagai penjaga nya]" Ia menengadah mengingat sesuatu.

Sebelum nya ia berjalan di hujan dan ia meneduh di apartemen di distrik itu. "Ha... Aku kehujanan...." Ia tampak kesal, tapi dari jendela ia tak sengaja melihat Yohan yang memegang Neko, mereka ada di tengah hujan. "Apa yang mereka lakukan?! Apa Yohan mencoba menyakitinya?!" Dia mulai berpikiran aneh bahwa Yohan akan menyakiti Neko, tapi ia terkejut terdiam tak percaya ketika melihat Yohan mencium bibir Neko. Seketika Hati Kim menjadi remuk hancur. Tubuh nya kaku.

"(Bisa bisa nya.... Dia melakukannya lebih dulu dari pada aku yang sudah menjaga nya sangat lama)" Ia mengepal tangan, mata miliknya menjadi tajam dan bayangan hitam kebencian nya menjadi tentakel besar menutupi udara di sekitar nya, tapi ia menoleh ke seseorang yang juga menatap adegan itu.

Seorang pria yang datang dengan payung lebar menatap adegan itu, tubuhnya tidak terlihat karena tertutup payung dari pandangan Kim. Setelah tahu adegan itu, dia berbalik dan berjalan pergi.

Tapi Kim masih terdiam bingung. "(Siapa itu, kenapa terlihat asing sekali, tubuh nya juga besar.... Dia juga menatap adegan itu...)" Kim menjadi bertanya tanya.

Dan sekarang di hujan yang kedua yang semakin deras. Dia benar benar terlihat putus asa. "(Aku benar benar bodoh mengangkat Lelaki itu menjadi asisten nya... Padahal aku adalah penjaga yang terpecaya)"

Kim masih berpikir dia bertemu Neko untuk pertama kalinya.

[Hari dimana ingatan Kim dimulai]

Saat itu hujan deras di Thailand. Tempat pengambilan, adalah Thailand karena Kim dari negara itu.

Suasana gelap, hanya ada kesepian jalan dengan di temani banyak nya lampu penerang jalan yang juga berkedip remang remang. Sebentar lagi akan hujan yang sangat deras.

Tampak ada dua pria berjalan bersama dengan pakaian rapi nya. Tepatnya adalah Hyun dan Jun, mereka berjalan dengan sangat serius hingga menemukan seorang lelaki menyedihkan yang duduk bersandar di tembok pagar jalanan.

Tubuh berantakan seperti habis di keroyok. Ia menoleh ke mereka ketika tahu ada yang melewatinya.

Hyun dan Jun hanya melewati nya karena mereka harus segera bertemu Neko.

"Bukankah kita dulu seperti itu" Tanya Hyun.

"Ya... Benar, kita begitu menyedihkan" Jun membalas.

Tapi Kim mencoba mencari gara gara. "Hei... Paman paman" Dia memanggil. Seketika Hyun dan Jun menoleh dengan tatapan yang sangat kesal dan suram.

"Paman?.... (Memang nya kita terlihat seperti itu di mata mu itu huuh?!)" Mereka menatap kesal.

"Kalian punya pekerjaaan untukku, aku butuh uang" Tatap Kim dengan wajah datarnya.

"Huh memanggil kami begitu hanya untuk bertanya uang, akan kuberikan dia pelajaran" Hyun bersiap menyerangnya.

--

Tapi tak lama kemudian, Neko berjalan dengan menggunakan payung dan berhenti berjalan karena melihat 2 penjaganya itu telah babak belur di tanah kehujanan dan di atas mereka ada Kim yang juga menatap Neko dengan wajah datarnya. Neko terdiam dingin menatap itu.

Wajah Neko benar benar biasa saja melihat kedua penjaga nya tak sadarkan diri di bawah. Lalu menghela napas panjang. Dia menendang nendang pelan bahu Hyun. "Aku akan mengubur kalian jika tidak bangun" Dia menatap.

Tapi kedua orang itu tetap tidak bangun karena mereka memang benar benar terkalahkan.

Lalu Neko menoleh ke Kim yang dari tadi menatap suram.

". . . Ada apa denganmu, terlihat menyedihkan" Kata Neko.

Kim terdiam melihat mata Neko lalu membalas pertanyaan nya. "Aku.... Butuh pekerjaan"

". . . Pekerjaan? Kau bisa membunuh untuk pekerjaan bukan, itu pekerjaan mu"

"Aku memang bisa membunuh, tapi aku tidak di beri keberanian, dan pertanyaan ku, siapa yang bisa aku tawari"

"Kau menumbangkan dua anjing ku ini dan masih bilang tidak berani?"

". . ." Kim menjadi terdiam, tapi ada suatu pemikiran nya. "(Kenapa.... Aku baru sadar, dia gadis yang berjalan sendirian dan dia bilang dua orang ini adalah pengawalnya... Apa ini bercanda, dia hanya gadis biasa...)" Dia terdiam melihat tubuh Neko dari bawah hingga atas.

Tapi Neko hanya terdiam dingin, dia lalu menghela napas panjang. "Orang seperti mu tidak cukup kuat di pandangan ku" Kata Neko.

Hal itu membuat Kim mengepal tangan. "Aku bisa membuktikan jika aku kuat"

"Baiklah, sampai jumpa" Neko berbalik akan pergi.

"Tunggu, apa kamu tidak bisa mencari pekerjaan untuk ku?"

Neko terdiam, dia lalu berbalik dan menatap nya. "Kalau begitu, lumpuhkan aku" Tatap nya, dia menutup payung nya dan melemparnya menghadap ke Kim di bawah hujan yang mulai membasahi nya tanpa payung.

Kim terdiam, dia yang mendengar kalimat itu tadi menjadi sangat ragu. "Apa maksud mu? Kau ingin aku melumpuhkan mu, apa yang sebenarnya kau pikirkan?" Kim menatap.

". . . Di saku ku, ada kartu uang yang tidak terhitung jumlah nya, aku tahu kau butuh pekerjaan untuk uang, jadi, ambil saja jika kau bisa melumpuhkan ku" Tatap Neko.

"(Apa yang sebenarnya dia pikirkan, dia ingin aku melukai nya, apa yang terjadi di sini.... Aku tak bisa berpikir jernih, dia hanyalah gadis, pastinya dia ingin memberiku pertanyaan cobaan, ini pasti hanyalah salah satu uji coba nya....) Aku tidak akan melakukan nya" Kata Kim.

"Kenapa begitu?"

". . . Karena kau gadis..."

"Apa ada batasan aku apa jika aku harus meminta mu mengalahkan ku?" Tatap Neko tapi Kim malah kembali terdiam. Dia lalu menghela napas panjang lalu melemaskan diri dan langsung berlutut menundukkan pandangan.

"Jangan buat ini susah, aku sangat butuh pekerjaan, aku mohon padamu..."

"Kau ingin pekerjaan atau uang muka?"

"Aku butuh dua dua nya" Tatap Kim.

Neko lalu menghela napas sambil menggeleng. "Apa kau bisa meletakan cermin di sini, karena kau harus tahu bahwa diri mu begitu menyedihkan sekarang, aku ingin melihat kemampuan mu untuk aku ukur di terima bekerja padaku, sebelumnya aku tak pernah melakukan ini, tapi mungkin kau beruntung... Ikut saja dengan ku sekarang" Kata Neko yang berbalik dan berjalan pergi.

Kim terdiam, dia benar benar tak percaya lalu berjalan perlahan mengikutinya. "(Di saat itulah aku bertemu dengan nya, gadis yang terlihat sangat misterius dengan aura yang mengerikan itu)"

--

"Kim" Kata Kim dengan wajah menunduk nya dan aura membosankan nya. Sepertinya dia baru saja mengatakan nama nya di depan Neko.

"Apa kau benar benar tersesat atau terbuang" Tanya Neko menatapnya di sofa ruangan gelap.

"Aku tidak tahu, aku tidak mengingat semuanya. Mereka melemparku di tempat itu hanya karena dunia keras akan uang yang di jadikan sebagai lauk makanan nya"

"Lalu, kenapa bisa dua orang itu babak belur di bawah mu?"

"Aku... Tidak ingat"

"Tidak mengingat? Kau menghajar 2 anjingku hingga babak belur dan kau masih bilang tidak ingat, apa kau semacam pembohong besar?" Tatap Neko.

"Aku hanya bertanya pekerjaan soal mereka, aku juga tidak bermaksud akan membuat mereka masuk ke dalam rumah sakit"

"Cih... Apa kau tahu mereka lebih penting menjaga ku dari pada kekosongan yang akan membuat ku mati" Neko melirik dengan aura bayangan gelap nya.

"Kalau begitu, aku ingin menjadi salah satu dari mereka. Aku akan menggantikan mereka untukmu" Kata Kim tanpa basa basi.

"Tidak bisa... Kau dari Thailand, kau tidak bisa ke Korea ikut denganku"

"Aku ingin membalas budi mu" Kim menatap. Lalu Neko terdiam sebentar.

"Membalas budi karena apa? Aku sama sekali tidak menolong mu"

"Kau menolong ku dari mereka yang akan menghajar ku" Kata Kim Seketika Neko kembali terdiam.

"Pft... Payah, padahal kau yang menghajar mereka sendiri" Neko sedikit tertawa.

Hal itu membuat Kim terdiam terkesan melihat ekspresi itu meskipun Neko hanya tertawa meremehkan nya.

"(Ini... Pertama kalinya aku melihat aura nya hilang hanya karena sedikit tertawa)" Kim menjadi tersenyum kecil menundukan wajah meskipun wajah nya kosong.

"Karena mereka berdua aku pulangkan, aku memang tak ada lagi yang ikut denganku, tapi kedepan nya, pastinya ada, karena mereka tak ada untuk mengawal, siapa lagi yang bisa"

"Sudah aku bilang, itu aku, aku akan menggantikan mereka" Kim langsung menyela.

"Kau langsung mengatakan itu, memang nya aku bisa mempercayai mu, dua orang saja tidak cukup kuat menjaga ku apalagi satu orang seperti mu" Tatap Neko.

Kim menjadi mengepal tangan, dia lalu berdiri dari tempat nya dan berjalan mendekat membuat Neko terdiam, tiba tiba saja, Kim memukul meja di samping sofa Neko hingga meja itu benar benar retak dan langsung hancur.

". . . " Neko hanya terdiam melihat itu.

"Aku butuh uang, aku butuh pekerjaan, masih baik aku berkata ada pekerjaan, bukan memalak mu" Tatap Kim dengan tatapan memaksa.

". . . Besok pagi jam 8 aku akan bertemu eksekutif salah satu Thailand di restoran, apa kau benar benar bisa menjadi pelindung untukku" Kata Neko yang kembali menatap dingin.

"Apa kau benar benar memiliki hidup terancam" Kim menatap. Lalu Neko tersenyum kecil.