webnovel

Chapter 119 (Caged The Beast)

Sementara itu Neko masih terbaring miring di karpet bawah. Ia memasang tatapan kosong dengan masih mengingat perkataan Matthew.

"(Apa dia menghindari ku karena mencoba berpikir aku akan mendapatkan seseorang yang lebih baik nantinya.. Tapi siapa.. Dari awal aku membenci setiap pria maupun lelaki, mereka hanya menyebut ku iblis satu persatu)" Seketika air mata menetes, ia benar benar terpuruk saat ini. Hal itu akan membuat hatinya melemah dan akan cepat merasakan sakit mati tanpa pasrah.

"(Tak ada kesempatan lagi... Aku tak tahu harus apa lagi di sini... Benar benar begitu terpuruk... Apa sebaiknya aku melupakan nya... Tapi aku tak bisa menemukan pria lain yang lebih baik dari dia... Bagaimanapun juga, mungkin orang akan berpikir aku sedang membutuhkan pahlawan)"

Tapi tak lama kemudian terdengar bel pintu berbunyi, saat itu Neko terduduk di bawah rak dengan putus asa. "(Matthew!!)" Ia berjalan ke pintu, dia mengira bahwa yang mengetuk pintu itu adalah Matthew. Jadi Neko membuka pintu karena ia mengira itu Matthew, namun yang ada di depan pintunya adalah 2 orang misterius. Hal itu membuat Neko terdiam kaku.

"Apa Dia orangnya?... Sepertinya begitu" Mereka menatap Neko.

"[Ada apa dengan mere] ....Ugh..." Neko terkejut karena perutnya terpukul sangat keras. Ia lalu jatuh kedepan dan di tangkap mereka.

"Biar aku yang membawanya" Kata orang satunya yang menggendong Neko di dada, teman nya menutupi Neko dengan kain agar tidak dilihat orang lain. Mereka lalu membawanya pergi.

Di sana tak ada siapapun yang menyaksikan, sepertinya dia memang di culik. Sekarang tak ada siapapun yang dapat menolong nya.

Sementara itu, Hyung dan Jun ada di mobil, mereka menunggu pemberitahuan Kim berikutnya, lalu ada yang mengetuk pintu, rupanya memang Kim.

Jun membuka kaca lalu Kim berbicara. "Aku akan ke apartemen Nona Neko, kalian hanya harus menunggu di sini, jika ada apa apa, tolong waspada" Kata Kim. Lalu Jun dan Hyun mengangguk, setelah itu Kim berjalan pergi.

Tapi Hyun mengatakan sesuatu pada Jun. "Bukankah dia terlalu memerintah?"

". . . Biarkan saja"

"Kenapa di biarkan, sudah jelas kita lebih senior kan"

". . . Umur kita memang jauh darinya, tapi, akal dan rencana maupun keberanian nya lebih besar, jadi tak perlu heran jika kita tidak tahu banyak soal rencana Bos" Balas Jun membuat Hyun terdiam dengan menghembuskan napas pasrah.

Di sisi lain, Kim sudah sampai si apartemen Neko, tapi ia berhenti berjalan sebelum berada di depan pintu.

Ia terpaku karena pintu apartemen itu, terbuka.

"Ini tidak mungkin kan? Nona Akai tidak mungkin membuka pintu begitu kan?!" Dia langsung berjalan ke sana.

"Nona Akai!!" Dia berteriak mencari, bahkan sampai di manapun, dia menghubungi ponsel Neko tapi ponsel Neko berbunyi di sana dengan artian, Neko tak membawa ponselnya.

Kim terdiam kaku, dia bahkan gemetar dan di saat itu juga, ponselnya jatuh.

--

"Hoaaam!! Sampai kapan ini berlalu" Hyun mulai bosan sementara Jun bermain ponselnya. Tapi ponselnya berbunyi dari Kim membuat nya terdiam bingung dan menerima nya.

"Kalian, cepat cari Nona Akai!! Dia sudah di culik!!" Kata Kim, dari suaranya, dia berbicara sambil bernapas cepat seperti berlari.

Kalimat itu tadi membuat Hyun dan Jun terkejut, Hyun langsung menyalakan mobilnya dan menjalankan mobilnya dengan cepat.

--

Neko bergerak bangun, Ia sudah dalam keadaan terikat tangan nya di bawah dengan adanya kain ikat yang menutupi matanya.

"(Apa yang terjadi?)" Dia mencoba bergerak tapi tak bisa, peritnya juga masih sakit.

Tiba tiba Ia merasakan ada yang menarik bahu kirinya untuk berdiri.

Terdapat 2 orang yang Ia rasakan membawanya duduk di kursi. Lalu penutup mata Neko terbuka.

Terlihat Beum duduk di sofa depan agak jauhnya. Neko terdiam sambil menggigit mulutnya sendiri.

"Kau mencoba merebut museum milikku, tidak bukan lagi mencoba tapi Kau sudah mendapatkannya. Kau telah macam macam denganku, Neko, Gadis yang tidak tahu diri. Berani begitu saja merebut museum yang sudah Aku pegang dengan usaha keras" Kata Beum.

Tapi Neko tersenyum kecil. "Kau pikir siapa yang duluan punya museum itu, museum itu jelas adalah milikku, Aku lah orang yang Kau gantikan posisinya. Apa Kau lupa kenapa Aku saat itu keluar dari kantor Chairwoman?"

Seketika Beum mengingat saat Ia pertama kali bertemu sekilas dengan Neko. "Kau memang sudah aku kenal sebelum mengatakan kalimat itu dan aku tidak menyukai nya!!" Ia berteriak berdiri mendekat seketika menampar Neko sangat keras.

"(Sial... Tamparan apa itu tadi... Niat sekali melakukan nya pada perempuan) Apa Kau mencoba melawan kenyataan?" Neko meliriknya.

"Cih, [rupanya Ketua tak berbohong] Kirim Dia ke apartemen B03" Kata Beum. Mendengar itu Neko menjadi terkejut. "(Apartemen itu?! Ada di diatrik terpencil!!)"

Lalu 2 penjaga akan memakaikannya penutup mata namun Neko menendang orang itu dan Ia meloncat dari kursi itu.

"Hei..." Salah satu penjaga akan menangkapnya tapi Neko menendangnya hingga jatuh.

"Haha, semuanya lemah" Ia berlari menjauh tapi tiba tiba saja Ia berhenti karena bahu kanannya di tahan oleh orang. Neko melirik rupanya itu Matthew yang menatapnya biasa.

"Oh... Kau mau menangkap ku juga?" Neko menatap tak takut pada nya.

"Tidak.." Matthew membalas seketika Ia juga meremas bahu kanan Neko yang memiliki bekas luka tusukan saat di pabrik itu.

"Akh..." Neko terkejut kesakitan karena luka itu juga masih basah.

"Hoi, Matthew kenapa Kau ada disini?" Beum menatap dari jauh.

"Aku hanya ingin membantumu, Dia tadi kabur bukan?" Matthew membalas sambil terus meremas bahu Neko dengan hanya satu tangan.

"Ah....[Persetanan Kau Matthew]" Neko melepaskan diri dan bersamaan menendang Matthew hingga jatuh. Neko menduduki Matthew.

"Kau lupa soal Aku, Kau mencoba menghindari ku atau apa huh...." Ia berteriak kesal.

"Tak ada apa apanya, Kita tak pernah bertemu dan tak akan pernah seterusnya" Matthew membalas. Seketika Neko terdiam tak percaya mendengar itu, Matthew benar benar sudah tak menganggap nya apa apa.

"[Tapi kau sendiri yang mengatakan bahwa kau sudah ingat semuanya.....Tak kusangka... Perkataanya saat itu benar benar menjadi kenyataan, Dia datang padaku dengan wajah yang berbeda dan mengatakan kata yang Aku suruh padanya]"

"Hmp..." Beum langsung menarik bahu kanan Neko.

"Akh... Lepaskan..." Neko kesakitan.

"Aku tidak tahu Kau punya kelemahan disini" Kata Beum yang semakin meremas bahu Neko. Hingga turun aliran darah dari lengan Neko menetes ke bawah.

Neko akan berbalik menendang Beum tapi Beum sigap dan lebih dulu memegang leher Neko. Neko terjatuh dengan Beum yang menahan lehernya.

"Ugh..."

"Sepertinya Aku tidak jadi menyiksamu di apartemen B03, Aku akan mematikan mu disini" Beum mencekiknya membuat Neko terkejut.

Matthew menjadi berdiri dan melihat Neko yang tercekik.

"Heug... Aku mungkin tidak akan menantikan itu. Tapi Aku ini masih punya sebuah tugas" Neko menatap.

"Huh? Persetanan dengan itu lebih baik Kau cepat mati...." Beum berteriak dan semakin mencekik.

"(Lepaskan aku...Brengsek!!)" Neko mencoba memberontak, beberapa kali Ia menggerakan kakinya. Namun kakinya di tahan Matthew.

"K.. Kau...[Kenapa, Kau melakukan ini]" Neko menatap Matthew dengan kesal.

"Sudah cukup sampai sini" Beum mengeraskan cekikanya.

"Aaaaakkkkkhh....!!!" Neko berteriak seketika Dia melemas dan tak dapat bergerak lagi. Beum melepas tangan nya, Matthew melihat bekas cekikan Beum yang sangat terlihat. Sangat berwarna merah dan berbekas.

"Kau bisa pergi, tinggalkan saja Dia" Beum menatap Matthew yang berdiri.

"Aku ingin mengajukan pertanyaan, Kau sudah tahu Dia adalah orang yang Kau gantikan posisinya tapi kenapa Kau melakukan ini?"

"Huh? Gadis sepertinya bukan hanya pandai mengakses tapi juga panda merebut museum itu. Tak akan kuberikan museum itu pada siapapun" Beum membalas.

Lalu Matthew menoleh ke Neko yang di angkat oleh para penjaga di masukan ke koper.

"Kemana Kau akan membawanya?"

"Ke apartemen B03, menyiksanya pun tak akan ada orang hukum yang tahu, meskipun dia mati sekarang pun, biarkan tubuhnya membusuk di sana" Kata Beum dengan tatapan kejinya.

Matthew terdiam di tempat membuat Beum terdiam bingung. "Kenapa kau masih saja di sini?"

"Bagaimana jika dia menjadi orang yang lebih ganas dari yang kau pikirkan" Kata Matthew.

"(Apa yang di pikirkan oleh nya, sudah jelas gadis itu tidak akan menjadi apapun selain seorang gadis yang akan menyimpan Keterpurukan nya)"

"Kau tidak akan memperkosa nya bukan?" Lirik Matthew.

"Haha sebegitu khawatir nya kah kau pada gadis itu, memang nya kenapa jika aku melakukan itu huh...."

"Aku yakin dia memiliki hubungan dengan seorang penagih hutang dari Rusia itu" Kata matthew seketika Beum terdiam bermata besar.

"(Itu benar sekali?!...Kenapa aku baru ingat sekarang, pria itu pulang hari ini bukan...?!...Cih....Aku akan tetap membawa nya)" Beum tetap keras kepala. "Aku akan merubah nama ku dan nama sindikat, aku juga akan merebut kuasaan tertinggi dari ketua sindikat dan semua nya akan tunduk pada ku" Dia bicara seolah menjadi seseorang yang benar benar sudah haus akan kekuasaan nya.

Matthew terdiam masih melirik koper berisi Neko itu. "(Maaf kan aku Neko)" Dia berjalan pergi meninggalkan mereka.

Di sisi lain, Kim membuka pintu kantor Neko. "Nona Neko.. " Dia masuk dengan panik, dan tambah panik karena Neko tak ada, lalu ponsel Neko yang di bawa Kim berbunyi. Kim mengambil nya lalu mengangkat ponsel itu karena dari ketua sindikat.

"Kau ada di mana dasar kau gadis!!!" Teriak ketua sindikat seketika telinga Kim berdarah.

"(Akhhh..... Ini tadi teriakan apa sih)" Ia menjadi kesakitan.

"Sekarang kau akan di ancam hari ini, sebaik nya kau kemari... Hei kau dengar?!!" Ketua terus berteriak.

"Maaf ketua... Tapi Nona Neko tidak ada di sini" Balas Kim. Seketika ponsel membisu.

"(Cih kemana gadis itu... Sia sia saja aku berteriak) Beri tahu dia untuk melaporkan hal ini ke tempat ku atau dia akan mati di kejar oleh Beum" Kata ketua sindikat.

"Baiklah aku mengerti" Balas Kim. Lalu ia mulai mencari Neko.

Mulai dari rumah, tempat Hyun dan Jun, tempat sindikat pun tak ada. "(Kemana Nona Neko?)" Dia menjadi bingung.

Lalu saat akan keluar dari gedung, dia akan ke motornya yang terparkir di pinggir jalan. Tapi ada yang datang, seseorang yang ia kenal. Memiliki rambut kuning gelap dan tubuh yang sama sepertinya.

"Itu... Yohan!!" Kim langsung senang.