webnovel

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Lydia_Siu · Urban
Not enough ratings
439 Chs

Pelajaran Hidup

"Apakah keadaanmu sama seperti yang terlihat?" Tanya Levi seraya duduk di kursi yang berada di samping ranjang Emma.

"Hm? Oh, tentu saja. Kenapa semua orang selalu bertanya seperti itu?" Emma menyipitkan matanya.

"Karena kau sering melakukannya: bersikap baik-baik saja, meski sebenarnya kau tidak." Sahut Levi.

Emma mendengus singkat. Ia benci ketika ia tidak dapat membalas kalimat Levi yang sering kali benar.

"Kapan kau akan keluar dari sini?" Tanya Levi.

Emma mengembalikan pandangannya kepada pria itu. "Mungkin lusa."

"Oh, itu cukup cepat. Kau sungguh baik-baik saja. Itu melegakan."

"Hei.. Jadi kau masih tidak mempercayaiku dari tadi?" Tanya Emma kesal.

Levi tertawa kecil. "Apakah kau akan memukulku jika aku berkata 'sedikit'?"

"Kau beruntung aku adalah pasien dan ini adalah rumah sakit." Desis Emma.

"Aku senang bahwa aku aman sekarang. Ini melegakan." Levi memberi nada mengejek pada ucapannya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com