webnovel

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Lydia_Siu · Urban
Not enough ratings
439 Chs

Harus Bertindak Tegas

"Kebetulan aku sedang merasa sangat suntuk akhir-akhir ini. Aku butuh sesuatu yang bisa membuat pikiranku lebih ringan. Apakah kau mau menemaniku bermain ice skating?" Tanya pria itu.

Emma menatap Levi agak lama. Bukannya ia merasa bahwa permintaan pria itu aneh. Tapi, ia bisa melihat sebuah tekanan yang besar pada raut wajah Levi. Kelihatannya, pria itu sedang sangat lelah.

"Oke! Kapan kita akan pergi? Apakah sekarang?" Tanya Emma bersemangat. Ia tidak ingin membahas tentang masalah yang sedang Levi alami sekarang. Dari waktu yang sudah mereka lalui bersama, Emma mempelajari bahwa Levi akan lebih nyaman mencurahkan isi hatinya ketika ia yang mengatakan tentang masalahnya duluan tanpa harus ditanya.

"Apakah kau sudah makan?" Tanya Levi seraya bangkit berdiri.

"Sarapan." Jawab Emma.

Kemudian Levi melirik jam tangannya, "Sekarang sudah jam sebelas siang. Bagaimana jika kita makan siang dulu sebelum pergi main?" tanyanya dengan menadahkan tangan di depan wajah Emma.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com