webnovel

Malam menegangkan

Beberapa jam kemudian

Lalu pada malam harinya, ketika Akbar berhasil membuat Syty tertidur setelah mendengar cerita bagaimana dirinya yang menjadi seorang perawan padahal itu Cuma cerita Av*nger yang dibuat-buat, Akbar pun segera pergi ke arah jendela untuk mengambil udara segar.

"Pffttt, aku tidak percaya kalau anak itu percaya bahwa kisah Av*nger itu adalah kisah kehidupan remaja, hihihi, saat aku sudah kembali ke dunia sana, aku harus minta maaf pada Stan Lee," kata Akbar sambil membuka pintu jendela.

Saat Akbar membuka jendela itu, Akbar sempat terhening sejenak, karena saat dirinya focus memandangi pemandangan desa saat malam hari itu beberapa detik, dia menyadari kalau pemandangan malam di desa itu benar-benar sangat indah.

"Sial, cantik sekali desa ini, aku sampai kangen dengan surga yang ada diatas sana, kalau aku memotretnya dan mengirimnya ke Google, mungkin ada kemungkinan kalau fotoku itu bakal dijadikan Default Wallpaper computer mereka deh," kata Akbar yang sempat kepikiran hal yang tidak mungkin.

Lalu disaat bersamaan, Akbar juga terpikiran mengenai wabah penyakit kulit hitam yang menimpa desa ini yang membuat para warganya menjadi makin miskin itu, dia merasa ada yang aneh dengan cara menular penyakit wabah hitam yang menyerang para warga.

"(Aneh, aku masih kepikiran soal anak tuan Grail yang bisa terkena penyakit itu tapi dia dan istrinya malah sehat-sehat saja, ada 2 kesimpulan yang jelas soal masalah ini, yang pertama adalah anak tuan Grail melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh ayah dan ibunya yang mungkin memicu dirinya terkena penyakit itu, atau yang ke dua yang paling memungkinkan, pihak kerajaan memberikan penyakit ini kepada salah satu tiap anggota keluarga di desa ini secara random, sehingga mau tidak mau orang-orang diseluruh desa harus membeli obat itu, apapun pilihannya, hasilnya tetap saja warga harus membeli obat atau bekerja sama dengan memberikan informasi mengenai para pemberontak yang bersembunyi)"

"Haaaaa, kenapa sih ditempat yang indah begini mesti jadi neraka karena masalah politik yang membosankan ini? Orang-orang di desa ini tidak bersalah tahu, jadi paling tidak jangan libatkan mereka dong," kata Akbar yang heran dengan cara pikir orang-orang politikus itu.

"Tidak ada yang akan menjadi baik jika ada 1 hal negative yang menganggu ya?"

"Setuju sekali, nyatanya semua hal di dunia ini adalah surga, hanya saja itu akan berubah kalau manusia yang penuh dengan hal negatif itu sudah ikut campur."

"Dan seperti penemuan mesin dan perusakan alam yang bagaikan racun dunia sana, tempat ini tetap akan jadi neraka jika ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan seperti ini kan?"

"Benar sekali, karena itulah tuan Esa, bisakah aku mulai mengajukan pertanyaan?"

"Tentu saja, karena ini adalah hari Sabtu dimana aku akan menjawab pertanyaanmu tapi ingat, kau hanya boleh menanyakan 2 hal ya."

"Baiklah, kalau begitu pertanyaan pertama, apa-apaan wujud ambigumu itu?"

Bagaimana Akbar tidak menanyakan hal itu, bukan karena saat dirinya melihat pantulan dari jendela dia malah melihat seorang gadis kecil yang cantik sekali sedang duduk diatas atap kamar mereka, tapi karena melihat gadis kecil itu malah tidak menggunakan celana dalam.

"Ambigu? Apanya yang ambigu dari bentuk gadis munggil ini? Apa karena bajuku? Atau karena….ah benar juga, pasti aneh ya melihat gadis kecil ada diatap seperti in..."

"Bukan begitu dasar orang tua, maksudku kenapa kau mengunakan wujud anak kecil yang berbaju lengkap tapi tidak ada CD nya ha?" kata Akbar yang langsung menutup matanya ketika si tuan Esa bersila dan menunjukan pemandangan "surga".

"Simple saja sih, aku kan yang maha kuasa, jadi terserah aku dong berbuat apa dan memakai pakaian apa."

"Hei Tayo, aku tidak bisa bicara dengan jelas jika aku melihat pemandangan illegal dari kakimu itu, apakah sang pencipta semesta ini kesulitan membuat celana dalam?"

"Oh, jadi itu sebabnya kau tidak mau melihat kearahku, aku pikir kau mau berlagak keren seperti sinetron remaja kebanyakan, hehehe, ternyata hawa nafsumu mulai bekerja dengan baik ya?" kata tuan Esa tersenyum puas.

"Mana mungkin aku nafsu dengan anak kecil yang bertingkah seperti PSK begitu ha? Kalau ada polisi, kau pasti akan direhabilitas habis-habisan tahu woi."

"(Lagi-lagi dia tidak pakai kata anda, ternyata malaikat Jibril pun tak kuasa menahan hawa nafsu ya) Tenang, di dunia ini tidak ada polisi, dan juga tentara sedang sibuk melakukan perintah dari kerajaan, jadi karena hukum sekarang tidak mengawasi, sekarang adalah saat-saat yang aman untuk melakukan hal-hal bodoh Akbar, ahahahaha."

"(Aku tidak mau dengar itu dari gadis yang berumur lebih tua daripada alam semesta ini , yang sudah membuat hukum alam didunia ini, dan sekaligus yang melanggarnya dengan santai)"

"Kau menyia-nyiakan pertanyaan pertamamu lho, jadi aku harap kau berhati-hati dengan…"

"Apakah kejadian tadi pagi itu karena kesalahan system anda tuan Esa?"

Tuan Esa terdiam sejenak, karena dia tidak mengira kalau Akbar ternyata sudah menyiapkan pertanyaan lebih cepat dari dugaannya sampai-sampai dia memotong ucapannya seperti itu.

"Hmm, apa maksudmu saat kau sadar kalau jarak perjalananmu hari ini tidak masuk akal?"

"Ya, kalau memang itu kesalahan, tolong segera diperbaiki, karena sangat menakutkan kalau ternyata suatu saat aku malah tiba-tiba meloncat sekitar puluhan ribu KM disaat tujuanku hanya butuh waktu perjalanan sekitar 20 menit."

"Dan kalau bukan?"

"Kalau bukan kecelakaan, bisa jelaskan apa tujuan anda melakukannya tuan Esa?"

...

...

Setelah menghembus nafas panjang, tuan Esa yang berwujud gadis kecil itupun melompat kearah ujung atap, lalu sambil berjalan-jalan diatasnya layaknya pemain sirkus yang melatih keseimbangannya itu, tuan Esapun memberikan penjelasannya.

"Bisa-bisanya kau menyebutnya kesalaham system Akbar, apa kau pikir kalau gelar "maha sempurna" ku itu Cuma gelar lulusan perkuliahan apa?"

"Tidak, saya tidak pernah mengejek kesempurnaan anda tuan Esa."

"(Sepertinya ada orang yang lupa dengan ucapannya beberapa menit yang lalu disini) Itu bukan kesalahan system atau apalah kau menyebutnya, tapi yang pasti aku memang membuatmu datang lebih cepat ke tujuan karena ada masalah besar akan terjadi kalau aku tidak melakukannya."

"Masalah besar?"

"Ya, jika kau tidak langsung aku pindahkan ke Negara manusia, maka kau nanti akan bertemu dengan prajurit perbatasan kaum Elf sekitar beberapa hari lagi, dan kira-kira apa yang akan terjadi ya jika para Elf itu melihat ada manusia yang datang dari arah negaranya yang juga membawa seorang gadis Elf bersamanya?"

"Dari ucapan anda barusan, sepertinya umat Elf dan manusia didunia ini punya masalah diplomatic ya?"

"Apa kau pikir aku tidak tahu trickmu untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan ke 3 mu yang tidak secara langsung itu? Hohohoho jangan meremehkanku Akbar, aku yang menciptakan otak superiormu lho, lucu jika aku malah tertipu muslihatmu itu."

"(Cih, ternyata memang tidak bisa dikibuli ya, padahal sekalian aku juga mau Tanya apa si Syty benar-benar menganggapku Elf atau dia terkena penyakit tertentu sampai berdelusi)"

"Tentu saja tidak bisa dong, dan juga sudah kuperingatkan tadi, gunakan kesempatan ini dengan bijak, tapi kau malah sia-siakan, sekarang kau akan terus kebingungan soal masalah Syty itu menganggapmu manusia atau bukan selama seminggu, hohohoho."

"(Ah aku lupa kalau dia bisa membaca pikiranku, aku harus ingat untuk hati-hati)"

"Semoga kau tidak melanggar ucapanmu barusan itu. Dan ok, karena urusanku sudah selesai, aku pamit dulu wahai mantan pemimpin para malaikat yang agung, sampai ketemu sabtu dep.."

"Tunggu tuan Esa, ada hal lain yang ingin aku katakan," kata Akbar menghentikan tuan Esa yang ingin kembali ke akhirat itu.

"Semua ras didunia ini ibadahnya Cuma mengaji ayat suci selama 1 Jam di kuil ibadah tiap Minggu alias besok, jadi jangan lupa ya."

?

"(Ah sial, aku kelupaan soal itu) Te..terima kasih untuk mengingatkan saya mengenai cara ibadah didunia ini, ta..tapi bukan itu saja yang ingin saya tanyakan."

"Hmm, tapi kau tahukan kalau aku cuma akan menjawab 2 pertanyaan saja?"

"Ini bukan pertanyaan yang penting atau sejenisnya, tapi bolehkah aku menanyakan pendapat anda soal sesuatu."

""Apakah aku puas dengan permainan di dunia ini" kah?" kata tuan Esa yang bisa membaca pikiran Akbar itu.

"Jadi aku tidak perlu mengatakannya lagikan?"

Tuan Esa berpikir sejenak untuk memilih jawab apa yang cocok untuk diberikan kepada si Akbar, dan saat menyadari kalau setelah ini ada kejadian menarik, maka tuan Esa pun tersenyum lebar sambil berkata…

"Hohoho, tentu saja aku menikmatinya Akbar, walaupun tidak seperti wanita itu yang akan mendapatkan kenikmatan yang menyakitkan," kata tuan Esa sambil tersenyum sinis.

?

"Ha? Wanita itu? Siapa yang anda maks…".

Sebelum menoleh, tuan Esa pun telah menghilang entah kemana dari tempat si Akbar, dan juga karena bingung dengan maksud ucapan tuan Esa barusan, Akbar pun mulai menoleh kearah kiri-kanan untuk mencari siapakah wanita yang dimaksud oleh tuan Esa itu, dan disaat dirinya melihat kearah pintu masuk penginapan, Akbar pun melihat si istri pemilik penginapan berjalan keluar dari penginapan, tentu saja hal ini membuatnya jadi penasaran.

"Lho, itukan istri dari pemilik penginapan ini? Kenapa malam-malam ini di pergi berkeliaran begitu? Apa dia tidak tahu kalau malam itu waktunya kejahatan beraks…"

Anak sakit yang tidak bisa diobati - obat yang sulit didapatkan –obatnya milik prajurit kerajaan – cara membayar yang lain untuk mendapatkan obat - ini tengah malam – dan ucapan tuan esa "mendapatkan kenikmatan yang menyakitkan".

!

Saat Akbar berhasil menemukan suatu kesimpulan dari pecahan-pecahan petunjuk yang dia dapatkan itu, langsung saja Akbar meloncat dari lantai 2 dan segera berlari menyusul wanita itu.

"Heeeeee, yang namanya ibu itu selalu melupakan akal sehat ya kalau berhubungan dengan keselamatan anaknya," kata Akbar yang hanya tersenyum kecil itu sambil terus berlari mengejar wanita itu.