Pintu asrama terbuka setelah sensor yang menyensor mata mereka berempat mati. Tapi Aera dan Ouryne justru dikejutkan dengan penampilan mereka yang berubah total. Rambut pirang Ouryne berubah menjadi biru langit yang indah, sedangkan netra birunya berubah warna menjadi silver yang berkilau indah. Rambut coklat Aera berubah menjadi rambut silver yang cantic, sedangkan netra coklatnya berubah warna menjadi netra biru terang yang indah.
Bukan hanya mereka berdua yang terkejut, bahkan Flora, Stella dan dua gadis yang berada di asrama pun ikut terdiam karena kaget.
“Apa yang baru saja terjadi?” tanya Aera entah pada siapa.
Flora, Stella dan dua gadis lainnya tampak saling menatap seolah memberikan kode lewat mata. Hal itu sukses membuat Aera dan Ouryne semakin bingung.
“Apa yang terjadi?” tanya Ouryne tak tahan.
“Sensor itu mengembalikan wujud asli kalian,” jelas Stella singkat.
“Maksudnya?” tanya Aera makin tak mengerti.
“Itu artinya wujud kalian sebelum terlempar ke bumi adalah seperti sekarang ini,” jawab Flora.
Ouryne mengernyit, “bagaimana kalian bisa tahu kalua kami terlempar ke bumi?” tanya Ouryne mulai curiga.
Flora terkesiap, ekspresi wajahnya seperti orang yang baru saja tertangkap basah melakukan sebuah kejahatan. Ketegangan mulai terasa di ruangan itu, sebelum akhirnya gadis berambut biru samudra memcahkan ketegangan dengan membuka suaranya.
“Kalian tidak mau berkenalan dengan kami?” tanya gadis itu.
Ouryne memijit pelipisnya pelan, sebelum akhirnya tersenyum lembut. Ouryne sadar kalua masih banyak kenyataan yang masih di rahasiakan darinya dan Aera.
“Namaku Ouryne, panggil saja Ryne, dan ini sahabatku Aera.” Kata Ouryne memperkenalkan diri.
“Namaku Vella Ocena, dan yang ini Lucyana Agler,” gadis berambut biru samudra itu memperkenalkan dirinya dan seorang gadis bernetra coklat ke emasan di sampingnya.
Lucyana tampak tersenyum lembut, jika dilihat-lihat disini, Vella adalah yang terlihat paling dewasa. Setelahnya ada Flora, lalu Lucy dan yang terakhir Stella. Ouryne bisa menilai seperti itu karena ia bisa melihatnya dari gaya bicara mereka dan sorot mata mereka.
“Tapi sepertinya kalian semua tampak familiar,” kata Aera.
Kontan saja Ouryne menginjak kaki sahabatnya itu, “tidak usah di katakan bodoh!” desis Ouryne di telinga Aera.
Aera memberenggut kesal, gadis itu kemudian memukul bahu Ouryne pelan.
“Kami akan beristirahat dulu, bisa tunjukkan kamar kami?” pinta Ouryne terlihat lelah.
Vella tersenyum maklum lalu menunjuk kamar yang berada di lantai atas, dan saat itulah Ouryne dan Aera baru menyadari betapa mewahnya asrama yang mereka tinggali sekarang ini.
Asrama ini terdiri dari tiga kamar, satu dapur lengkap dengan lemari pendingin dan meja makan dengan enam kursi, lalu ada dua kamar mandi di samping dapur dan satu kamar mandi di samping ruang tengah yang sedang mereka tempati sekarang. Ruang tengah di lengkapi dengan sofa bed dan televisi yang terkadang menampilka berita terkini, televisi itu jugaakan berbunyi layaknya alarm jika waktu pembelajaran di mulai, terlihat dari timer yang berada di pojok kanan atas.
Karena lelah Ouryne memilih segera masuk ke kamarnya disusul oleh Aera dibelakangnya, mereka kembali terkagum-kagum dengan design interior kamar yang begitu grily tapi juga terlihatsoft dan nyaman. Kamar mereka di lengkapi dengan dua kasur berukuran sedang, dua buah nakas di samping tempat tidur, dua lemari baju, dua meja rias, dan dua meja belajar. Dan juga ada layar yang menempel di atas pintu, yang menampilkan jadwal pelajaran dan apa saja yang harus di bawa ketika memasuki kelas, belum lagi lemari baju mereka yang sudah terisi dengan baju-baju yang sesuai style mereka dan juga seragam-seragam academy lengkap dengan atributnya.
Di pojok kamar ada rak sepatu yang juga sudah berisi sepatu-sepatu yang sesuai style mereka dan memiliki ukuran yang pas di kaki mereka. Di dalam kamar juga ada satu kamar mandi yang di lengkapi dengan bath up dan walk in closet. Aera dan Ouryne sampai tak habis fikir berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membangun academy se-elit ini, dan juga bayaran masuk ke sini pasti mahal, tapi mereka hanya sekedar masuk tanpa membayar apapun.
Mengakhiri semua kekaguman mereka, Ouryne akhirnya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, sedangkan Aera memilih kembali mengamati isi kamarnya. Aera kemudian terpaku pada sebuah kotak yang tergeletak di atas meja riasnya dan juga meja rias milik Ouryne. Kedua kotak itu terlihat sama persis, kecuali warnanya yang berbeda.
Karena penasaran, Aera akhirnya duduk di depan meja belajarnya dan membuka kotak itu. Ternyata isinya adalah kalung berliontin crystal dengan inisial ‘A’ di tengahnya, di dalam kotak tersebut juga ada sebuah surat yang terlipat rapi di samping kalung itu.
“Untuk putri kami Aera.
Kalung ini adalah ciri khas keluarga kita, jadi tolong segeralah pakai kalung ini jika kau sudah kembali ke sini, agar kakakmu mudah menemukanmu dan kita juga akan segera bertemu. Kakak laki-lakimu memakai gelang dengan motif yang sama, jadi semoga kalian segera bertemu.
Aera, kami mita maaf karena terpaksa menitipkanmu di bumi, tapi saat itu kami semua tidak punya pilihan. Kakakmu bahkan hampir membunuh ayah jika ibu tidak melumpuhkannya, semoga kau segera mendapatkan ingatanmu kembali dan memaafkan kami.
Salam cinta, ayah dan ibumu.”
Aera terdiam lalu memeluk kalung itu, rasa rindu tiba-tiba menyelinap di relung hatinya. Gadis itu tahu betul, ikatan keluarga tidak bisa di bohongi. Aera menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok ouryne yang terlihat lucu dengan baju tidur bermotif bunga sakura.
“Aku sudah selesai, sana kamu mandi sekarang,” kata Ouryne.
Aera segera meletakkan kalungnya lalu masuk ke kamar mandi, sedangkan Ouryne langsung duduk di depan meja riasnya. Ouryne mengernyit bingung ketika melihat kotak yang ada di atas meja riasnya itu, tapi gadis itu memilih mengabaikannya dan segera mengambil hair drayer yang sudah di sediakan lalu mulai mengeringkan rambutnya.
Meskipun Ouryne adalah gadis yang feminim, tapi ia sangat malas berdandan atau memakai krim-krim yang biasa di pakai gadis-gadis lainnya termasuk Aera. Ouryne adalah tipe gadis yang lebih suka menata rambutnya dan mencocokkan fashionnya dari pada harus berdandan berjam-jam seperti Aera. Ouryne juga kurang suka baju-baju kasual dan lebih suka memakai gaun, entah itu pendek ataupun panjang.
Aera dan Ouryne memiliki selera yang sama dalam fashion, tapi perbedaan terbesar mereka adalah karena Aera sangat menyukai make up dan Ouryne tidak terlalu menyukainya. Ouryne dan Aera juga sama-sama feminism, bedanya Aera masih mau memakai baju-baju kasual, sedangkan Ouryne tidak akan memakainya kecuali dalam situasi yang mendesak.
Ouryne dan Aera sama-sama memiliki sifat ramah dan perhatian, hanya saja Aera sedikit lebih kasar dari Ouryne. Ouryne merupakan gadis yang sopan dan penyayang, tapi jika ia sudah marah maka Aera-pun tidak bisa meredakan amarahnya, berbeda dengan Aera yang ceplas-ceplos dan gampang tersulut emosi.
Ouryne menoleh ketika mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, Aera keluar denga baju tidur warna biru dan menatap Ouryne dengan serius. Gadis itu lalu menunjuk kotak yyang masih berda di atas meja rias Ouryne.
“Ryne kotak itu milikmu!”