webnovel

40

Tha:

Alhamdulillah kabarku juga baik, Wiy. Maaf, aku baru bisa membalas surelmu hari ini. Kabar baik dariku adalah naskah yang aku edit hampir rampung. Bulan depan aku ingin pulang dan menetap di kampung. Aku sudah merancang agendaku.

Survei untuk menulis novel di dekat tempat kerjaku juga akan selesai bulan depan dan sisa surveinya adalah di kampung Segenap, kampungku sendiri. Tetapi aku belum merencanakan apalagi memastikan untuk menikahimu. Aku belum tahu kapan tepatnya kita jadi pasangan yang halal. Tetapi, Wiy, kamu jangan dulu berharap dan menunggu kedatanganku. Jangan menghitung waktu bahwa aku akan pulang bulan depan, sekali lagi jangan, Wiy. Kita tidak tahu bagaimana takdir menentukan, kita hanya bisa merencanakan, Wiy. Aku tidak ingin kamu kecewa, maka dari itu janganlah berharap dulu.

Sebenarnya, Wiy, solusi menunggu sebuah jawaban yang ghaib dariku sangatlah simply. Agar tidak merasa gelisah dan dihantui dengan bayangan-bayangan buruk, maka jangan merasa sebagai penunggu. Lebih baik melupakanku saja dulu. Karena memang sesuai dengan yang kita rencanakan bahwa aku adalah benar-benar jodohmu, akan datang padamu. Usah risaukan aku.

Bilamana takdirnya berbeda dengan rencana, kita terima saja. Biasanya, Wiy, sesuatu yang ditunggu apabila lama, rasanya terluka. Namun apabila ia dilupakan dan tiba-tiba hadir, maka itu adalah sebuah kejutan. Kalau aku yang kamu tunggu juga benar-benar lupa, maka hasilnya lapang dada. Sebab kamu sudah melupakanku sebelumnya. Begitulah cara ampuh mengubah setres jadi surprise!

Jangan merasa sebagai penunggu ya, Wiy? Bukan berarti aku ingin kamu melupakanku, tetapi begitulah saran terbaikku.

***