"Huh!" Wiliam Lee kembali melipat kedua tangannya di depan dada.
William Lee tidak suka jika Wilma Herdian memarahinya seperti itu di muka umum. Meski dengan suara rendah. Karena ekspresi wajah Wilma Herdian sangat jelas terlihat sedang memarahinya.
"Mau pergi ke mana?" Wilma Herdian bersiap membuka reservasi yang baru.
"Seperti biasa," jawab William Lee datar. Willma Herdian segera membuatkan reservasi tujuan ke Pangkal Pinang atas nama William Lee. Biasanya, setiap tiga pekan sekali, William Lee terbang ke Pangkal Pinang, menemui keluarganya di sana.
"Tapi, aku sedang enggan pulang," lanjut William Lee dengan nada yang tidak dipahami Wilma Herdian, apakah ingin malanjutkan reservasi atau bagaimana.
"Akhir pekan aku ada meeting. Rasanya melelahkan jika harus pulang pergi dalam waktu berdekatan, lantas besoknya aku meeting." William Lee tiba-tiba saja mencurahkan isi hatinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com