-POV Nayla-
Reza menatap gue serius. Kali ini, ia sampai megang pipi gue. Hmm, mau ngapain? Ini di rumah orang tuanya lho. Manik mata gue bahkan melebar dibuatnya.
"Sayang, bolehkan saya sekarang mempermanenkan panggilan ini?"
Iris gue yang berbeda warna ini mungkin juga agak membesar. Ini sebuah pertanyaan, yang nggak perlu ditanyakan sih, kalo menurut gue.
"Kamu nanya ini, buat apa?" Gue nanya sambil senyum, udah jelas. Mata diarahkan ke bawah, nggak kuat gue lama-lama tatap-tatapan gini sama dia.
"Saya ingin meminta izin. Saya harap kamu tidak keberatan."
Duh, emang cowok aneh. "Ya, enggaklah. Malah aku seneng."
Perlahan, jemari dia nyentuh dagu gue, trus ngangkatnya ke atas, otomatis muka gue juga ketarik ke atas dong. "Kenapa?" Gue nggak bisa ya diginiin.
"Soal mahar tadi, jawab dulu dong, yang serius." Katanya lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com