Letak atap gedung laboratorium paling dekat dengan langit. Seseorang bisa menyentuh dunia lain dari sana. Sekolah normal sudah mulai berubah. Lebih banyak siswa berubah menjadi pembuluh darah dan monster buruk rupa. Mereka meratap di sekolah yang dulunya sunyi. Mereka, yang telah terbiasa dengan keindahan itu, tidak menduga rasa sakit yang pernah mereka alami.
Setiap detik cermin darah menjulang di atas sekolah, akan ada lebih banyak pembuluh darah yang hancur. Memori yang berada di dalamnya akan menghilang, dan jejak pemiliknya akan terhapus. Kehancuran yang tidak dapat diperbaiki terjadi di kedua kampus. Sebagai pemilik kampus-kampus ini, si pelukis berdiri di atap gedung laboratorium. Ia mengambil kanvasnya, dan seketika, darah merah kehitaman muncul di permukaan kanvas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com