webnovel

Anak

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Misi Bilik Kelima dalam Toilet diceritakan melalui sudut pandang orang pertama, yang menyatakan bahwa seseorang bersembunyi di bilik kelima untuk menangkap bayangan merah yang muncul saat tengah malam. Namun, apa yang terjadi selanjutnya, tidak ada yang tahu. Cerita ini membuat Chen Ge membayangkan banyak hal buruk.

Ia mematikan lampu senter dan mulai berpikir -- misi ini menyatakan bahwa bayangan merah akan muncul di toilet pada tengah malam, tetapi langkah kaki tadi jelas menunjukkan bahwa terdapat dua orang yang sedang berjalan berdampingan. Mungkinkah bayangan merah telah menemukan teman baru ketika terjebak di sini?

Suara langkah kaki perlahan terdengar mendekati toilet lantai dua. Berdasarkan persyaratan misi, Chen Ge harus bersembunyi di dalam bilik kelima, tetapi Chen Ge merasa tindakan itu terlalu berbahaya. Ia akan secara otomatis menjebak dirinya sendiri.

Mungkin aku harus bertindak lebih proaktif. Chen Ge bersembunyi di balik pintu toilet, dan tidak peduli siapapun itu, ia akan memukul kepala mereka. Chen Ge menarik napas dalam-dalam sebelum mencengkeram dan mengangkat palu ke atas kepala.

Langkah kaki pun terdengar semakin jelas. Langkah itu terdengar seperti dua orang yang berlari berdampingan. Terlebih lagi, jarak mereka sangat dekat dengan toilet lantai dua. Menunggu adalah siksaan bagi Chen Ge. Ia tidak tahu apa yang ada di luar toilet dan bahkan tidak tahu apa yang mereka rencanakan. Hal yang bisa dilakukannya hanya berusaha untuk tidak menimbulkan bunyi apapun.

Beberapa detik kemudian, langkah kaki akhirnya berhenti di depan pintu toilet.

Mereka datang!

Tangan Chen Ge yang mencengkeram palu mulai berkeringat, dan jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Badai dapat terdengar di luar sekolah, dan hujan merembes ke dalam toilet, membasahi lantainya.

Dimana mereka? Chen Ge menoleh untuk melihat ke belakangnya. Tidak ada wajah manusia yang menatapnya seperti yang diharapkannya. Kesabarannya pun mulai menipis. Dengan satu tangan menggenggam kenop pintu, ia bersiap untuk mencondongkan tubuhnya untuk melihat asal suara langkah kaki. Namun, sebelum ia bisa melakukan itu, kilatan petir merobek langit. Dengan memanfaatkan cahaya sementara yang muncul, Chen Ge dapat melihat dua bayangan terpantul dari lantai toilet.

Mereka berdiri di depan pintu masuk!

Tubuhnya seketika membeku. Karena senternya sudah dimatikan, ia tidak bisa melihat apapun dalam kegelapan toilet.

Bayangannya pendek, seperti dua anak kecil.

Ia tidak berani menurunkan kewaspadaanya. Setelah menunggu beberapa detik, langkah kaki pun terdengar kembali. Namun, tidak seperti harapannya, pemilik langkah kaki tidak memasuki toilet, tetapi menuruni tangga di sebelahnya dan turun ke lantai pertama.

Pergi begitu saja? Chen Ge perlahan-lahan bergerak dari balik pintu. Ia berbalik untuk melihat pintu masuk, dan tidak ada apapun di sana.

Sosok yang berdiri di pintu terlihat seperti dua anak kecil, bukan bayangan merah yang dijelaskan oleh ponsel hitam. Apa ini karena waktu telah berlalu sejak saat itu, atau mungkin kedatanganku yang terlalu cepat mengacaukan "jadwal" di sini?

Chen Ge tidak bisa menemukan jawaban. Ia kembali menyalakan senter dan berjalan ke bilik kelima. Bagaimanapun juga, ia harus memeriksa bilik itu untuk melihat apakah tempat tersebut adalah tempat misi yang sebenarnya. Pintu pun terbuka, memperlihatkan ruangan tua yang benar-benar normal.

Berdasarkan situasi sejauh ini, tempat misi pasti berada di toilet lantai tiga. Dua anak sebelumnya telah pergi ke lantai satu, jadi ini adalah kesempatan yang sempurna. Chen Ge pun berbalik untuk keluar dari toilet. Sebelum ia mencapai ambang pintu, ponselnya berdering. Nama penelponnya tidak diketahui Chen Ge.

Nomor siapa ini? Chen Ge tidak memiliki banyak teman, dan beberapa temannya biasanya tidak akan menghubunginya. Setelah ragu-ragu untuk beberapa saat, Chen Ge mundur ke sudut dan keluar dari siaran langsung untuk menjawab telepon, "Halo?"

"Apakah kau teman sekelas Ru Xue? Kudengar kau menemukan seorang bocah aneh yang kau curigai menderita masalah psikologis?" suara berat di ujung telepon memancarkan aura percaya diri.

"Ya, aku orangnya. Anda adalah?"

"Aku ayah Ru Xue." He San memang menyebutkan bahwa ia akan memberikan nomor telepon Chen Ge kepada Gao Ru Xue. Sepertinya senior He San melakukan banyak hal dengan efisien.

"Apakah kau keberatan menceritakan keadaan bocah itu dengan lebih terperinci? Penyakit psikologis mirip dengan racun di dalam tubuh seseorang. Jika tidak dikeluarkan sesegera mungkin, racun mungkin merusak masa depan anak itu." Ayah Gao Ru Xue akrab dengan bahaya masalah psikologis. Dari sudut pandangnya, penyakit psikologis bisa lebih berbahaya daripada banyak penyakit fisik.

"Bocah ini berusia sekitar tujuh hingga delapan tahun. Secara fisik, ia terlihat baik-baik saja, tetapi ia tampaknya terlihat tidak tertarik pada dunia; ia menolak untuk berinteraksi dengan orang lain dan takut akan sinar matahari."

"Apakah ada gejala lain? Jika memungkinkan, bisakah kau menceritakan padaku secara detail?"

"Aku bertemu bocah lelaki ini di pintu masuk atraksi rumah hantu. Bibinya mengatakan kepadaku bahwa dia suka menghabiskan waktu di dalam rumah hantu. Emosi normal yang harusnya dialami seseorang di dalam rumah hantu seperti ketakutan dan kecemasan tidak terlihat darinya. Bahkan, dia terlihat lebih nyaman berada dalam kegelapan daripada di bawah sinar matahari. Tindakannya memberikanku kesan bahwa sudut-sudut yang gelap memberinya rasa aman." Chen Ge menyuarakan spekulasi yang dimilikinya. Jika tidak bertemu langsung dengan Fan Yu, ia tidak akan percaya bocah misterius sepertinya memang ada.

"Bocah tujuh atau delapan tahun yang suka mengunjungi rumah hantu? Dan tidak merasa takut?"

"Ya, bocah itu bahkan tertarik pada aktor yang dirias seperti orang mati."

Keheningan muncul di ujung telepon selama beberapa detik. "Jika itu hanya kurangnya rasa takut, bisa jadi itu adalah autisme, yang bisa bertanggung jawab atas kerusakan amygdala otaknya."

"Maaf, tapi kurasa aku tidak mengerti."

"Sederhananya, amygdala adalah sistem saraf pusat tempat memori diproses dan disimpan. Amygdala juga bertanggung jawab untuk menghasilkan emosi seperti kemarahan dan ketakutan. Jika amygdala seseorang rusak, bahkan jika menghadapi singa atau ular, seseorang tidak akan merasa takut -- sama seperti ketika berada di dalam rumah hantu."

Ayah Gao Ru Xue benar, tetapi Chen Ge masih merasa deskripsinya tidak cukup tepat dengan kondisi Fan Yu. "Dokter Gao, bukan berarti bocah itu tidak takut pada apapun. Ia terlihat menghindari sinar matahari dan benci berjalan di bawah matahari. Selain rumah hantu sama sekali tidak menakutinya, dia juga menyukai lingkungan di dalam rumah hantu. Rasanya seperti bocah itu bersikap sangat berbeda di dalam dan di luar rumah hantu."

Chen Ge berpikir sebelum menambahkan, "Dia benar-benar diam ketika berada di luar rumah hantu dan menolak untuk berinteraksi dengan orang lain, tetapi dia menjadi bersemangat ketika berada di dalam rumah hantu. Ketika saatnya keluar dari sana, dia benar-benar menolak dengan keras untuk meninggalkan tempat dan aku melihatnya melukai bibinya dengan mataku sendiri. "

"Berdasarkan apa yang kau katakan, mungkin itu merupakan tanda gangguan bipolar, sangat merusak dan tidak rasional ketika marah namun akan bersikap sangat individualistis dan masuk ke dalam dunianya sendiri ketika tertekan." Guru Gao mengatakan analisisnya pada Chen Ge. "Tapi satu hal masih luput dari perhatianku. Pasien dengan gangguan bipolar mungkin dipicu pada saat tertentu, dan seharusnya tidak ada pemicu yang jelas seperti berada di dalam atau di luar rumah hantu. Pendapat pribadiku adalah karena perubahan sikap anak itu terkait ke rumah hantu, maka sumber masalahnya pasti terkait dengan rumah hantu. Apa dia menderita trauma di dalam rumah hantu ketika dia masih kecil? Atau apakah orang tuanya bekerja di sana?"

Setelah mendengar analisis dari ayah Gao Ru Xue, sebuah spekulasi muncul di benak Chen Ge.

Perubahan kepribadian bocah itu terjadi di dalam rumah hantunya, dan perbedaan terbesar yang rumah hantunya dibandingkan dengan rumah hantu lainnya adalah... bahwa rumah hantunya benar-benar berhantu.

Next chapter