webnovel

Teror Masa Lalu

Pernikahan di masa lalu membuat Alma mengalami trauma berat. Karena laki-laki yang sangat ia cintai dan sayangi tega meninggalkan dirinya pada saat dalam keadaan hamil besar. Arfha memaksa Alma pulang ke rumah kedua orangtuanya, dengan alasan ia harus menyelesaikan dinasnya di negaranya sendiri yaitu Amerika serikat. Dan pada saat itu Arfha berjanji, setelah semua urusannya selesai, ia akan kembali dan membawa Alma untuk hidup bersama lagi bersama buah hatinya. Namun semua yang di janjikan oleh Arfha hanya omong kosong belaka. Ia sama sekali tidak pernah datang menemui Alma hingga saat ini. Bahkan sampai usia Putrinya menginjak 19 tahun. Dari sanalah timbul rasa benci yang amat mendalam terhadap Arfha. Alma menyimpan dendam dalam diam. Bahkan ia berjanji sama dirinya sendiri untuk tidak memberitahu putrinya yang bernama Aletta tentang siapa ayahnya yang sebenarnya. Karena Alma sudah menganggap Arfha mati. Apa yang sebenarnya terjadi sama Arfha?" Dan bagaimana kisah hidup Alma selanjutnya bersama buah hatinya Aletta?" Akankah takdir akan mempertemukan mereka kembali di waktu yang tepat? ........................................................................... Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan kolom komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan komentar atau review daru kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading!

Linayanti · Urban
Not enough ratings
50 Chs

Kedatangan Jack ke rumah Alma

"Alma baru saja pulang, memangnya ada apa? Kenapa kamu kelihatannya sangat kahwatir sama keadaan Alma?" Tanya dokter Rina.

"Bisakah dokter mengantar saya ke rumah Alma Sekarang ini juga?" Tanya Jack, ia berharap dokter Rina mau. Karena ia tidak ada kesempatan lagi selain hari ini juga.

Dokter Rina menundukkan wajahnya sambil berpikir, karena hari ini ia ada jadwal untuk pasien lain. Tetapi ia juga kepikiran sama Jack.

"Tunggu sebentar!" Ucap dokter Rina.

"Baiklah saya akan menunggu di sini"

Dokter Rina kemudian mengurus jadwalnya, ia meminta dokter lain untuk menggantikannya untuk hari ini saja. Setelah semuanya selesai, ia kembali menemui Jack.

"Apakah kita langsung berangkat sekarang?" Tanya dokter Rina sambil merapikan ikat rambutnya, ia juga tidak lupa untuk merapikan poni depannya.

"Ya kita berangkat sekarang" Jawab Jack, ia terkejut melihat dokter Rina yang tiba-tiba muncul disampingnya.

"Ya sudah kalau begitu, saya akan mengantar kamu"

"Mobil saya ada di parkiran, apakah dokter mau satu mobil sama saya?"

"Bukankah saya pernah bilang sama kamu, jangan panggil saya dengan nama itu. Lebih baik panggil dengan nama biasa saja"

"Maaf saya keceplosan"

"Ya sudah saya ikut mobil kamu saja, biar nanti mobil saya di bawa pulang sam asisten saya"

"Ya sudah"

Jack dan dokter Rina kemudian pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Sedangkan dokter Rina langsung berjalan ke depan, ia menunggu Jack di depan gerbang.

Setelah itu ia masuk ke dalam mobil Jack yang terlihat mewah. Dokter Rina sempat heran lagi, karena melihat mobil Jack yang sangat istimewa. Jarang ada yang membawa mobil mewah seperti ini.

Namun di sepanjang perjalanan mereka saling lirik-lirik. Dokter Rina terlihat malu-malu, ia bahkan salah tingkah didepan Jack.

"Arghhh...aku tidak kuat melihat tatapannya" Batin dokter Rina.

"Ecehmmmm!" Jack mendehem.

Dokter Rina kembali melirik, di saat Jack melirik kembali dokter Rina langsung membuang mukanya.

"Kenapa?" Tanya Jack.

"Tidak ada!" Jawab dokter Rina.

"Apakah rumah Alma masih jauh dari sini?"

"Sebentar lagi sampai"

Padahal ia pernah mengantar Alma pulang, namun tidak sampai rumah. Jack sudah tidak sabar ingin segera bertemu sama Alma.

"Kalau boleh tahu ada apa kamu mau ke rumah Alma?"

"Saya ingin bertemu saja"

"Bukankah tadi kalian sudah bertemu?"

"Ya memang! Tapi kali ini sangat penting bagi saya untuk bertemu Alma kembali. Karena saya tidak yakin akan bertemu dia di waktu lain"

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Apakah kamu mau pergi jauh?" Tanya dokter Rina penasaran.

"Ya! Saya akan pergi jauh dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi ke kota ini"Jawab Jack dengan serius.

Mendengar hal itu membuat dokter Rina semakin penasaran, ada masalah apa sebenarnya sehingga Jack harus pergi jauh. Sedangkan ia baru saja merasakan getaran-getaran cinta di hatinya, tetapi ini justru membuat ia semakin tidak yakin sama dirinya sendiri untuk bisa mendekati Jack.

"Kapan boleh tahu kamu tinggal dimana?"

"Amerika" Jawab Jack sambil menyetir mobilnya.

"Kenapa jauh sekali" Lanjut dokter Rina.

"Disana saya dilahirkan dan di besarkan"

"Lalu apa yang membuat kamu sampai ke kota ini?"

"Pekerjaan"

"Maaf ya jika saya terlalu banyak bertanya"

"Tidak masalah ... Oh ya kita kemana ini? Soalnya saya benar-benar tidak tahu daerah ini?".

"Kamu tinggal lurus saja setelah itu ada rumah dengan cat warna krem di sebelah kanan. Kamu tinggal berhenti saja di sana, karena itu rumah Alma"

"Ouh ... Baiklah"

Rumah Alma.

Sampailah mereka di depan rumah Alma, dokter Rina meminta Jack untuk turun terlebih dahulu.

"Sebaiknya kamu turun duluan"

"Tunggu sebentar, saya akan membukakan kamu pintu" Lanjut Jack, ia segera turun dan langsung membuka pintu untuk dokter Rina.

"Terimakasih Jack"

"Sama-sama"

Dokter Rina semakin tersentuh melihat sikap Jack, jantungnya kembali berdebar. Ia menempelkan tangannya di dadanya dan merasakan detak jantung yang begitu kencang, seperti mobil yang sedang lomba.

"Rina kamu tidak usah terbawa perasaan, ini masalah biasa. Karena kamu sudah biasa mendapatkan perlakuan baik dari setiap laki-laki yang ingin mendekati kamu. Ingat dia itu orang jauh dan kamu tidak mungkin akan bersama dia" Batin dokter Rina, ia menasehati dirinya sendiri.

"Hei! Kenapa kamu diam?" Jack bertanya, karena ia melihat dokter Rina diam seperti patung Liberti.

"Eh ya ... Maaf tadi saya kepikiran sesuatu" Dokter Rina langsung mengalihkan pembicaraannya.

"Apakah ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak ada, sebaiknya kita langsung saja masuk ke rumah Alma. Semoga saja dia ada didalam"

Dokter Rina kemudian membawa Jack masuk, ia membuka pintu gerbang Alma. Ia melihat ada Ny Yulia didepan sedang bersih-bersih.

"Selamat siang Tante!" Sapa dokter Rina.

Ny Yulia langsung tercengang melihat dokter Rina datang bersama seseorang. Ny Yulia langsung menyambut dokter Rina dengan ramah.

"Siang juga! Ya ampun kenapa dokter siang-siang datang ke rumah"

"Saya ada keperluan sama Alma Tante. Apakah Alma ada di rumah?"

"Ya Alma ada di rumah. Sebentar ya saya panggil dulu. Sebaiknya dokter tunggu di ruang tamu saja"

"Baik Tante"

Ny Yulia memanggil Alma, sedangkan dokter Rina dan Jack menunggu di ruang tamu. Kebetulan sekali hari ini Tuan Mario tidak sedang di rumah.

Ruang tamu.

"Ini rumah Alma dan yang tadi itu ibu Alma. Namanya Ny Yulia kalau ayah Alma bernama tuan Mario" Bisik dokter Rina.

Jack tersenyum manis, ia menganggukkan kepalanya. Ia juga ingin berkenalan sama kedua orang tua Alma.

Tiba-tiba Alma datang "Kalian!" Alma sangat terkejut.

"Bagaimana keadaan Aletta?" Tanya dokter Rina.

"Aletta sudah membaik dan sekarang Aletta lagi istirahat" jawab Alma.

"Syukurlah" Sambung dokter Rina sambil senyum-senyum sendiri.

Alma memperhatikan Jack dan dokter Rina dari tadi, karena mereka berdua seperti ada sesuatu yang disembunyikan. Didalam hati Alma, dokter Rina dan Jack baru saja kenal. Tetapi kenapa dia bisa dekat seperti ini. Ia bahkan berkunjung ke rumahnya tanpa sepengetahuan dirinya.

Sedangkan Ny Yulia datang membawa cemilan dan juga teh hangat "Maaf ya karena di rumah hanya ada ini saja" Ucap mu Yulia sambil menyodorkan gelas kecil berwarna ungu tua.

"Ibu kenapa repot-repot. Ini saja sudah enak banget" Ucap dokter Rina.

"Ibu sama sekali tidak merasa repot. Justru ibu senang sekali bisa menghidangkan minuman dan cemilan sederhana ini untuk kalian"

"Ibu memang baik sekali" Dokter Rina mengagumi Ny Yulia.

"Terimakasih" Ucap Ny Yulia.

"Sama-sama ibu"

"Kalau begitu silahkan di nikmati"

Jack mengangguk sambil tersenyum ke arah ibu Alma. Kedua bola matanya menatap Ny Yulia penuh kehangatan, dari wajahnya saja Jack tahu betul kalau Ny Yulia itu orangnya memang baik.