webnovel

Terjebak di Dunia Albheit

Albheit Online, dunia yang penuh imajinasi dan menarik perhatian massal. Setiap orang yang bermain game ini tidak akan lepas dari bermain game ini. Fitur-fitur yang futuristik memanjakan para pemainnya. Game ini juga punya banyak rahasia yang selalu diperbaharui. Sampai pada akhirnya pada tahun ke tujuh game ini akhirnya memberhentikan berjalannya server game ini. Seorang laki-laki yang dirinya adalah seorang pemain profesional dan memiliki 6 karakter laki-laki dengan job class berbeda, terburu-buru untuk memainkan game ini sebelum ditutup. Dia terlambat mengikuti semua orang yang sudah mencoba semua fitur yang sebelumnya dibatasi karena dia harus menghadapi ujian. Karena merasa ada satu job class yang belum pernah di coba, akhirnya dia memainkan job class terakhir dengan membuat karakter baru. Awalnya dia ingin membuat karakter laki-laki lagi, tetapi merasa ingin mencoba fitur baru ini, akhirnya dia membuat karakter perempuan. Walau akhirnya dia menyadari tidak bisa menggantinya. Tetapi karena dia tidak ingin membuang waktu dengan membuat karakter baru lagi, akhirnya dia tetap memakai karakter baru itu. Namun, di saat server sudah hampir tertutup dan semua orang sudah keluar dari game ini, dia masih saja bermain sampai lupa waktu karena dia ingin menikmati waktu terakhirnya. Akhirnya begitu server sudah ditutup, dan sistem logout sudah tidak bisa digunakan, dia baru tersadar. Dia terjebak dalam game itu! Namun dia tidak putus asa, melainkan dia berjuang sebagai pemain terakhir di game itu. Dengan semua informasi yang dia miliki selama 6 tahun bermain game ini, dia mencoba menjalani hidup di dalam game ini dengan sebaik mungkin.

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
50 Chs

CH.29 Misteri Terpecahkan

Ketika aku melihat foto itu, seketika aku bisa mengaitkan semua informasi yang aku miliki. Benar saja sesuai dugaanku, Kiraibu Kiera adalah reinkarnasi dari nenek ratu Kioku. Sesuai dengan informasi yang aku pernah cari di internet dan foto yang terdapat di buku daftar kerajaan itu, dua foto orang bernama Kiera ini memang sama.

"Sesuai dugaanku, ternyata memang benar."

"Apa ini orang yang Keena cari? Kenapa Keena mencari leluhur kami yang bahkan kami tidak kenal."

"Ah tidak apa-apa, hanya saja ingin mengetahui saja. Terima kasih Koshiyu, Shiakira sudah mau menunjukkan ini kepadaku. Aku tinggal dulu."

Semua ini memang sudah dipastikan secara penuh, seratus persen saling berkaitan. Sekarang permasalahannya adalah bagaimana cara Sin dan Kiera ada di sini? Bahkan patung yang ada di gua Farafa pun tidak dikenal oleh keluarga kerajaan yang ada sekarang.

Sekarang aku tahu bahwa semuanya ini berkaitan dengan teori waktu. Setiap lokasi biasanya menunjukkan waktu yang berbeda. Tidak usah jauh-jauh membandingkan dua dunia, belahan dunia Terra yang sana dan belahan dunia Terra yang di sini saja punya perbedaan waktu beberapa jam. Sehingga itu menciptakan teori bahwa perbedaan lokasi menentukan waktu.

Kesimpulan yang aku ambil waktu mempengaruhi bagaimana Sin dan Kiera berada di dua waktu yang berbeda saat mereka berada di dunia ini. Seingatku game Albheit Online ditutup karena istri Sin sudah meninggal. Ada kemungkinan setelah itu jiwa Kiera tetap di sini dan bereinkarnasi menjadi ratu juga di negara kerajaan Kogaroya ini.

Jadi aku bisa ketahui bahwa ada jarak dari kematian Kiera, istri Sin di dunia nyata dan kematian Sin yang aku belum lihat. Ada percepatan waktu yang terjadi di dunia ini sehingga dua jiwa Sin dan Kiera terlempar ke dua waktu yang berbeda. Namun aku belum tahu interval waktu perbedaan kematian Kiera dan Sin. Yang pasti perbedaan di sini adalah 80 tahun, dihitung sejak kelahiran Kiera di dunia ini sampai sekarang.

"Hah~ lelahnya aku berpikir. Kalau saja Sin belum mati seharusnya dia bisa membuat jalan pulang untukku. Sejak kapan aku jadi memikirkan untuk pulang?"

Padahal aku sudah menerima kenyataan bahwa aku terjebak di sini sampai akhir dari kehidupan yaitu maut menjemputku. Namun ternyata itu tidak berlangsung lama, sekarang aku sudah mulai menjadi jalan keluar.

"Bagaimana kalau anak-anak dari Sin dan Kiera mengetahui keberadaanku sekarang? Mungkin aku bisa kirimkan sinyal ke mereka. Namun tidak ada komputer dan jaringan di sini. Mungkin ini sudah saatnya aku merevolusi dunia ini menjadi lebih maju dengan teknologi."

Untung saja sejak kecil aku sangat suka dengan komputer, jadi di usiaku 14 tahun aku sudah bisa merakit komputer untuk diriku sendiri. Yang aku butuhkan sekarang peralatan dan bahan setengah jadi untuk merakit semua ini. Semoga saja semua bahan yang aku butuhkan ada.

Aku akan buat ini semua kalau aku sudah pulang dari istana dan kembali ke rumahku. Ya, di rumahku, karena kalau di kamar asrama, konsentrasiku akan terganggu oleh keberadaan tuan putri Tifaria. Agar tidak menarik banyak perhatian lebih lagi, aku akan lakukan ini diam-diam.

"Daripada rebahan mulu mending aku buka saja hadiah-hadiah ini. Sebenarnya kenapa mereka memberikan hadiah kepada orang yang bahkan tidak dikenalnya? Atau mungkin ini karena Kioku dulu pernah menyelamatkan dunia dan berkorban, tetapi mereka belum sempat berterima kasih dan memberi hadiah kepadanya. Jadi semuanya sekarang dilimpahkan ke diriku."

[Hahaha, terima kasih sudah mau pengganti untuk diriku menerima semua hadiah itu. Kalau itu aku, pasti aku tolak dan kembalikan ke mereka lagi.]

"Enak Kioku bisa berkata semudah itu. Aku saja tidak kenal mereka, bagaimana aku bisa menggembalikannya ke mereka dengan mengetahui mereka berada di belahan dunia yang lain?"

Mudah untuk berkata seperti itu bagi ratu Kioku karena sekarang dia sudah tidak terbeban oleh ikatan antara dirinya dan raja Koshiyu yang begitu erat. Walau sebenarnya muncul masalah baru yaitu keberadaan seorang bernama Kiraibu Kiera.

Satu hariku di istana terlewati tanpa masalah seperti yang waktu itu. Aku sekarang sudah dianggap anggota keluarga mereka juga. Sebelum aku pulang ke rumahku, aku meminta beberapa tanaman herbal dan bunga untuk bisa membuat teh penenang sendiri, dan itu dikabulkan oleh raja Koshiyu.

Dalam perjalanan pulangku, aku tidak langsung pulang, tetapi pergi ke pandai besi. Biasanya orang ke pandai besi untuk membeli atau memesan peralatan berperang atau pelindung tubuh. Namun beda denganku yang ingin membeli batang besi utuh dan alat untuk menempanya seperti palu dan lainnya. Aku ingin membuatnya dari bahan mentah utuh.

"Ternyata besi-besi itu berat juga, seharusnya aku membuatnya dari plastik semua saja. Ngomong-ngomong aku harus beli plastik juga karena komponen komputer tidak hanya besi."

Setelah mengumpulkan semua barang-barang yang kubutuhkan, aku memasukkan semuanya ke kalung karena tidak mungkin aku membawanya dengan kedua tanganku yang kecil ini. Tidak kusangka semuanya itu menghabiskan biaya sebesar 10 Plata lebih atau setara dengan 1 Emalde. Ya tidak aneh juga sih, besi yang seberat lebih dari 3 kg ini memang banyak, plastik juga tidak murah.

Namun yang paling membuatku sedikit terkikik dalam hati adalah reaksi bagaimana pemilik toko pandai besi melihatku dengan tampang terkejut, aneh, bingung, dan reaksi lainnya ketika aku meminta semua barang yang kubutuhkan padanya. Wajar saja, siapa yang mau membeli batang besi utuhan dan peralatan untuk memprosesnya. Ketika dia menanyakan apa aku mau menjadi pandai besi, tentu saja kujawab tidak.

Jangan tanyakan kepadaku kenapa aku tidak mempercayakan kepada tukang pandai besi untuk membuat komponen-komponen yang kubutuhkan, itu karena aku mau bekerja diam-diam supaya tidak dicurigai. Bukannya tidak percaya dengan siapa pun, tetapi ini permasalahanku, biar aku urus sendiri.

"Mungkin beberapa hari ini aku harus bolak-balik dari akademi ke rumah untuk mengejarkan hal ini."

Benar saja, aku membutuhkan waktu tujuh hari dengan waktu efektif sekitar tiga sampai empat hari untuk membuat bahan dasar menjadi komponen kasar. Selanjutnya butuh waktu tujuh hari efektif untuk membuat komponen seperti processor, RAM, dan lainnya berfungsi sesuai dengan keinginanku. Sisanya hanya butuh satu hari untuk merakitnya.

Tidak kusangka semua perjuanganku itu berhasil dan komputer buatanku berhasil dihidupkan tanpa masalah. Permasalahan komputer sekarang selesai, sekarang hanya perlu memikirkan bagaiamana aku bisa mengirimkan sinyal ke dunia nyata sedangkan koordinasinya saja aku tidak tahu. Oh ya, tentang sumber listriknya, aku hanya memanfaatkan sihir.

"Permasalahan utamaku ada pengiriman sinyalnya. Bisa saja sih aku melacak keberadaan dunia Kimino ini dan keberadaan dunia Terra. Dengan membandingan keduanya aku bisa mencari koordinat yang tepat. Namun usahanya tidak mudah."

Jalan keluar yang paling efektif yang aku pikirkan hanyalah dengan sihir. Berbeda dengan sihir pelacak yang hanya bekerja di medan area tertentu. Yang harus kukerahkan lebih besar dari itu dan butuh waktu puluhan hari karena kapasitas manaku yang terbatas sekali.

Ujung-ujungnya aku menghabiskan waktu dua bulan tanpa ada hasil yang berarti. Ketika itu aku mulai putus asa dan berpikir kenapa aku bersusah payah melakukan hal ini. Roh ratu Kioku juga menghilang tanpa berbicaraku selama ini. Kemungkinannya karena tidak ingin mengganggu konsentrasiku entah saat pelajaran atau memikirkan jalan pulang.

"Kalau saja ada satelit dan roket yang menerbangkan satelit lebih jauh supaya pencarianku tidak harus lewat sihir."

Alam semesta ini begitu luas. Walau saat itu teknologi di duniaku sudah sangat maju dibandingkan perabadan yang dulu, tetapi itu masih belum cukup untuk mengetahui isi semua alam semesta. Sebagian besar tentang alam semesta masihlah menjadi misteri.

Itulah kenapa dalam waktu dua bulan pun aku tidak bisa menemukan hasil. Dugaan sementaraku aku akan menghabiskan waktu sekitar sepuluh bulan lagi atau totalnya adalah satu tahun utuh sampai aku bisa menemukan hal itu.

Aku sendiri saat melakukan semuanya ini tidak tahu kenapa aku sampai berusaha untuk mengetahui cara pulang ke dunia asalku. Bahkan sebenarnya aku tahu ini akan memakan waktu dan hasilnya belum tentu sesuai harapanku dan tidak akan memuaskanku. Namun rasanya ada dorongan yang membuatku untuk teruh berusaha apa pun hasilnya itu.

"Hah~ padahal waktu itu aku sudah punya kehidupan yang menyenangkan. Namun apa dayanya sekarang yang semua waktuku kusalurkan untuk hal yang akhirnya tidak jelas. Lama-lama aku jadi lelah."

[Memang Keena tidak mau melanjutkan semua ini lagi setelah semua usaha yang Keena sudah lakukan? Ingin membuat semuanya jadi sia-sia?]

Baru saja aku mulai putus saja, suara ratu Kioku kembali mengiang di dalam pikiranku. Seketika itu seluruh harapanku yang hampir sepenuhnya kuletakan, aku kumpulkan lagi dan bekerja bahkan lebih keras dari yang sebelumnya.

Terlewatilah satu tahun hidupku dengan hanya berada di akademi, asrama akademi, di rumah, dan beberapa kali di istana. Ketika aku di istana saja aku merasa gelisah karena pekerjaanku masih menungguku. Pekerjaan untuk membuatku pulang.

Namun satu tahun hidupku tidak sia-sia sama sekali. Setelah lewat satu tahun, aku menemukan koordinat yang aku butuhkan. Aku berhasil menemukan keberadaan Terra dan jaraknya dari dunia Terra ke dunia Kimino. Tanpa berlama-lama lagi aku mengatur semuanya di komputer dan mengirimkan sinyal ke berbagai penjuru dunia Terra dengan kode enskirpsi berat yaitu kode enskripsi kedua orang tua anak-anak Sin dan Kiera.

"Hah~ akhirnya aku berhasil juga. Yang aku butuhkan hanyalah tekun mengirimkan sinyal ini sampai balasan dari mereka aku dapatkan entah berapa bulan atau tahun lagi aku butuhkan."

Jangan kira walau sinyal aku kirimkan, aku akan mendapatkan balasan dengan mudah. Jarak antara dunia Terra dan dunia Kimino itu sangat jauh, sekitar puluhan tahun cahaya. Namun aku mempercepat sampainya sinyal itu ke mereka dengan sihir. Kalau tidak dengan sihir, mungkin sampai aku meninggal di dunia ini, sinyal itu tidak akan sampai dan balasannya juga tidak aku dapatkan. Yang penting aku tidak menyerah, selamanya.