webnovel

Terimakasih Keegoisan Ayah Bunda

cacaaa01 · Teen
Not enough ratings
2 Chs

hamil

Hilang sudah kendali Bara dia mendekati tubuh mungil Agatha lalu menariknya ke kamar dan menghempas kasar tubuh wanita itu namun belum sempat dia menerjang gadis yang terbaring menggoda dihadapannya itu datang sosok lelaki yang tak lain adalah Riko.

Prakkk

Bughh

Plakk

Bughh

Dengan penuh emosi Riko menerjang, membogem, menampar lelaki yang hilang kendali itu, Riko juga tak habis pikir dengan Agatha yang mengorbankan kehormatannya demi cinta.

Riko mengantar Bara pulang melihat kondisi Bara saat ini sangat tak memungkinkan dia untuk pulang sendiri, Riko memang benci pada Bara tapi bukan berarti kemanusiaannya juga musnah pada lelaki yang hampir menodai wanita yang dicintainya itu.

Tak butuh waktu lama karena ini sudah larut malam dan jalanan sudah sangat sepi sangat mempermudah Riko untuk melajukan kendaraan nya kerumah Bara.

Namun Riko bingung harus bagaimana reaksi dari obat perangsang itu juga belum selesai Bara semakin memberontak untuk menuntaskan hasratnya.

Riko tak berani mengambil banyak resiko ia mengantar Bara sampai kedepan pintu rumah lalu bergegas kembali ke markas menemui wanita yang kini membara emosi ulah Riko semua rencana nya gagal.

Bara memasuki rumahnya terhuyung-huyung mengimbangi badannya sendiri untuk melanjutkan langkahnya menuju kamar ketika tak jauh dari kamar dia melihat wanita yang tak diingatnya sama sekali hasratnya benar-benar memuncak tak terkendali.

Dia menghampiri gadis cantik yang saat ini menggunakan gamis+khimar lalu membekap mulutnya dan membawanya ke kamar tak berfikir lama Bara meluapkan segala hasratnya kepada gadis yang ketakutan dan merintih terus menerus sedangkan Bara dia tak memperdulikan segukan dari gadis yang dinodainya, tentu saja Bara sedang dikuasi oleh syahwatnya.

Flashback off

"Maafin mas ya May saat itu mas benar-benar tak sadar atas apa yang mas lakuin ke kamu" kini Bara duduk disamping Syakira sembari mengusap pelan punggung tangan istrinya itu dia sangat menyesal atas perlakuan bejatnya.

"Yaudah mas gaperlu larut dalam penyesalan, May harap setelah ini mas dapat berlaku baik layaknya hubungan yang dijalani dengan cinta walaupun May tau mas gak cinta sama May tapi InsyaAllah dengan adanya buah hati didalam rahim May ini dia yang akan menumbuhkan rasa cinta dalam keluarga kecil kita" mayra ikhlas atas takdirnya walaupun perih itu masih tergores dihatinya namun dirinya akan memperluas rasa maafnya kepada Bara yang saat ini telah resmi menjadi kekasih halalnya.

"Makasih May, mas janji mas akan memenuhi keluarga kecil kita dengan kasih sayang, mas yakin perlahan rasa cinta ini akan kamu miliki sepenuhnya walaupun disaat ini memang belum tapi suatu saat nanti pasti" Mayra tersenyum mendengarkan keyakinan yang keluar dari mulut suaminya walaupun ada rasa sakit yang dia rasakan mendengar suaminya tak memiliki perasaan untunya disaat ini tapi bukankah tanpa diucapkan dia juga tau perasaan suaminya saat ini, ah Mayra lemah.

Mereka memilih tidur untuk merehatkan tubuhnya, hari ini hari yang melelahkan bagi mereka dan ini saatnya untuk mereka berlayar dialam mimpi bergalut dalam selimut.

Malam ini adalah malam yang dijalani Mayra penuh keikhlasan, walau sakit yang dirasakannya masih terasa begitu perih Mayra tetap mencoba berbesar hati untuk menerima segalanya dengan lapang dada, untuk menerima Bara sebagai pendamping hidupnya dan dia berharap ini akan bertahan selamanya sampai maut yang memisahkan.

Memang sakit yang dia rasakan kejadian itu masih terus berputar dikepalanya namun itula Mayra selalu mencari sisi positif atau hikmah didalam hal yang menyakitinya.

"Astaghfirullah!" Mayra melompat dari kasur ketika bangun membuka mata Baralah yang ada dihadapannya, Mayra lupa kalau dia sudah bersuami.

Bara yang mendengar teriakan istrinya langsung terbangun dengan terbelalak "Kenapa may?".

"Maaf mas Mayra lupa kalah May udah nikah, maaf ya mas" rasa bersalah yang kini dirasakan Mayra kepada suaminya.

"Mas kirain kamu kenapa napa May, haduhhh kaget mas" ungkap Bara sembari mengelus dadanya yang baru saja diguncang ulah teriakan Mayra.

"Maaf ya mas Mayra benar benar lupa" menggaruk kepala yang tak gatal "hem mas mau sholat tahajud gak? udah jam 3 soal nya" sambung Mayra.

"Iya ayo tahahud May" Bara langsung menuruni kasur nya guna untuk melakukan wudhu terlebih dahulu.

Mereka pun langsung melakukan sholat tahajud barengan yang di imami oleh Bara, secara teratur dan khusyuk nya mereka menghadap sang kuasa hingga tak terasa 4 rakaat tahajud nya telah terlaksana dengan rasa yang sungguh khidmat.

Setelah doa doa telah selesai Barapun membalikkan tubuhnya dengan tangan yang dilunjurkan kedepan Mayra yang langsung disambut hangat oleh istrinya dan langsung Mayra ciumi punggung tangan suaminya.

Setelah itu tanpa segan Bara meletakkan kepalanya dipangkuan Mayra, tak dapat mengatakan apapun Mayra hanya mengusap pelan kepala sang suami hingga membuat sang empu merasa sangat nyaman dan kembali terlelap sampai dibangunkan kembali oleh adzan subuh.

"Mas udah subuh bangun ya" dengan perlahan senyuman terbit dari bibir Mayra wajah Bara ketika bangun tidur sangat menggemaskan baginya.

"Haemm kiss dulu May biar gak ngantuk lagi nih" Bara sengaja menggoda istrinya itu sementara Mayra terkejut dengan tingkah suaminya yang dengan santainya meminta ciuman disubuh hari.

"Ga mau ihh!" Mayra mengalihkan kepala Bara kelantai lalu dengan cepat menuju kamar mandi untuk wudhu agar Bara tidak menggoda nya lagi.

"Istri gua cantik ya Bismillah cinta" Barapun bangun sambil menunggu Mayra keluar.

Cuppp

Baru saja Mayra keluar setelah berwudhu namun nasibnya entah beruntung atau tidak hingga diperlakukan jahil oleh suaminya.

"Mas ini batal loh wudhu nya kamu gini amat nakalnya ga mikir mikir" dengan wajah cemberutnya.

"Gapapa lah May pahala juga kan nyenangin hati suami" bukannya bergegas untuk berwudhu Bara malah mendekatkan wajahnya pada wajah Mayra dan langsung menyambar bibir mungil milik Mayra.

Mayra yang terkejut dengan aksi Bara saat ini langsung memukuli dada bidang milik suaminya itu hingga Bara melepaskan ciuman subuh harinya lalu tertawa melihat wajah syok istrinya dan berlalu meninggalkan gadis yang sedang malu itu terpaku.

"Bisa gugur nih jantung kalau diginiin terus sama kutub" ucap Mayra pada dirinya sendiri yang tak dapat didengar lagi oleh Bara.

Setelah selesai wudhu mereka langsung menunaikan sholat subuh, hari ini Bara memilih untuk jamaah bersama istrinya.

2 rakaat telah mereka selesaikan dengan sempurna InsyaAllah, doa doa telah mereka panjatkan tentunya keduanya meminta untuk kebahagiaan rumah tangga barunya.

Dilanjutkan dengan membaca Al-Qur'an bersama, senakal apapun Bara dimasa lalunya tidak akan membuatnya lupa pada kewajibannya sebagai seorang muslim.

Tak terasa berjalannya waktu kini mereka telah disambut hangat oleh matahari, Mayra pun telah menyiapkan sarapan bahkan dirinya telah bersiap siap untuk kesekolah.

Namun sekolah dipagi ini diantar oleh Bara sendiri, dia tak mau terjadi apa apa pada istrinya yah walaupun belum cinta tapi menjaga Mayra adalah kewajibannya.

"Makasih ya mas, Mayra sama Feli masuk dulu Assalamu'alaikum" Mayra pamit setelah mencium punggung tangan suaminya, banyak pasang mata yang menatap tak suka pada Mayra.

Jangan lupakan Feli yang terus saja mengganggu waktu Mayra yang kini resmi menjadi kakak iparnya itu bahkan tak lama lagi menjadi ibu dari ponakannya.

"Belajar yang bener ya ntar pulang mas jemput, jangan kemana mana!" ucapan Bara sembari menciumi dahi istrinya dan menekan kalimat diujung katanya.

"Aduhhh kaliann!! Jadi nyamuk gua disini, gak asik banget sih" Felicia merasa diacuhkan oleh sepasang kekasih dihadapannya ini, tak pikir panjang dia langsung keluar dari mobil milik Bara.

Bara dan Mayra hanya terkekeh melihat tingkah Felicia yang tak jauh dari ambekan, Mayra langsung menyusul Felicia yang sudah berjalan didepannya dengan wajah cemberut.

"Ayo Fel ntar bel nih jangan marah dong" Mayra terus membujuk adik iparnya itu hingga memasuki kelas, tak disangkalkan banyak yang menatap Mayra intens jelas saja mereka cemburu Bara adalah salah satu guru yang mengajar dibidang Matematika disekolah mereka, tentunya Bara menjadi guru pujaan dan mereka tak rela melihat Bara bisa dekat dengan Mayra.

Guys saya nyaman dengan panggilan Mayra wkwkwk.

Didalam kelaspun Mayra mendapati berbagai sindiran dari teman teman nya namun Mayra mencoba bersikap biasa saja bagaimanapun pernikahan ini harus dirahasiakan sementara waktu.

Bara tak mengajar hari ini, jam mengajar nya kosong dihari senin terkecuali dihari Selasa dan Rabu dia benar benar akan kelelahan karena padatnya jadwal.

Tringg Tringg

Bel istirahat sudah berbunyi seperti biasanya disaat istirahat Syakira dan Felicia akan memanjakan perutnya dikantin dan hal itu akan dilakukan juga dihari ini.

Mereka berdua melalui banyak orang yang menatap tak suka pada Syakira bahkan banyak cibiran yang tak disangkali menyakiti hati Syakira.

"Luar aja polos dalem nya nempel ama cowok"

"Guru sendiri pula di embat gak ada cowok lain apa"

"Jangan jangan udah ngapa ngapain kali tuh"

"Cantik sih tapi gatel"

"Tobat ukhty yaelah gaya gayaan syar'i nyatanya melekat tuh ama cowok haha"

"Tampang boleh lugu dibelakang mainnya sama guru"

Berbagai tuduhan tak jelas Syakira dapati begitulah manusia sibuk mencela orang lain yang belum pasti buruk tapi lupa mengoreksi diri sendiri.

Felicia yang mendengar semua itu hanya dapat menenangkan Syakira bukannya dia tak berani melawan hanya saja mereka tahu tempat.

"Sabar aja lah Sya semua yang mereka katakan juga gak bener, asal ceplos aja tuh mulut" ucap Felicia yang berusaha menenangkan hati Syakira.

"Iya gua gapapa kok Fel biasa aja" padahal didalam hatinya merasa tercabik cabik ulah perkataan sampah yang tak jelas.

Mereka memesan bakso dan segera makan sebelum bel masuk berbunyi kembali, tiba tiba Syakira merasakan mual dan berlari menuju toilet sekolah.

Huekk huekkk

"Lo gapapa kan Sya kalau sakit pulang ajalah ntar belajarnya juga gak konsen kalau gini mah" Felicia langsung mengejar Syakira yang berlari sambil menahan perut dan mulutnya.

"Gua gapapa kok Fel cuma efek dari kehamilan muda aja" Syakira meyakinkan Felicia bahwa dia baik baik saja.

Tanpa mereka sadari ada sosok pria yang mengawasi gerak gerik mereka bahkan dengan lancangnya menguping semua pembicaraan mereka.

Seketika rahang pria itu mengeras tangan kokohnya menggenggam keras saat mendengar bahwa Syakira sedang mengandung.

Kring kring kring

Bel masuk kembali berbunyi seluruh siswa siswi berlari memasuki kelas masing masing sedangkan Syakira yang tak berdaya dengan wajah pucatnya dibantu oleh Felicia untuk berjalan menuju kelas.

Sesampainya dikelas guru fisika pun masuk disaat ingin memulai materi dia mendapati wajah Syakira yang pucat pasi seperti mayat hidup tak biasanya Syakira seperti ini.

"Kamu sakit Sya?" Tanya pak Santo pada Syakira.

"Gak pak cuma kecapean aja" Alabinya padahal Syakira merasakan mual dan pusing yang begitu membuatnya kesakitan.

"Kalau sakit pulang aja Syakira? Nanti kalau kenapa-napa gimana" Pak santo melihat keadaan Syakira yang kurang baik membuatnya tak percaya bila Syakira akan melanjutkan jam belajarnya.

"Yaudah deh pak Sya pulang yah, kayaknya Syakira butuh istirahat juga" Syakira betul-betul tak kuat dengan sakit yang kini menyerangnya.

"Feli antar Syakira ya pak" Felicia ikut bersuara mengingat keadaan Syakira sekarang membuatnya berbaik hati ingin mengantarkan gadis yang berstatus menjadi kakak iparnya ini.

Sekalian juga dia ingin pulang pikirnya. Felicia memang lengket banget ke Syakira dimana ada Syakira sudah dapat dipastikan ada Felicia.

"Iya, hati-hati ya kalian dijalan" Setelah mereka berpamitan pada pak Santo. Pak santo pun langsung memulai pelajaran hari ini.

Kini mereka sampai di ndalem. Bara yang kini sedang duduk diruang tamu pun langsung menatap Mayra nya intens.

Tanpa pikir panjang Bara mengambil alih Mayra yang kini dibantu oleh Felicia untuk melanjutkan langkah Mayra yang terambang-ambang dan nyaris tadi hampir terjatuh didepan pintu akibat ulahnya yang tak ingin dibantu oleh adik iparnya.

Namun tenang saja Bara mampu mengangkat beban istri kecilnya itu. Dia langsung mengangkat tubuh mungil Marya ala bridal style, gendongan yang akan menjadi favorit Mayra.

Setelah beberapa belas menit Mayra sadar dan kini sudah berada diatas ranjang terdapat Bara dan tante Indri yang sedang membicarakan alasan sakitnya.

"Biasa Bar, hal seperti ini akan menjadi hal biasa untuk ibu hamil muda, makanya jangan terlalu kecapean kasian janinnya masih sangat kecil" Saran yang diberikan oleh Indri langsung diangguki oleh Bara.

"Gimana kalau sekolah Mayra, Bara stop dulu aja ya tan" Usul Bara yang dapat didengar oleh Mayra dan langsung dapat penolakan dari gadis yang terbaring lemah diatas ranjang itu.

"Gak! Mayra mau sekolah mas. waktu sekolah Mayra juga gak lama lagi kok, 3 minggu lagi Mayra ujian setelah itu hanya menunggu wisuda, Mayra janji deh..Mayra akan jaga kesehatan" Pujuk Mayra dengan wajah memelasnya, tentu saja akan membuat Bara tak tega.

Indri hanya terkekeh pelan melihat pasangan baru itu, keponakan nya sungguh beruntung memiliki istri secantik dan sebaik Syakira pikirnya.

Karena pujukan dari Mayra mampu membuat Bara luluh akhirnya Bara memutuskan untuk tetap sekolah tapi dengan syarat "Mas yang akan antar kamu dan menunggu sampai pulang" Itulah syaratnya.

Bara hanya tak ingin istrinya yang kurang menjaga kesehatan akan menimbulkan bahaya untuk calon anaknya.

"Iya deh nunggu nya dikantin aja ya" Mayra juga punya hati, dia tidak ingin membiarkan suaminya kelamaan menunggunya dimobil.

Tapi dilubuk hatinya juga tak ingin jika suami tampannya akan menjadi cuci mata untuk teman-temannya, tapi juga kalau dia tidak menuruti suaminya untuk mengantar dan menunggunya sekolah maka dapat dipastikan dia akan berenti sementara untuk sekolah.

****

Hari ini sesuai dengan syarat yang diberikan oleh Bara, dia yang akan mengantar Mayra untuk sekolah, dengan berat hati Mayra menerimanya sungguh Mayra masih takut jika suaminya akan menjadi santapan untuk teman-teman sekolahnya.

Pagi ini Mayra dan Bara sudah sampai di parkiran sekolah. Jangan lupakan ritual salam dan kecup, salamnya dari Mayra dan kecupannya dari Bara.

Banyak pasang mata yang melihat aneh pada keduanya, tapi tak mendapat respon dari Bara yang terlihat hanya wajah datar nya. Bara memang akan kembali dingin jika berada diluar.

"Ayo mas May antar ke kantin dulu" sembari menerima uluran tangan Bara yang kini sedang membukakan pintu mobil untuk istri mungilnya.

"Gak usah May, kamu masuk aja. Mas bisa sendiri kok" Bara tak ingin istrinya telat masuk kelas mengingat sekarang sudah menunjukkan pukul 06.53, sedangkan kelas Mayra berada dilantai 2.

"Benaran gpp mas? Biar May an-"

"Syakiraa!!! Lama banget sih ayo masuk ntar kita telat hari ini pelajaran buk Sri bisa-bisa jadi ikan kering kita kalau telat masuk kelasnya" teriakan dari Felicia yang membuat Syakira dan Bara hanya terdiam melihat adik dan adik iparnya itu.

"Iya sebentar Fel kasian mas Bara"

"Abang bisa sendiri kan, ayo Sya ntar buk Sri masuk" kini Felicia langsung menarik Syakira yang masih memandangi Bara.

Bara hanya terkekeh melihat adik dan istrinya itu. Entah mengapa perasaan sayang untuk istri mungil nya itu mulai tumbuh tanpa ia sadari.

Tak terasa kini jam menunjukkan pukul 09.15 bell istirahat pun berdering, Syakira dan Felicia menghampiri Bara yang duduk memainian handphone nya.

"Assalamu'alaikum" Mayra duduk disamping Bara tanpa memperdulikan semua mata yang kini menatapnya, walaupun mereka akan tahu tentang pernikahannya itu tak masalah bagi Mayra karena tak lama lagi dia akan lulus dan sekolah ini juga akan membantunya, rasanya ini memang tidak adil tapi mau gimana lagi Mayra pun terjebak dengan situasi yang entah harus ditangisi atau disyukuri.

"Wa'alaikumussalam, mau makan apa?" Bara menjawab dengan wajah datar tapi beralih menatap istrinya yang duduk disebelahnya

"Mau minum aja hm__ sama kebab deh"

"Tapi dikantin ini ngga ada kebab May" Entah kenapa Mayra sangat menggemaskan jika sedang menunjukkan keinginannya terhadap sesuatu.

"Pokok nya May mau kebab mas" Mayra kekeh dengan wajah memohon.

"Yaudah tapi nanti pas pulang kita langsung cari tapi sekarang yang lain dulu aja ya" Tak biasanya Mayra seperti ini membuat Bara sedikit bingung.

'Mungkin Mayra ngidam tapi lucu juga sih dia kek gini' Gumam Bara dalam hati dan tersenyum juga didalam hati, Bara memang datar jika di keramaian.

Namun Mayra tidak mau menerima penundaan saat ini "Mayra mau nya sekarang hiks"

"Eh iya jangan nangis malu tuh diliatin banyak orang" Bara tampak kalut dan terkekeh dengan tingkah Mayra.

"Huaa kenapa Mas ketawa, Bunda....Mayra mau pulang kk Bara jahat huaaa" Akhir-akhir ini Mayra memang sensitif.

"Cup cup sayang nya Mas ga boleh nangis, diam ya" Bara menenangkan Mayra dengan cara mengusap punggung belakang gadis itu sembari menarik Mayra kedalam dekapannya.

"T-tapi May mau Kebab" Dengan nada membujuk Mayra mendongak menatap Bara yang kini tersenyum melihat tingkah Mayra.

"Iya, iya Mas chat Pak Jio dulu ya suruh beliin kamu Kebab"

"Iya banyak-banyak ya" Ucapnya antusias mengingat makanan yang ia inginkan saat ini sungguh menggiurkan.

"Iya apa sih yang nggak untuk sayang nya Mas ini"

Tak menunggu waktu lama Pak Jio datang dengan membawakan 5 bungkus Kebab serta jus Mangga yang menjadi jus favorit Mayra dan Bara tau itu.

"Ini Den pesanannya" Ucap Pak Jio sembari memberikan semua pesanan itu ke Bara.

"Makasih ya Pak" Baru saja Bara ingin memberikan makanan itu ke istrinya namun sudah keduluanan Mayra merampas makanan itu dari Bara.

"Pelan-pelan sayang gak ada yang minta kok" Baru saja berkata dan "Uhukk uhukk" Mayra tersedak.

"Nah kan apa Mas bilang pelan-pelan makannya" Bara berkata sambil memberikan minum untuk Mayra.

"Hehe iya Mas maaf"

"Iya gapapa ayo lanjutin makannya"

"Ada yang lain lagi Den?" Mereka lupa disini masih ada Pak Jio.

"Oh gaada Pak, makasih ya Pak"

"Saya pamit ya Den, Nya" Pamit Pak Jio yang di iya kan oleh Bara serta hanya mendapat anggukan dari Mayra.

Jelas saja Mayra tak menjawab ia masih rakus dengan makanannya hingga "huekk" mual kembali melandanya.

"Huek huekk" Tak dapat berlari dan menghindar lagi Bara lah yang kena muntahan dari istrinya saat ini.

"Masih mual?" Bara tidak masalah dengan dirinya bahkan saat ini ia memijiti tengkuk istrinya yang dilapisi hijab syar'i.

"Maaf ya Mas Mayra ga sengaja" Mayra merasa bersalah semua makanan yang ia muntahkan berserakan di baju dan lantai kantin.

"Iya gapapa sayang"

Perlakuan lembut dari Bara sangat berarti dimata Mayra, ia tak sanggup jika harus kehilangan Bara. Rasa cinta nya semakin dalam apalagi sudah adanya buah hati didalam rahimnya saat ini.

"Pulang aja ya" Mayra hanya mengangguk dia pun tak kuat dengan kondisinya saat ini.

Langsung saja Bara membawa istrinya keparkiran dengan cara menggendong nya, tubuh Mayra sangat lemah tidak memungkin kan dia dapat berjalan sendiri.

Tentu saja banyak pasang mata yang melihat mereka tak suka, khususnya ditunjukkan untuk Mayra. Dan sekarang masih waktu istirahat.

Bara segera pulang, melihat kondisi Mayra saat ini Bara merasa kasihan ia juga bingung harus melakukan apa karena ini pertama kalinya ia menghadapi wanita hamil eh tidak lebih tepatnya ibu hamil.