webnovel

Aku ternodai?

Bagi seorang anak sangatlah sakit ketika ia harus menyaksikan pertengkaran orang tuanya yang secara terang terangan dihadapannya.

"Aku tidak memaksamu kembali padaku ENZI!, sudah benar kita berpisah mengapa kau kembali mengambilku!" ucapan yang penuh dengan penekanan, Zifah benar benar hilang kendali.

"Apa yang kau inginkan zi?" Tanya Enzi dengan lembut ia bingung bagaimana menghadapi istrinya yang selalu membara emosi.

"Kembalikan aku pada saudaraku, aku tidak sanggup selama 21 tahun aku menahan keegoisan mu".

Degg

Syakira mematung, ia tak menyangka orang tuanya begitu egois, ia tak sanggup, ia lelah, ia terluka, tapi ia juga tak tahu bagaimana menghadapi kedua orang tuanya.

"Cukup! cukup ayah bunda hiks__ja-jangan lanjutkan pertengkaran kalian Syakira sakit menyaksikan keegoisan kalian hiks hiks, Syakira gak kuat menghadapi pertengkaran kalian setiap hari hiks, Syakira capek yah,bun hiikss hikss__terserah ayah bunda mau bagaimana kedepannya Syakira gak peduli lagi!" Dengan teriakan bukan karena marah tapi kecewa dan lelah.

"Syakira mau pergi untuk sementara jangan ganggu Syakira selesaikan masalah kalian, Syakira mau menenangkan diri untuk sementara waktu" Dengan tepisan kasar Syakira menepis air matanya, Syakira benar-benar kecewa kepada orang tuanya.

Dengan langkah cepat Syakira menuju kamar untuk memberesi barang-barangnya seperti yang dia katakan pada ayah bundanya untuk pergi menenangkan diri sementara waktu.

Semua barang yang akan dibawa gadis itu sudah siap tapi entahlah ia masih bingung kemana ia akan pergi, banyak keluarga yang akan menerimanya untuk menginap tapi ia tak ingin merepotkan keluarga nya dan akhirnya Syakira memilih untuk menginap dirumah temannya.

"Fel benaran kamu ga keberatan aku nginap dirumah kamu?"

"Gpp kok Sya jangan canggung gitu napa aku kan sahabat kamu santai aja kali lagian orang tua aku gaada dirumah jadi yah kalo ada kamu, aku ga terlalu kesepian" Ucap Felicia sembari membantu Syakira mengemasi barang-barangnya.

"Orang tua kamu kemana Fel?" Syakira merasa tak enak bukan apa Syakira merasa tak nyaman karena Felicia memiliki kakak lelaki.

"Orang tua aku lagi di Amerika Sya, tenang aja aku udah bilang kok ke orang tua aku kalau kamu mau nginep dirumah aku sebulan atau dua bulan dan mereka bolehin kok kan mama papa aku udah kenal ama kamu"

"Aku disini cuma seminggu dua minggu aja Fel bagaimana pun aku gak mau bikin orang tua aku khawatir" Syakira cukup terkejut dengan ucapan Felicia mengenai waktu menginapnya "oh iya bagaimana dengan abang kamu Fel apa dia izinin aku nginep disini?".

"Tenang aja abang aku pasti izinin dia baik kok dan gabakal ngapa-ngapain kamu" Felicia terkekeh pelan ia sudah tahu apa yang ada difikiran sahabatnya itu karena Syakira adalah gadis yang menjaga jarak dengan yang bukan mahrom nya.

"Hm makasih ya Fel kamu selalu ada disaat aku susah" Syakira sangat bangga memiliki sahabat seperti Felicia.

"Sama-sama Syakira qyu zhyengg" sembari mulai memeluk pinggang ramping sahabatnya.

"Mulai tuh lebay nya geli banget aku" Ungkap Syakira sambil terkekeh, gak ada yang alay diantara mereka tapi gitulah kalian tau aja gimana kelakuan kalau para sahabat ketemu.

Keesokan harinya adalah hari minggu Felicia mengajak Syakira lari pagi keliling komplek aja hitung hitung cari udara segar yakan Feli emang paling ngerti deh dengan Syakira.

"Capek aku Sya istirahat dulu yuk" Kebetulan mereka berhenti didepan taman komplek nya.

"Kebiasaan kamu Fel baru juga berapa menit udah capek aja" Tapi tetap aja Syakira menghampiri Feli yang dengan santainya udah duduk aja dikursi biasalah Feli anaknya sedikit pemalas.

Setelah mereka rasa cukup lari paginya dan jam pun sudah menunjukkan pukul 07.30 akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Ketika mereka menuju dapur rumah Feli disana sudah terdapat wajah dingin serta tegap jangan lupakan wajah tampannya yang permanen.

"Eh bang Bara udah sarapan bang?" Tanya Feli pada abang kutubnya.

"Udah siapa yang nyiapin sarapan Fel? Bara sedikit heran biasanya saat bangun tidur ia tidak melihat makanan apapun diatas meja makannya kecuali ada mamanya.

"Syakira bang, gimana enak gak masakan Syakira bang?" Tak lain Feli emang senang menggoda abang kutubnya.

Jangan tanyakan Syakira saat ini wajahnya memerah, tentu saja ia malu tak biasanya ia harus berhadapan dengan orang sedingin Bara.

"Lumayan" gatau aja mereka dalam hati Bara memuji masakan Syakira 'enak sih masakannya tapi gamau gue harus bilang enak didepan orangnya langsung' batin Bara, nah kan kalau cowok kutub emang gitu ya guys.

"Alah bilang enak aja susah bang Bara mah gengsian banget sih" Feli mah gak liat tuh disamping Syakira bersiap menyamprot kemarahannya tapi masih menunggu bang Bara pergi yakali Syakira menyamprot Feli didepan bang Bara boro-boro ngomong aja malu.

Akhirnya tak kuasa meladeni Feli yang menggodanya, Bara memilih berlalu meninggalkan mereka bersiap ingin pergi tapi entahlah kemana.

"Kamu apaan sih Fel orang masakan aku biasa aja kali, bisa-bisa nya kamu godain abang kamu malu aku Fel ih kamu nyebelin banget sih, ngerusak mood aja masih pagi juga" tuh kan udah dibilang kesemprotkan si Feli.

"Santai aja kali Sya mana tahu kamu jadi kakak ipar aku kan" dengan cepat Feli meninggalkan Syakira ia sudah tau apa yang akan dia dapatkan jika menetap didekat sahabatnya itu.

"Felii! tungguin akuu!" Syakira mengejar Feli menaiki tangga ke kamarnya.

Disisi lain orang tua Syakira sangat mengkhawatir kan putrinya tentu saja mereka khawatir mereka tidak tahu kemana Syakira menginap.

"Ma, udah tanya ke seluruh keluarga?" Ucap Enzi menghubungi mamanya/oma Syakira disebrang panggilan sana.

"Oh yaudah ntar Enzi cari tahu ke temen-temen nya saja" Mereka mengakhiri panggilan nya, seluruh keluarga mengkhawatirkan keadaan Syakira.

"Gimana Zi kamu udah tahu keberadaan Syakira" tanya Enzi pada Zifah mamanya Syakira.

"Belum, aku udah tanya pada seluruh keluarga tapi tetap gak ada yang tahu, sepertinya kita harus mencari tahu keteman temannya Syakira mas".

"Tapi kita gak banyak kenal dengan temannya Syakira" Salah mereka sendiri, mereka selalu sibuk pada urusan mereka masing tanpa mereka sadari Syakira juga butuh kasih sayang bukan hanya uang dan uang.

"Gpp aku kenal beberapa sahabat terdekatnya setidaknya kita mengetahui keadaan Syakira dan memberikannya waktu untuk menenangkan diri" Tak bisa dipungkiri walaupun bundanya akhir-akhir kedewasaan Syakira sangat sibuk hingga jarang bersama putri satu satunya itu tapi ikatan batin antara ibu dan anak itu tetaplah kuat, ia tetap khawatir pada putrinya itu.

Syakira memiliki dua kakak lelaki tapi keduanya tidak berada di Indonesia mereka memilih melanjutkan pendidikannya di luar negri.

"Assalamu'alaikum Fel tante mau tanya apa Syakira berada dirumah kamu?".

"Oh yasudah tante titip Syakira ya, Assalamu'alaikum" kedua orang tuanya sedikit lega mengetahui keberadaan putrinya.

Jangan mengira hubungan ayah dan bundanya sudah baik-baik saja, mereka berdamai hanya saat mengkhawatirkan putrinya, keegoisan mereka begitu besar hingga sulit untuk kembali seperti dulu.

Dulu keluarga sederhana Syakira sangat bahagia, bukannya mereka berasal dari keluarga yang tak mampu hanya saja orang tua mereka bersatu karena suatu incident, ada kekhawatiran dalam hati orang tuanya mereka takut kesalahan mereka akan ditimpakan/dibalaskan pada putrinya.

Opa dan oma Syakira merupakan pembisnis terkenal hanya saja ayahnya memilih untuk bekerja keras sendiri ia tidak ingin menikmati harta dari orang tuanya apalagi ia sudah mengecewakan orang tuanya.

Dan bundanya sama orang tua nya juga konglomerat namun karena incident yang memalukan itu mereka pun kecewa pada Zifah, sehingga setelah menikahkan ayah dan bunda Syakira orang tuanya melepas sepenuhnya pada Enzi tanpa memberikan apapun pada mereka itu juga kemauan putri dan menantunya, dan tak lama kemudian kedua orang tua Zifah meninggal dunia akibat kecelakaan dan harta kedua orang tuanya dikuasi oleh kakak kakak lelakinya tersingkirlah Zifah dan kakak perempuannya seakan mereka bukanlah bagian dari mereka.

Berkat kerja sama dan kerja keras dari Enzi dan Zifah mereka berhasil hidup mewah demi anak anaknya hanya saja mereka tak mampu menjaga keharmonisan mereka, ayah yang mulai sibuk main perempuan dan bunda yang sibuk dengan teman sosialita akibat melampiaskan kelakuan suaminya tapi tidak melupakan kewajiban dan anak-anaknya, hanya saja Syakira yang hidup bertiga tanpa kedua kakak nya, Syakira sangat kekurangan kasih sayang.

Dirumah Felicia

"Kamu gamau cerita masalah kamu sama aku Sya?" Feli prihatin pada sahabatnya ini.

"Nanti aja Fel, aku males nginget keegoisan orang tua aku" Hanya sesak yang ia rasakan disaat mengingat kejadian kejadian orang tuanya bertengkar didepannya.

"Yaudah kalau kamu butuh temen cerita kamu cerita aja sama aku kapan kamu mau, kapan kamu siap buat cerita, aku selalu ada kok buat dengerin keluh kesah kamu" Feli pun memeluk Syakira sungguh ia sangat menyayangi Syakiran bahkan banyak yang mengira mereka saudara, wajah mereka, tingkah mereka, tubuh mereka, ahh semuanya hampir mirip hingga tak sedikit orang yang baru mengenal mereka mengira bahwa mereka itu saudara, memang hal ini sering terjadi sih antara persahabatan.

"Makasih banget ya Fel kamu sahabat paling the best deh hehe" begitulah kedua sahabat ini sama sama merasa beruntung Felicia yang selalu pengertian begitu juga dengan Syakira.

Mereka menyiapkan segala tugas dan buku yang akan dibawa kesekolah besok dan mereka tak akan melupakan dasi beserta topi nya jika barang itu tertinggal besok bisa dipastikan jadi ikan kering tuh mereka.

Tahu lah yah kalo sahabat ketemu cerita ini ituu panjang × lebar tanpa sadar berapa lama mereka bercanda riah kini jam sudah menunjukkan pukul 22.00 akhirnya mereka memilih memejamkan mata menuju alam mimpi.

Entah apa yang dirasakan Syakira di malam hari ini ia terbangun dipukul 01.30, sepertinya Syakira haus ia merasa sangat membutuhkan air yang harus membasahi tenggorokannya tapi sayangnya mereka lupa mengambil air minum sebelum tidur.

Ketika hendak kembali ke kamar setelah minum Syakira tiba tiba merasa kan tangan yang memeluk erat hingga membuat Syakira kaget dia sangat susah untuk membalikkan tubuh untuk melihat siapa dibelakangnya akibat pelukan yang sangat erat itu.

"Haaaaa k-kamu s-siapaaa!!" Teriak terbata batanya Syakira yang langsung mendapatkan sekapan menggunakan tangan yang dingin itulah yang dirasakan Syakira.

"hehhh hehhhh to-to-tolonggg hiks hikss__le-lep-lepasin gue hikss hikss" Syakira mencari selah tangan untuk meminta pertolongan tapi harapan nya untuk selamat musnah seketika ia mematung mendapatkan pria yang berantakan dan menyeringai bersiap menerjangnya.

Siapa lagi kalau bukan Bara yang entah dari mana sepertinya dia sangat menyeringai, dia tak sadar bukan dia yang mengendalikan dirinya, fikirannya tak dapat berfungsi nafsu menguasai dirinya saat ini.

"Bang Ba-Bara kenapa a-abang lakukan ini, Syakira ta-takut hikss hikss" gadis lemah yang terbaring di ranjang akibat campakan pria yang seketika membuat hatinya teriris itu, berusaha menyadarkan Bara tapi semuanya sia sia.

"Huhhhhh cantikkk" gumam Bara dengan suara beratnya.

"Bang a-aku mohon hikss ja-jangan apa apain aku hikss" Syakira menangis ketakutan ketika Bara melepas baju dan mendekati Syakira dengan gairahnya.

Krekkkkk

Dengan kasar Bara mengoyaki pakaian tertutup Syakira, lalu menyosori setiap tubuh Syakira dari perut kini menaiki bagian leher ia meresap nikmat setiap bagian tubuh Syakira dengan kejam ia tak memperdulikan tangisan gadis yang dinodai nya.

Bara semakin menyeringai ia menciumi dahi pipi hidung mata Syakir yang berair dan berakhir melumat bibir merah muda milik gadis mulia itu sungguh Syakir sangat menjaga kehormatannya, hati siapa yang yang tidak terluka ketika kehormatan yang dijaga direnggut paksa.

Syakir berusaha melawan namun gerakannya terbatas, kedua tangan nya diikat ditepi ranjang oleh lelaki yang seketika dianggapnya brengsek itu, Syakir hanya bisa menangis dan berharap ada yang menyelamatkan nya sebelum mahkota kebanggaannya direnggut.

Slepppp

Musnah harapannya kini benda yang dijaga nya seketika tertusuk tajam ia merasakan sakit yang begitu sakit pada bagian sensitifnya, sakit badan sakit perasaan, ia merasakan hancur, lelaki yang dicintainya secara diam diam dari beberapa bulan terakhir menyakiti nya dengan cara menjijikkan seperti ini.

Bara tetap melanjutkan aksinya hingga ia tertidur disamping tubuh gadis yang menangis sesegukan sedari tadi tanpa dibuka ikatan yang membuatnya tak bisa melarikan diri, mereka ditutupi oleh selimut putih yang awalnya bersih kini ternodai bercak bercak darah.

Felicia terbangun disubuh hari untuk menunaikan sholat tahajud tepat di pukul 03.00, disaat bangunnya dari tidur tak melihat sosok sahabatnya membuatnya menunda melakukan sholat akhir malamnya, tentu saja ia tak akan tenang apalagi abangnya itu sering membawa teman ia takut terjadi apa apa pada Syakira.

Ia menuruni tangga mencari keberadaan Syakira namun tak ditemuinya dia juga mencari disetiap sudut rumah yang luas nan megah namun juga tak didapatinya akhirnya Feli melihat di bagasi ia melihat mobil yang dibawa oleh abangnya terparkir rapi disebelah mobilnya, ahhh berasaan Feli sudah menyimpang namun itulah kenyataannya.

Dengan gerakan yang tergopoh gopoh Feli menuju kamar abangnya "Bang bukaaa!!!" Terus dan terus berteriak tanpa sadar Feli meneteskan air mata ia sangat mengkhawatirkan Syakir.

"Bang Feli mohon buka hiks hiks kemana Syakira hikss__.a-abang ga mungkin kan lakuin aneh-aneh pada Syakira hikss" Perasaan Feli semakin tak nyaman atas tiba-tiba menghilangnya Syakir dari kamarnya.

Syakira berusaha berteriak dengan sisa suara dan tenaga yang tersisa namun sia-sia kamar Bara kedap suara "F-fel hiks hiks__aku didalam to-tolong aku hikss" besar harapan Syakira Feli akan mendengarnya ia ketakutan.

Mendengar teriakan dari kedua wanita Bara terbangun kepalanya pusing ia tidak ingat apapun sejak dari cf tempatnya ketemuan sama perempuan yang mengejar ngejar cintanya yang Bara tolak secara kasar dan dia teringat ia meminum sedikit.

"Sya-syakira" Bara berusaha mengingat kejadian semalam tak terlihat jelas namun samar samar.

"Ba-bang Bara jahat hikss hikss__le-lepasin Syakira hiks hiks" penuh kecewa dan sudah pasti Syakira ketakutan saat ini tubuhnya terasa remuk karena hal menjijikan itu.

"Maafin abang Sya, a-abang ga sadar atas apa yang abang lakuin" tak disangkalkan Bara juga terkejut atas kegiatannya semalam, perlu kalian ketahui Bara juga paham tentang agama.

Bara melepas semua ikatan tangan Syakira dengan syok ia memeluk Syakira berusaha menenangkan nya tapi justru membuat Syakira semakin ketakutan, dengan tegas Syakir menolah dada Bara guna untuk menjauhkannya.

Syakira menarik selimut menutupi tubuhnya ia merasa malu sesak yang tiada tara menghantui dadanya, Syakira menangis sambil memeluk kedua lututnya ia ketakutan jelas ia akan trauma.

Bara membuka pintu dan langsung melihat Feli tanpa aba-aba Feli menerobos masuk meninggalkan Bara didepan pintu, Feli menangis melihat sahabatnya yang hancur dia merasa bersalah atas perbuatan abangnya.

"Sya ma-maafin aku hikss" Feli berhambur memeluk Syakira, ia mengerti apa yang dirasakan Syakira, wanita yang menjaga kehormatannya kini direnggut paksa oleh abangnya.

"Aku hiks t-takut banget Fel hikss hikss" ia memeluk erat Feli, Feli bingung bagaimana ia akan bicara pada orang tua Syakira, ia sangat merasa bersalah ia sudah berjanji pada orang tua Syakira akan menjaga sahabatnya tapi sekarang saudaranya yang menghancurkan sahabatnya.

Feli membawa Syakira kekamarnya yang berbalut selimut dan mengganti pakaian Syakira menggunakan pakaian nya.

Dan Bara jangan ditanya ia juga sedang khawatir tapi dia akan tetap bertanggung jawab atas perbuatannya ia akan menghadap orang tua gadis yang telah dihancurkannya.

Tidak ada yang berangkat sekolah mereka memilih untuk tidak sekolah dan meminta izin dengan alasan berbeda.

"Dimana Syakira Fel hiks" hati ibu mana yang tak teriris mendengar kabar anaknya dilecehkan namun ibunya Syakira juga terbalut rasa bersalah semua ini dimulai karena keegoisan mereka.

"Didalam tan" Feli menuntun sopan bunda Syakira menuju kamarnya dan ayah Syakira berhadapan dengan Bara bagaimanapun mereka harus menyelesaikan masalah ini secepatnya mengingat Syakira harus menyelesaikan sekolah dalam waktu 2 bulan lagi.

Akhirnya dua wanita berbeda umur itu sampai pada kamar Feli yang didalam sana terdapat Syakira duduk meringkuk memegang kedua lutut nya dan jangan lupakan Syakira tak berhenti menangis hingga mata nya bengkak pipi merah hidung merah rambut yang berantakan paket lengkap orang gila ya Sya hehe.

"Syakira hiks...kamu yang tenang sayang bunda disini" ia tahu betul bagaimana perasaan putrinya, ia juga terluka tapi ia tak dapat menyalahkan siapapun disini juga terlibat karena keegoisan mereka.

"B-bunda hikss hikss__Syakira gak s-suci lagi bunda hiks hiks semua yang Syakira jaga udah gak ada a-artinya bun hiks hiks" bagaimanapun disaat ini dia sangat butuh bundanya.

"Kamu tenang ya sayang kita selesaikan masalah ini baik-baik" Zifah berusaha menenangkan hati putrinya tak bisa dipungkiri hatinya pun begitu perih.

Disisi lain ayah Syakira sedang bicara pada Bara, ia sangat emosi namun ia harus tenang dalam menghadapi masalah ini, ia tau keduanya sama sama syok, hingga dia lebih memilih menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.

"Om sudah hubungin mama papa kamu, mungkin besok pagi atau siang mereka sudah sampai ke Jakarta" sebenarnya Enzi itu sahabat kecil papanya Bara.

"O-om maafin B-Bara om hiks" Bara menunduk air matanya lolos begitu saja hatinya seakan terbelah belah ia merasa dirinya pria yang paling brengsek merusak gadis yang menjaga kehormatannya.

"Kamu siap menikahi Syakira Bar?" tanya Enzi dengan tenang bagaimanapun caranya mereka harus menikah secepatnya.

"B-bara siap om" tentu saja Bara siap ia adalah lelaki yang bertanggung jawab justru ia merasa bahagia dapat menikahi gadis baik-baik seperti Syakira.

"Syakira om bawa pulang sekarang, om akan tunggu kehadiran keluarga kamu kerumah om" ia juga bingung bagaimana harus memberi tahu putrinya jika harus menikah mudah disaat pendidikan yang ia tempuh sekarang masih dikelas 3 sma.

Enzi dan Zafira pergi membawa Syakira pulang, putri mereka sungguh mengalami trauma ia takut Syakira akan menolak menikah, jika mereka menikah kemungkinan besar Syakira tidak akan melanjutkan kuliah memang itulah kesepakatan antara keluarga Enzi dan Brian jika mereka menikahkan putra Brian dan putri Enzi maka mereka akan memutuskan untuk berhentikan pendidikannya jika sudah tingkat kuliah itu sudah turun temurun di keluarga mereka, secara Syakira memikiki cita cita sebagai dokter.

Kini mereka sudah sampai dirumah mereka memilih diam untuk memberikan Syakira waktu menenangkan diri.

Keesokan harinya tepat pada pukul 09.30 keluarga Bara datang, keluarga Syakira tetap menyambut keluarga Bara hangat, orang tua mereka tetaplah sahabat baik apapun keadaannya.

Semuanya sudah kumpul diruang tamu bersama Syakira juga namun dapat dipastikan Syakira masih sangat ketakutan, bibirnya melengkung keatas menyalami Jihan mamanya Bara dan Felicia, ia menyatukan kedua tangan kedepan dada sebagai salam ke Brian karena bukan mahrom nya sungguh indah akhlak Syakira.

Jihan memeluk erat Syakira dari kecil ia menganggap Syakira seperti putri sendiri dan setelah besar karena kesibukan terus melanda hingga mereka sudah tak pernah bersama, ia melihat banyak duka yang disimpan dibalik senyum Syakira, tanpa disadari mereka berdua menangis didalam pelukan yang erat itu.

Mereka pun duduk membicarakan langkah selanjutnya tak lupa mereka sudah memberi tahu Syakira dengan ikhlas Syakira menerima semuanya lapang dada.

Next chapter