Skay baru saja sampai di tenda, ia sudah mandi di air terjun sana dan kebetulan tadi ada gubuk kecil yang bisa digunakan untuk ganti baju. Jadi tubuhnya sekarang sudah segar lagi, apalagi ia mandi di air terjun yang bisa di bilang sebagai sumber mata air.
Saat ini ia dan Yula tengah melihat keadaan sekitar, aman terkendali apalagi anggotanya yang lain membuat toilet buatan dengan barang dan alat seadanya. Tiba-tiba saja ada salah seorang berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa dan nafasnya memburu.
"Kenapa? Kok lari-lari?" tanya Skay.
"Tadi hah tadi." Dia tampak kesusahan berbicara sebab tengah mengatur nafasnya.
"Atur nafas, jangan berbicara dulu," saran Yula. Sampai akhirnya dia bisa bernafas dengan normal.
"Tadi saya dan yang lain sengaja terbangin Drone ke desa. Kita melihat dari kamera bahwa Dark Wolfe udah masuk ke desa dan ada warga yang menghalangi jalan mereka."
"Udah dari tadi kejadiannya?" tanya Skay yang mulai panik.
"Udah."
Dengan segera Skay berlari menuju beberapa anggotanya yang memantau dari drone ia langsung melihat rekaman itu. Dan benar saja jika ada beberapa warga yang berlutut di hadapan Kenzo dan beberapa orang lainnya. Skay mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku jarinya memutih.
Tanpa berpamitan Skay langsung berlari keluar dari area ini, ia berlari menuju ke atas. Berlari sekuat tenaga dan keringatnya mengalir dari pelipis, ia benar-benar di landa emosi sekarang. Tak lama kemudian ia sudah berada di pintu masuk Desa Komora, ia segera masuk ke dalam.
"Di mana keberadaan mereka," batin Skay sembari berdiam diri melihat ke segala arah.
"Skay!" panggil Yula dan yang lain dari belakang.
Skay melihat ke belakang, Yula dan yang lain menghampiri dirinya. Mereka tampak ngos-ngosan karena mengikuti aku berlari dari tenda menuju ke sini.
"Kamu jangan gegabah, tunggu kita dulu," ujar Yula dengan nada sedikit marah.
"Maaf, aku tadi emosi dan ingin cepat pergi ke sini," jawab Skay penuh rasa bersalah.
"Kita ke sana ber sama-sama, kamu di sini enggak sendiri Skay," ucap Yula memberikan pengertian.
"Lain kali kejadian ini enggak akan terulang lagi," ujar Skay. Ia tak akan pernah marah ketika orang lain memperingati kesalahan yang telah ia buat.
Skay dan yang lain melanjutkan perjalan mereka, tak lama kemudian suara ribut-ribut kembali terdengar. Skay melihat di depan sana terdapat punggung beberapa orang, dan di depan orang-orang itu ada masyarakat desa ini dengan pakai lusuh berlutut di atas tanah.
Tak perlu memastikan lagi, Skay tau jika mereka ialah gerombolan Kenzo. Ia semakin marah mendengar Kenzo secara tak langsung menghina masyarakat di sini. Yang lebih gila lagi, mau-maunya masyarakat desa sini berlutut di hadapan Kenzo dan yang lain.
"JADI BEGINI CARA BUSUK ANDA MEMPERLAKUKAN MANUSIA TUAN KENZO MANUEL GUTARA YANG TERHORMAT!" teriak Skay dengan suara lantang sebab ia tak tahan dengan semua ini.
Saky maju dan ia menyuruh masyarakat desa sini untuk berdiri, ia maju menghadap Kenzo. Ia mendongak sehingga matanya dengan Kenzo bertemu, ia sama sekali tak takut dengan Kenzo. Bahkan ia melihat Kenzo menatap dirinya marah apalagi rahang tegasnya yang terlihat.
"Jangan ikut campur urusan saya!" ujar Kenzo penuh penekanan.
"Memangnya kenapa? Orang tak berguna macam kau harus segera disingkirkan!" sahut Skay menohok.
"Lebih baik anda pergi, jangan mengganggu Tuan Kenzo lagi."
Skay menatap orang yang baru saja berbicara itu. "Ini lagi! Sama-sama menyusahkan, kalian tak ada bedanya dengan dia!" Tunjuk Skay kepada Kenzo.
"Pergi dari sini atau saya menyeret tubuhmu dari sini?" tanya Kenzo dengan suara rendah.
"Kau pikir saya takut? Tidak!" balas Skay dengan nada ketus.
Tiba-tiba saja Kenzo mecekal pergelangan tangan Skay dan membawanya pergi dari sini, namun baru beberapa langkah Kenzo berhenti. Sedangkan Skay mencoba menghempaskan tangan Kenzo dari pergelangan tangannya. Namun tak bisa, tenaga Kenzo begitu kuat.
"Urus mereka! Biar dia saya kasih pelajaran!" Setelah mengatakan itu Skay di bawa pergi sama Kenzo etah ke mana.
Sedangkan Yula dan yang lain mencoba menyusul Skay namun mereka dicegat oleh Vito dan yang lain. Mereka takut jika Skay kenapa-napa, malahan mereka di bawa pergi menjauh oleh bawahan Kenzo. Sedangkan Kenzo tetap menyeret Skay, bahkan Skay harus menyamakan langkahnya dengan Kenzo.
Kenzo tinggi dan kakiknya panjang, dia langkahnya lebar dan ia tak bisa mengimbanginya. Sembari berjalan Skay mengumpati Kenzo, ia sebal sekaligus marah dengan laki-laki itu. Sampai akhirnya Kenzo dan Skay keluar dari area Desa Komora. Skay takut Kenzo akan membawanya ke mana sebab dia terus saja berjalan.
"Kau bawa saya ke mana? Lepas Kenzo!" ujar Skay.
"Diam atau saya buang kau ke dalam jurang!" ancam Kenzo yang membuat Skay mati kutu.
"Yula tolongin gue," batin Skay penuh harap.
"Ini tempat apa?!" tanya Skay saat sampai di hamparan tanah yang luas dan di tengah-tengahnya terdapat bangunan yang bentuknya seperti cangkang kura-kura. Bangunan ini berwarna putih bersih.
"Ikut masuk ke dalam dan kau akan tau akibatnya jika berani melawan apa yang saya lakukan!" tekan Kenzo dengan nada rendah namun tersirat ketegasan di sana.
"Enggak! Kau pasti ingin berbuat enggak-enggak kepadaku' kan?!" tuduh Skay dengan mata memincing.
"Saya tidak doyan tubuh kurusmu itu!" balas Kenzo sengit.
Skay menggerutu sebal, tubuhnya lagai-lagi di tarik oleh Kenzo. Ia berdiri di sampai bangunan itu, Kenzo tampak menempelkan jarinya ke bangunan itu hingga terdapat cahaya dan sidik jari milik Kenzo. Seketika pintu terbuka, Skay bahkan tak menyadari jika bangunan ini ada pintunya.
Skay diseret masuk oleh Kenzo, seketika pintu tertutup dan detik itu juga Kenzo melepaskan cekalan tangannya dari pergelangan tangan Skay. Sedangkan Skay terpana melihat bangunan ini, serba putih dan ia merasa berada di dalam cangkang telur sekarang.
"Ini tempat apa? Saya mau keluar," ujar Skay yang melupakan rasa kagumnya pada bagian dalam bangunan ini.
"Ikut saya dan kau tau semuanya," ungkap Kenzo lalu pergi dari sana.
Skay mengikuti langkah Kenzo, baru beberapa langkah Kenzo melihat roti berada di atas meja. Entah dorongan dari mana ia mengambil roti itu dan mencoba untuk memakannya, dan ia telan sampai benar-benar habis. Ia tak muntah sama sekali, tunggu mengapa aneh?
Lantas ia mencoba untuk makan lagi, dan hasilnya sama ia tak mutah sama sekali. Ia berbalik badan menatap Skay yang hanya berdiri sembari menyaksikan dirinya. Ini benar-benar aneh bahkan sangat aneh, setelah sekian lama ia baru bisa makan sekarang.
"Kenapa kau?" tanya Skay yang heran dengan gelagat aneh yang Kenzo tampilkan.
"Lupakan, ikuti saya dan kau akan bebas. Bahkan bisa saja kau mengurungkan niat untuk tetap bertahan di sini," ujar Kenzo.
"Saya tak akan pergi dari desa ini sebelum kau dan yang lain pergi dari sini!" balas Skay sengit.