Tengku Nik , Mr . Dingin

📌 PART 24

Setelah Nik menegurnya tadi , Humaira terus berlalu ke bilik nya , muka nya menahan malu . Dia bermundar-mandir di hadapan katilnya sambil memegang wajahnya dengan kedua-dua belah tangannya . "𝖠𝗋𝗁𝗁𝗁 , 𝗆𝖺𝗅𝗎 𝗇𝗒𝖺𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗒𝖺 𝖠𝗅𝗅𝖺𝗁 .. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗉𝗈𝗅𝗈𝗌 𝗌𝗇𝗀𝖺𝗍 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁𝗁 .. 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝗉𝖾𝗅𝗎𝗄 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗄𝗂 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗁𝗋𝖺𝗆 𝗄𝖺𝗎𝗎 . 𝖠𝗉𝖺 𝖺𝗄𝗎𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗇𝗂 ? 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝖾𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗆𝗋 . 𝖽𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗍𝗎 𝗅𝖺𝗀𝗂" . Geram Humaira sambil menghentakkan kakinya . Dia melabuhkan punggung nya di hujung katil , sekali lagi dia menekup wajahnya . Terasa dingin di pipi nya , "𝖢𝖺𝗅𝗆 𝖽𝗈𝗐𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝗂𝗌𝗍𝗂𝗀𝗁𝖿𝖺𝗋 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄-𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 , 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗀𝖾𝗅𝖺𝖻𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍" . Kata Humaira yang cuba untuk menenangkan hatinya .

'Tuk tuk' . Bunyi ketukan pintu menyapa gegendang telinganya , "𝖧𝖺𝖺 , 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄𝗄" . Gelabah Humaira . "𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 ! 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 ! 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝗎𝗄𝖺 𝗉𝗂𝗇𝗍𝗎 𝗇𝗂 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 !" . Sahut Nik di luar pintu bilik Humaira . "𝖡𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗄𝗎 ? 𝗌𝖾𝗃𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗅𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝖺𝗎 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝗄𝖺𝗍 𝗆𝗇𝖺𝖺 ? 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝗄 𝖻𝖺𝗀𝗂𝗍𝖺𝗎 𝖺𝗉𝖺-𝖺𝗉𝖺 𝗉𝗎𝗇" . Gumam Humaira sendiri . "𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 ! 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗄𝖺𝗄 𝗄𝖾 ! 𝗄𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗈𝗋𝗈𝗄 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖾𝗁 ! 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗇𝖺𝗄 𝖻𝗎𝗄𝖺 , 𝖺𝗄𝗎 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝖻𝗎𝗄𝖺 𝗉𝗂𝗇𝗍𝗎 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝗇𝗂 𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂" . Geram Nik apabila Humaira masih tidak membuka pintunya . Mendengar ugutan Nik , laju Humaira berlari ke arah pintu nya .

"𝖲𝗈𝗋𝗋𝗒 𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺𝗍 , 𝗌𝖺𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖺𝗂𝗋 𝗍𝖺𝖽𝗂" . Tergagap-gagap Humaira berbicara . "𝖣𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖺𝗂𝗋 𝗄𝗈𝗇𝗈𝗇 , 𝗌𝖾𝗍𝗂𝗍𝗂𝗌 𝖻𝗎𝗇𝗒𝗂 𝖺𝗂𝗋 𝗉𝗎𝗇 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋" . Perli Nik sambil mengangkat sebelah keningnya . '𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 ! 𝘮𝘳 . 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘩-𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘴𝘺𝘢𝘧' . bisik hati Humaira yang kemas memegang tombol pintu bilik nya . "𝖭𝖺𝗁 , 𝖺𝗄𝗎 𝖺𝖽𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝗍𝖺𝖽𝗂 , 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝗄𝖺𝗇 , 𝗌𝗈 𝖺𝗄𝗎 𝖻𝖾𝗅𝗂𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝖾𝖻𝖾𝗋𝖺𝗉𝖺 𝗁𝖾𝗅𝖺𝗂 . 𝖠𝗄𝗎 𝗉𝗎𝗇 𝖺𝖽𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝗍𝗂𝖽𝗎𝗋 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗄𝖺𝗎 , 𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗇𝖽𝗂𝖺𝗇 𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 . 𝖯𝖾𝗋𝖿𝗎𝗆𝖾 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗅𝗂 𝖺𝗄𝗎 𝗌𝖾𝖽𝗂𝖺𝗄𝖺𝗇 , 𝗇𝖺𝗁 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝗅𝖺 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗂-𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗂 𝗅𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝖼𝗁𝖾𝖼𝗄 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝗀𝖺𝗆 , 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝖺𝗀𝗂𝗍𝖺𝗎 𝖺𝗄𝗎 . 𝖠𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗋𝖾𝗁𝖺𝗍 , 𝗍𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎𝗄 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝖺𝗄 𝗉𝖺𝗍𝖺𝗁 𝗍𝗂𝖽𝗎𝗋 𝖺𝗍𝖺𝗌 𝗌𝗈𝖿𝖺" . Setelah selesai Nik menghulurkan barang-barang yang di belinya untuk Humaira , dia pun beredar dari situ tanpa menunggu Humaira mengucapkan terima kasih .

Humaira terkebil-kebil melihat barang yang di belikan untuk nya , tangannya menutup semula pintu bilik nya . Barang yang di pegangnya tadi di letakkan di atas katil , terlebih dahulu dia membuka barang mandian , terdapat syampoo rejoice , sabun mandi lifeboy berwarna hijau ( mint ) , colgate darlie dan juga berus gigi serta penggosok badan . Setelah melihat semua barang mandian , Humaira tersenyum-senyum sendiri . "𝖧𝗆𝗆 , 𝗉𝖾𝗋𝖿𝖾𝖼𝗍 ! 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗂 𝖽𝗂𝖺 𝗉𝗂𝗅𝗂𝗁 𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀" . Puji Humaira .

Setalah itu dia membuka lagi barang seterusnya , dia mengambil satu set pack Nivea , ada lotion , deodorant spray dan juga roll . Perfume berwarna purple muda itu menarik perhatiannya , dia mengambil perfume itu lantas membelek-belek nya , "𝖥𝗅𝗈𝗋𝗂𝗌𝗍 𝗐𝗈𝗆𝖺𝗇" . Ucap Humaira dan membuka penutup perfume yang bersize besar itu , boleh pakai berbulan-bulan laa agaknya . "𝖧𝗆𝗆 , 𝗐𝖺𝗇𝗀𝗂𝗇𝗒𝖺𝖺𝖺 ! 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂 𝗉𝖾𝗋𝖿𝗎𝗆𝖾 𝗇𝗂 ! 𝖲𝖾𝗀𝖺𝗋 𝗇𝗒𝖺𝖺 𝖻𝖺𝗎𝗎 𝖽𝗂𝖺𝖺 !" . Riang Humaira teruja apabila dia mencium bau perfume itu .

Barang-barang yang telah dia buka di tolak ke tepi , kini dia membuka barang pakaian pula , matanya terbuntang habis apabila dia melihat bra yang berwarna hitam , cream dan juga pink soft . "𝖠𝗋𝗁𝗁 , 𝗆𝗋 . 𝖽𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇𝗇 !!!!! 𝖺𝗉𝖺 𝖻𝖾𝗇𝖽𝖺 𝗅𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝗇𝗂𝗂 ! 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝖻𝗋𝖺 𝗉𝗎𝗇 𝖽𝗂𝖺 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂 𝗄𝖾𝖾 ? 𝖺𝗋𝗀𝗁𝗁𝗁 , 𝗀𝖾𝗋𝖺𝗆 𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗄𝗎𝗎𝗎 !!!! 𝗂𝗌𝗁𝗁𝗁𝗁 ... 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗅𝗎 𝗄𝖾 𝖻𝖾𝗅𝗂 𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝗂 !" . Jerit Humaira sambil menghentakkan kakinya . Bra tiga pasang itu terus di lempar ke atas katil nya , "𝖶𝗁𝖺𝗍𝗍 !!!! 𝖺𝗉𝖺𝖺 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺𝖺𝖺 𝗇𝗂𝗂𝗂𝗂 !!!! 𝗂𝗁𝗁𝗁𝗁𝗁𝗁𝗁 ... 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 𝖻𝖾𝗇𝖽𝖺 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗄𝖾𝖾 𝖽𝗂𝖺 𝗇𝖺𝗄𝗄 𝖻𝖾𝗅𝗂𝗂𝗂𝗂𝗂 .. 𝗌𝗉𝖾𝗇𝖽𝖾𝗋𝗋 𝗉𝗎𝗇 𝖽𝗂𝖺𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂 !!!!! 𝗌𝗂𝖺𝗉 5 𝗉𝗌𝖺𝗇𝗀 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄𝗄 𝗍𝗎𝗎𝗎 !!!! 𝖠𝗋𝗁𝗁𝗁𝗁 𝗀𝖾𝗋𝖺𝗆𝗆𝗇𝗒𝖺𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗆𝗋 . 𝖽𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗇𝗂𝗂𝗂𝗂 !!!!" . Jerit Humaira sekali lagi , pipi nya memerah seperti sudah di tampar berkali-kali . Mahu saja keluar air matanya apabila melihat spender dengan bra yang telah di beli oleh Nik .

Humaira menghampas punggungnya di atas katil , dia memukul-mukul pahanya tanda geram , "𝖠𝗋𝗁𝗁𝗁 , 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗅𝖾𝗍𝖺𝗄 𝗆𝗎𝗄𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝗂𝗂 , 𝗆𝖺𝗅𝗎 𝗇𝗒𝖺𝖺 !" . Geram Humaira sambil menekap wajahnya yang terasa bahang akibat geram . Bra dan juga spender tadi di masukkan kembali dalam beg-beg barangan itu , namun masih ada lagi dua beg plastik besar yang belum di buka nya , dia pun bingkas bangun semula . Dia menarik satu-satu baju yang berada dalam beg plastik itu , terdapat hoodie berwarna coklat polos , baju blouse berwarna navy , ada lagi hoodie berwarna putih , tudung shawl brwarna kelabu , pink soft , magenta , baju t-shirt biasa berwarna hitam . Seusai merombak baju bersama tudung , dia pun mengeluarkan seluar pula di dalam beg yang terakhir .

Terdapat seluar labuh tiga pasang , berwarna hitam , putih , maroon . Seluar jeans hitam , biru pekat . Baju tidur polos berwarna pink , purple , putih , semua berwarna lembut . "𝖡𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂 , 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖺𝖽𝖺 𝖽𝗂 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗄𝖼𝗂𝗄 𝖹𝖺𝗂𝗍𝗎𝗇 𝗉𝗎𝗇 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗅𝖺𝗀𝗂 . 𝖳𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝗓𝗂𝗋 𝖽𝗎𝗂𝗍 𝖽𝗂𝖺 𝗄𝖾 ? 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗂𝗇𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝗎 𝖣𝖺𝗍𝗈' 𝗄𝖾 , 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝗄𝖾 , 𝖺𝗉𝖺-𝖺𝗉𝖺 𝗅𝖺𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗉𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗍 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 . 𝖧𝗆𝗆 , 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗒𝖺𝗋 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀-𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 , 𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗄𝗎 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝖺𝗇𝖺 , 𝖺𝗁𝗁 ... 𝖺𝗉𝖺𝗅𝖺 𝗇𝖺𝗌𝗂𝖻 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝗂" . Lemah Humaira berbicara , dia pun mengemas barang-barang itu semula dan di letakkan di dalam almari dengan susunan yang kemas .

Kini , Hazim sudah sedikit lega apabila telah menceritkan perkara sebenar kepada ibu bapa nya , walaupun petang itu Hazim di belasah teruk oleh abahnya , rahang muka nya masih lagi terasa sakit . Tapi tidak sesakit perasaan Humaira , diaa tau bahwa gadis itu trauma dan sedih . Baginya sekarang ini , dia betul-betul ingin berjumpa dengan Humaira , dia ingin menjelaskan segala-segalanya . Kalau Humaira tidak memaafkan atas segala perbuatannya , setidaknya dia dapat berjumpa dengan Humaira . Hasrat nya betul-betul ingin mempersunting Humaira , namun dia tidak tau dengan perasaan Humaira kepadanya . Kereta hilux miliknya di parking di lobi kereta , dia berjalan menuju ke pantai untuk mengambil angin . Dia merehatkan badannya di sebuah kerusi kayu , hari pun sudah menginjak ke senja , telefon realme milik nya di keluarkan dari poket seluarnya . No telefon Nik di dailnya namun masih tidak di angkat , beberapa kali Hazim menelefonnya namun tetap sama , panggilannya masih tidak bersambut .