๐ PART 23
Setelah Hazim keluar mengambil angin yang ingin mententeramkan suasana hatinya , dia pun mengambil keputusan untuk pulang ke rumahnya . Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 6 : 40 , semasa dalam perjalanan pulang , mindanya ligat memikirkan wajah Humaira . Dia mulai bingung dengan perasaan nya sendiri mengenai Humaira , sekejap mengatakan bahwa dia hanya suka kan gadis itu tapi bukan mencintai , hati nya mengatakan bahwa dia ingin mempersunting Humaira bila kerjanya sudah stabil . Itula yang membuatkan jiwa lelaki nya mudah terkucil , dalam beberapa minit dalam perjalanan , kereta Hazim mulai mencari tempat parking yang sesuai untuk berhenti di kedai tadi .
Dia mulai melangkahkan kaki nya masuk ke dalam kedai itu , terdapat ramai orang di dalam kedai itu . Dia mengambil tempat duduk yang berdekatan dengan tingkap kedai itu . Seorang pelayan perempuan yang masih muda datang menghampiri Hazim dengan gaya gedik nya , "๐ค๐๐ผ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ๐บ ๐๐บ ?" . Tanya perempuan itu dengan nada menggoda sambil tangannya di jalarkan di bahu Hazim . "๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐ ๐พ๐๐๐" . Balas Hazim dan terus menyandarkan tubuh nya di badan kursi . "๐ฎ๐๐๐๐ , ๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐ผ๐๐ , ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐๐ . ๐ช๐บ๐๐ ๐ผ๐๐๐บ ๐บ๐ฝ๐บ ๐ป๐๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐๐๐๐บ ๐๐๐๐๐๐บ๐ ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐พ๐๐ผ๐๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐บ๐ ๐ป๐๐๐๐ ๐๐บ๐ผ๐บ ๐๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐๐บ๐๐๐บ๐๐ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ผ๐บ ๐๐" . Jelas perempuan itu sambil menunjukkan sebaris almari yang penuh dengan minuman yang berbotol kaca .
Hazim terus melihat sekeliling nya , yaa .. benar yang di katakan perempuan gedik itu . Semua pelanggan yang berada di situ hanya meminum air yang barada dalam botol kaca . "๐ฒ๐ .. ๐พ๐๐ผ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ?" . Tanya perempuan itu dengan nada gatal sambil menyelak sedikit baju nya bagi menampakkan dadanya . "๐ค๐ , ๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐บ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐บ ๐๐พ๐ฝ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐ . ๐ก๐บ๐๐ ๐บ๐๐ ๐ป๐ ๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐พ๐ป๐พ๐ ๐๐ ๐๐บ๐๐บ ๐บ๐๐ ๐๐ ๐๐บ๐ฝ๐ ๐ป๐๐๐บ ๐๐พ๐ป๐บ๐ป ๐๐พ๐๐๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐ ๐๐บ๐๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐พ๐๐บ๐๐บ๐๐บ๐" . Sinis Hazim berbicara sambil menunding jari ke arah wajah perempuan itu .
Baru saja Hazim ingin melangkah keluar dari kedai itu , langkah nya terus terhenti apabila seseorang menegurnya . "๐ก๐๐ ! ๐๐บ๐๐๐ป ๐๐๐๐บ ๐๐พ๐๐๐บ ๐๐๐บ๐บ ๐๐พ , ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐๐ ๐๐พ๐ฝ๐บ๐ ๐๐ ๐๐พ๐ป๐พ๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐ ๐ฝ๐๐บ ๐ป๐๐๐๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐พ๐ฝ๐บ๐ ๐๐ . ๐ช๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐ผ๐๐ป๐บ ๐๐๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐๐ป ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐พ๐ป๐พ๐ ๐บ๐๐ ๐๐พ๐บ๐ฝ๐บ๐บ๐ ๐๐บ๐" . Terang lelaki itu yang hampir-hampir mabuk setelah meminum arak 1 botol . Hazim terus memusingkan badannya kepada empunya suara yang menegurnya , "๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐ฟ๐บ๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ ๐๐บ๐๐ ๐ผ๐๐ป๐บ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐๐๐บ๐" . Pelik Hazim sambil berkerut dahi . Lelaki itu hanya menundukkan wajahnya tanpa berkata apa-apa lagi .
"๐ข๐๐๐ ๐ ๐ป๐๐ ! ๐บ๐๐บ ๐๐บ๐๐ ๐ฝ๐๐บ ๐ผ๐บ๐๐บ๐ ๐๐ ๐ป๐พ๐๐๐ . ๐ช๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ ๐บ๐๐บ ๐๐บ๐๐บ๐ป๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐๐พ๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐ ๐พ๐ ๐บ๐๐ ๐๐ ?" . Sahut seorang lelaki yang berdiri di kaunter berdekatan dengan pintu utama kedai itu . "๐ฎ๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐บ๐๐๐บ๐ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐ ๐พ๐ป๐๐ ๐๐พ๐๐๐พ๐๐๐๐ผ๐" . Kata Hazim yang memberi laluan kepada penjaga kaunter itu . Sebuah layar sederhana di hidupkan yang melakat di dinding jubin kedai itu . Rakaman Hazim yang memasuki kedai itu , ada sebuah garis berwarna merah yang cuba untuk scan seluruh tubuh Hazim . Hazim berkerut dahi tanda tidak memahami apa yang sedang tertera di layar kaca itu .
"๐ฒ๐พ๐๐บ๐ ๐บ ๐๐ ๐๐พ๐ ๐พ๐ฟ๐๐ , ๐ผ๐บ๐๐ฝ , ๐๐ผ ๐ฝ๐บ๐ ๐ ๐บ๐๐-๐ ๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐บ๐ ๐บ๐๐๐บ ๐๐บ๐๐ ๐๐พ๐ ๐บ๐ ๐๐พ๐ฝ๐บ๐ ๐๐๐ ๐๐ผ๐บ๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐ฝ๐ ๐๐พ๐ ๐๐ฝ๐๐ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐พ๐๐๐๐ผ๐ . ๐ช๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐ป๐พ๐๐พ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐๐ ๐๐พ๐ฝ๐บ๐ ๐๐๐ ๐๐บ๐๐๐บ ๐๐พ๐๐พ๐๐๐ ๐ฝ๐๐บ ๐ป๐๐๐๐ ๐บ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐พ๐๐ผ๐๐ ๐๐ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐๐๐บ ๐๐พ๐๐ฝ๐พ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ . ๐ฒ๐ , ๐๐บ๐ ๐ป๐๐บ๐ ๐ ๐บ๐บ ๐๐พ๐๐๐๐๐๐บ๐ , ๐๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐บ , ๐๐พ๐ ๐๐๐๐บ ๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐๐๐๐๐บ๐" . Jelas lelaki itu panjang lebar . "๐ฒ๐๐บ๐ ! ๐๐๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ ๐๐พ๐ป๐พ๐๐บ๐๐๐๐บ ๐๐บ๐บ !" . Bentak Hazim sambil meraup kasar rambutnya . Perempuan yang tadi kerjanya hanya menggedik , terus datang menghampiri Hazim . "๐ช๐บ๐ ๐บ๐ ๐พ๐๐ผ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ , ๐๐พ๐ฝ๐บ๐ ๐๐ ๐๐พ๐ฝ๐บ๐ ๐๐พ๐๐ ๐๐บ๐ฟ๐๐บ" . Kata perempuan itu dengan nada gatal sambil menunjukkan tangan kanannya yang bertato burung helang , dia menurunkan sedikit baju nya , terdapat tato naga yang berada di bahu kirinya . Setelah melihat tato itu , Hazim terus menenangkan dirinya dan duduk semula di kerusi .
Terdapat dua botol arak yang di sediakan di hadapannya , dia memandang lama botol arak itu . Semakin lama , pelanggan dalam kedai itu sudah semakin merudum dan beransur sunyi . Hanya dia seorang diri yang tinggal di dalam kedai itu , sekali lagi jam di tangannya di tenung , pukul 8 . 00 malam . '๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ต๐ข๐ฌ๐ฅ๐ฆ ๐ฑ๐ช๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐๐ข๐ป๐ช๐ฎ , ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ข๐ช ๐ฏ๐ช ๐ซ๐ถ๐จ๐ข๐ฌ , ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ๐จ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ถ๐ด๐ฏ๐ข๐ฉ' . monolog hati Hazim . Lantas arak itu di buka dan meneguknya rakus , setelah satu botol habis di teguknya , dia menghempas botol itu ke lantai dan terus pecah berderai . Tekak nya terasa mual , tapi laju dia menekup mulut nya supaya dia tidak memuntahkan arak itu . Kini hanya tersisa satu botol lagi , air mata lelaki nya akhirnya gugur membasabi pipinya . Lantas arak itu di teguk lagi , setelah habis , dia menghempas lagi botol arak itu ke lantai dan terus berlari keluar dari kedai itu .
Setibanya dia di parking keretanya , dia terus memuntahkan semua isi perutnya , bau arak itu terlalu menyengat di hidungnya . Hazim bersandar di keretanya , dia menangis teresak-esak mengenangkan dirinya yang telah minum minuman haram itu . Dia menekup wajahnya dengan kedua belah tangannya , mahu saja dia membunuh orang di dalam kedai itu . Layar mindanya bermain , wajah mak nya dan juga abah nya terus terngiang-ngiang di benaknya , entah apa nasibnya kalau orang tua nya tahu yang dia telah meminum arak . "๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ! ๐๐๐บ๐ ! ๐๐บ๐ ๐๐๐๐บ๐บ !" . Marah Hazim sambil melepaskan geram dalam hatinya .
Setelah mengambil masa dalam beberapa minit , dia pun tiba di perkarangan rumah nya , langkahnya longlai . Dia mengatur langkahnya naik ke atas , dia singgah di depan pintu bilik Humaira , lantas berbisik dan menyebut nama Humaira . Dia terjatuh dan secara tidak sengaja telah memulas tombol pintu bilik Humaira , melihat Humaira yang sedang lena tidur di atas katilnya , Hazim melangkah masuk . Rambut halus Humaira di usap lembut , satu persatu butang baju Humaira d buka , lantas dia menaiki tubuh Humaira . Humaira menjerit sekuat hatinya , dia memukul dada Hazim yang tidak berbaju , lantas tangan Hazim menampar pipi Humaira . Dia terjatuh di atas dada Humaira , dan terus tidak sedarkan diri ...
< ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ช๐ข๐ฏ ๐ง๐ญ๐ข๐ด๐ฉ๐ฃ๐ข๐ค๐ฌ
"๐ ๐๐๐๐๐ ! ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐บ๐บ๐บ ๐ง๐บ๐๐๐ ! ๐๐บ๐ ๐๐๐๐บ ๐๐บ๐ ๐ง๐บ๐๐๐ !" . Bengis Hazim dan terus menumbuk kuat dinding bilik nya . Dia terduduk lemah , sekali lagi air matanya mengalir deras , dia sebak dengan tingkah nya yang memperlakukan Humaira sebegitu . "๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐บ ๐๐บ๐บ๐ฟ ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐ . ๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐บ๐ , ๐บ๐๐ ๐ป๐๐ฝ๐๐ , ๐บ๐๐ ๐๐๐ ๐บ , ๐บ๐๐ ๐๐๐บ๐ . ๐ฌ๐บ๐บ๐ฟ๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐" . Sayu Hazim tersedu-sedan . Laju tangannya mengesat air matanya , dia membuka pintu bilik nya , dia melangkah keluar , suara televisyen yang masih terpasang di ruang tamu kedengaran jelas . Dia melangkah menuruni satu-satu anak tangga , jelas kelihatan susuk tubuh abah nya dan juga mak nya . Dia melangkah perlahan mendekati insan tercintanya itu , dia menarik nafas panjang bagi menolak ke tepi kegusaran dalam hati nya .
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 4 petang , Nik masih lagi tidur lena di atas sofa , Humaira mulai menunjukkan respon dari kesedarannya , mimpi dirinya yang hampir di rogol oleh Hazim membuat kan peluh membasahi tubuh nya . "๐ช๐บ๐ ๐๐๐ ๐บ ๐ง๐บ๐๐๐ , ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐บ , ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐บ" . Tersekat-sekat Humaira berbicara , hati nya semakin gelisah mengenangkan maruah nya yang sudah tercalar di sebabkan kerja gila Hazim . "๐ฌ๐บ๐ ! ๐บ๐๐บ๐๐ !" . Jerit Humaira dan terus tersedar dari mimpi ngerinya . Dia mengusap wajahnya yang berpeluh , tuala yang sudah kering di dahinya itu jatuh . Nafas Humaira tercungap-cungap , tubir matanya mulai bergenang air mata , perlahan-lahan air mata nya gugur .
Nik terbangun dari sofa apabila mendengar Humaira menjerit , dia menggosok matanya lalu berjalan ke sisi Humair yang sedang duduk menangis . "๐ ๐๐บ๐๐ .. ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐" . Sebak Humaira dengan suara serak di kerongkong . "๐ง๐๐๐บ๐๐๐บ , ๐๐บ๐ ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ?" . Tanya Nik dengan matanya yang masih terkebil-kebil memandang Humaira yang menangis sambil memeluk lututnya . Humaira menongkat kepalanya , air matanya di kesat laju , dia memandang Nik sayu , dalam masa yang sama , wajah ayah nya muncul dalam wajah kacak Nik . Nik melabuhkan punggung nya di sebalah Humaira , matanya cuba di segarkan untuk melihat wajah Humaira . Bibir Humaira menguntumkan senyuman gembira , lantas tangannya melingkari pinggang Nik . Kepalanya di letakkan di dada bidang milik Nik , mata Nik terus terbuntang luas , dia tersentak apabila Humaira memeluk nya selamba .
"๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐บ๐ , ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐ ๐ ๐พ๐๐บ๐ , ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ฝ๐๐ ๐ ๐บ๐๐" . Sebak Humaira sambil tersekat-sekat menuturkan kata-katanya . Dia menangis semahunya di dada Nik tanpa perasan yang dia sedang memeluk lelaki ajnabi . Mata Nik terkebil-kebil , dia membiarkan Humaira dalam pelukannya , perlahan-lahan tangannya menepuk lembut kepala Humaira yang berlapik tudung . "๐ฒ๐๐๐ , ๐ฝ๐บ๐ , ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐๐ . ๐ช๐พ๐๐บ๐ ๐ ๐บ๐๐ ๐ป๐บ๐๐ ๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ป๐บ๐ป๐ ๐๐๐ ๐บ๐" . Pujuk Nik dan di iringi dengan perlian bagi menyedarkan tingkah laku Humaira . Hidung nya yang tersumbat dapat menangkap bau wangian baju Nik , dia melepaskan perlahan tangannya . Dia mengundur sedikit ke belakang untuk menjauhi tubuh Nik , Humaira mengetap bibirnya , sekali lagi pipi nya memerah menahan malu akibat dirinya yang tidak malu . "๐ฃ๐บ๐ ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐ผ๐๐ ๐ง๐๐๐บ๐๐๐บ ? ๐๐บ๐๐๐ป ๐ ๐บ ๐ป๐บ๐๐ ๐บ๐๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐ ๐ ๐พ๐๐ฝ๐๐ ๐ฝ๐๐๐๐๐๐๐ . ๐ช๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐๐ ๐๐ ๐ป๐บ๐๐ ๐บ๐๐ ๐ฝ๐ ๐ป๐บ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐๐ป ๐ ๐บ๐บ ๐ป๐บ๐๐ ๐๐๐๐บ๐ , ๐๐บ๐ ๐บ๐ ๐ป๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ฝ๐ , ๐ฝ๐บ๐ ๐ผ๐๐ฟ๐ ๐บ๐๐ ๐ฝ๐พ๐๐ฝ๐บ ๐๐บ๐" . Geram Nik sambil memandang baju nya yang sedikit basah oleh air mata Humaira .
"๐ฒ๐บ๐๐บ ๐๐๐๐๐บ ๐๐บ๐บ๐ฟ , ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐๐ ๐บ๐๐บ๐ . ๐ฒ๐บ๐๐บ ๐๐๐๐ฝ๐๐๐บ๐ ๐บ๐๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐ป๐พ๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐ ๐๐บ๐๐บ๐๐ ๐ฝ๐บ๐๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐บ . ๐ฒ๐พ๐๐บ๐ ๐ ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐บ ๐๐๐๐๐บ ๐๐บ๐บ๐ฟ , ๐๐บ๐๐บ ๐ป๐พ๐๐๐ -๐ป๐พ๐๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐บ๐๐บ ๐๐พ๐ ๐๐ ๐บ๐๐บ๐" . Sayu Humaira sambil memandang sepi wajah Nik . Mata Nik terus menikam anak mata Humaira , dia melihat kesedihan di mata Humaira , dia melihat kesunyian di mata Humaira . Dia mendekatkan sedikit tubuh nya ke arah Humaira yang bersandar di kepala katilnya , dia memerhati wajah Humaira dengan jarak yang lebih dekat , "๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐ผ๐บ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ป๐พ๐ ๐๐ ๐๐ , ๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐บ ๐๐พ๐๐๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐๐ , ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐พ ๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐" . Kata Nik sambil memandang air mata Humaira gugur di pipinya . Laju tangan Humaira mengesat air matanya .