๐ PART 14
Humaira duduk di sofa ruang tamu nya , mindanya masih memikirkan kata-kata Hazim kemarin pagi . Dia mengeluh berat , kepalanya di letakkan di sandaran sofa , matanya di pejam rapat . "๐ฐ๐๐ , ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ , ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ . ๐๐ ๐ฐ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐" . Keluh Humaira sambil menekup wajahnya . Rambut nya yang lurus dan juga panjang itu di selak ke belakang telinganya menambahkan lagi kecantikan pada gadis wajah gadis itu .
Hazim melabuhkan punggung nya di anjung rumah nya , earphone masih kemas terpasang di telinganya . Mindanya memikirkan wajah Humaira yang tenang , sungguh ! dia tidak sanggup apabila wanita itu sedih . '๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ถ๐ต๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ค๐ฆ๐ธ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐๐ข๐ช๐ณ๐ข๐ฉ . ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ด๐ข๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ถ , ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ฉ๐ช๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ถ' . Gumam Hazim dalam hati nya . Yaa ! dia mengaku bahwa dia telah jatuh cinta dengan sifat dan juga sikap yang di miliki oleh Humaira . Gadis yang cantik , manis , bertudung dan juga baik budi pekerti . Dalam sekilas , bibirnya menguntum senyuman yang lebar apabila teringatkan wajah Humaira yang bersih , putih serta mulus . Boleh di katakan yang Humaira itu tiada cacat celanya .
Seperti biasa , Humaira bangun awal pagi . Setelah menyiapkan segala tugas nya di rumah , dia pun pergi ke kedai runcit makcik Zaitun . Tudung shawl berwarna peach yang di kenakan sangatlah padan di wajah nya , hoodie berwarna hitam serta seluar labuh yang juga berwarna hitam itu sungguh sepadan dengan ketinggian Humaira yang sederhana . Dari jauh lagi dia sudah melihat kelibat Hazim yang sedang membuka kedai runcit milik mak nya itu .
"๐ฐ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ , ๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ . ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ ?" . Sapa Humaira sambil mengukirkan senyuman di bibirnya yang telah di oleskan sedikit lipbalm . "๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ , ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ . ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ , ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐" . Balas Hazim sambil mengangkat keningnya . "๐ท๐๐ ๐ข๐๐๐๐ , ๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐" . Pamit Humaira dan terus mengatur langkahnya masuk ke dalam kedai runcit itu .
Humaira yang sedang ralit mengemas barang-barang di kaunter itu menarik perhatian Hazim . Senyuman yang sentiasa terukir di bibir Humaira membuatkan gadis itu bertambah cantik di mata Hazim . "๐ท๐๐ , ๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ! ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ !" . Kata Hazim dan terus menghentikan pandangannya dari melihat Humaira .
Makcik Zaitun sedang memasak tengah hari di dapurnya , Hazim pun telah pulang ke rumahnya apabila perutnya yang terasa lapar . "๐ฐ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ , ๐ธ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐" . Tegur Hazim yang muncul di balik pintu belakang . "๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ , ๐๐๐ ๐ธ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ . ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ผ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ?" . Tanya makcik Zaitun sambil mengacau masakannya . "๐ท๐๐ , ๐ธ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ , ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ผ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ . ๐น๐๐๐ ๐ธ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐" . Balas Hazim sambil menuangkan air putih ke dalam cawan kaca .
Humaira merenung kosong barang-barang yang terdapat dalam kedai itu . Mindanya masih memikirkan tentang keputusannya , dia menyandarkan tubuh nya di kerusi plastik yang tersedia . Tangannya di silangkan ke depan , sekali lagi dia mengeluh berat . "๐ฐ๐๐ ๐ผ๐๐๐๐๐ .. ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ , ๐ฐ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐" . Rungut Humaira sambil mengesat wajahnya . "๐๐๐๐ , ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ท๐๐ฃ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐บ๐๐๐๐ ๐ป๐๐๐๐๐ , ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ?" . Tanya Humaira seorang diri . "๐ท๐๐ , ๐๐๐๐๐ ๐ผ๐๐๐๐๐ . ๐บ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ , ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ . ๐พ๐๐๐ข ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ผ๐๐๐๐๐ !" . Kata Humaira bagi menyedapkan hati nya dan terus memberi semangat dalam diri nya .
Suasana office milik Tengku Nik Shafiq Hadari sangat senyap , sikap pekerjanya sangat berdisiplin apabila menyiapkan segala kerja yang telah di beri . Nik pula sedang menyiapkan kerjanya , gayanya yang segak dan juga wajah tampan yang di miliki itu menampakkan lagi keyakinan pada dirinya sebagai seorang Tengku yang berjaya dalam usianya yang baru 25 tahun itu .
Bunyi ketukan pintu dari luar kedengaran , lantas Nik pun mempersilakan orang itu masuk ke dalam pejabatnya . "๐ผ๐๐๐๐" . Pelawa Nik sambil matanya tidak lepas dari kertas kerjanya . "๐ณ๐พ๐๐๐๐ , ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ฝ๐บ ๐๐๐๐๐ 4 ๐๐พ๐๐บ๐๐ ๐๐ ๐บ๐ฝ๐บ ๐ผ๐ ๐๐พ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐๐บ , ๐๐บ๐๐บ๐๐๐บ ๐๐บ๐ ๐ป๐๐ ๐พ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐พ๐ป๐บ๐ป ๐ฝ๐๐๐๐บ๐๐ ๐๐๐ ๐๐พ๐๐๐บ๐ ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐ . ๐ฒ๐พ๐ป๐บ๐ป ๐๐๐ ๐บ ๐ฝ๐๐บ ๐๐๐๐๐บ ๐๐บ๐๐บ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐๐๐ฝ๐บ" . Jelas Imelda dengan berhati-hati agar bos nya itu tidak naik angin .
Nik pun mengangkat wajah nya ke arah Imelda , tubuh nya di sandarkan pada kepala kerusi pejabat . Dia menjeling sejenak pada skrin laptop nya sebelum memberi kata putus . Tangannya di letakkan di dagunya , "๐ฎ๐๐บ๐ ๐ป๐๐ ๐พ๐ , ๐๐บ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐บ๐๐บ ๐ป๐๐ ๐บ ๐ผ๐ ๐๐พ๐๐ ๐๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐" . Kata Nik dan terus menyambung semula kerjanya yang tertunda .
Imelda pun terus tersenyum lega apabila mendengar keputusan dari bos nya , "๐ก๐บ๐๐๐ ๐บ ๐๐พ๐๐๐๐ , ๐๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐๐ ๐๐บ๐๐บ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐๐ ๐ ๐๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐๐ฝ๐พ ๐บ๐๐บ-๐บ๐๐บ" . Pamit Imelda dan terus berlalu keluar dari pejabat Nik . "๐ง๐๐ , ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐ ๐บ ๐๐๐๐บ ๐บ๐๐ ๐๐ ๐๐บ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐พ๐ป๐๐ -๐๐พ๐ป๐๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐บ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐บ๐๐" . Kata Nik dan terus tersenyum sinis sambil memandang laptop nya .