webnovel

Teman Gak Ada Akhlak

Slow Update Sinopsis Pada Masa Modern, ada sebuah peradaban yang modern serta maju. Setelah melalui searah yang cukup panjang, akhirnya manusia, manusia setengah binatang, binatang, tumbuhan, monster, alien, robot, dan makhluk lainnya hidup berdampingan dengan damai. Mereka menjalani aktivitas tanpa gangguan. Di kota Bandung, ada seorang murid SMA yang hidup dengan teman yang tidak ada akhlaknya. Reita Renji, seorang siswa yang cukup normal harus hidup bersama dengan kelima temannya yang tidak ada akhlak. Mereka adalah Zeni, Madun, Dona, Selly, dan Anna. Saking tidak tahan dengan kelima temannya itu, Reita ingin sekali menghentikan hubungan yang tidak sehat kepada kelima temannya itu. Ia pun berencana untuk membuat mereka terkena sial. Namun, siapa sangka dengan dunia yang penuh tidak ada akhlaknya, membuat Reita semakin sial dalam menjalankan hidupnya. Tidak hanya kelima temannya itu, Bagaimana keseharian antara kehidupan SMA ini? Saksikanlah keseharian mereka berenam! Cover : Picture by Rikutarou Illustrastion by Ponyo With Canvas Story : Rikutarou

Riku_Walker · Realistic
Not enough ratings
29 Chs

25. Guru Sejarah yang Cengeng

Hari Kamis, Reita kembali sekolah setelah menjalani liburan pada hari Rabu akibat Bu Coki-Coki menghukum satu kelas. Bu Echidna pergi ke sekolah sendirian pada hari Rabu dan Reita rebahan di rumah sambil melihat kondisi Zeni yang sudah menjadi Korban Kerasukan Mantan dan Kerasukan Janda.

Seperti biasanya, Reita dan Bu Echidna memisahkan diri dari parkiran mobil terbang dan menuju ke tempat mereka masing-masing.

Jam 7 pagi, bel berbunyi menandakan siswa dan siswi masuk kelas. Para siswa dan siswi bergegas agar tidak terlambat ke sekolah.

Yang terlambat akan dihukum sama Ketua OSIS. Bagi siswa perempuan, harus disuruh baca novel selangkangan yang berjudul "Pacarku Pelakorku" karya Sri Raniffa Weissen, cewek kelas XI MIA 1. Bagi yang cowok, mereka harus nonton video porno selama 10 menit sebelum masuk kelas.

Hukuman yang tidak jelas itu sudah ada sejak dulu. Bahkan, dari dinosaurus sampai singa pun hukuman itu sudah diciptakan melalui hewan. Kalau telat, dihukum dengan melihat aktivitas biologis.

Reita sudah sampai di kelasnya. Madun, Dona, dan Zeni tidak masuk sekolah, dan Selly dan Anna masuk kelas tepat waktu, tidak kena hukum ketua OSIS.

Bu Aurelia tidak masuk sekolah hari ini karena ia harus mencari mantan untuk membayar hutangnya dari Sabang sampai Merauke. Ia sudah mendapatkan izin dari kepala sekolah selama 3 Minggu untuk mencari mantan.

Akhirnya, jam kosong di Kelas XI MIA 2 terjadi lagi. Tidak ada tugas Bahasa Indonesia yang harus dikerjakan. Hanya santai dan berleha-leha yang mereka pikirkan. Selly dan Anna memutuskan untuk mengganggu Riku dan mencoba untuk mengambil uangnya agar bisa beli seblak di kantin sebelah.

Reita menunggu pelajaran selanjutnya sambil membaca Light Novel atau melihat status gak jelas di Pecebook. Terlihat ia berada di pesawat.

(Pecebook - Grup SMAN 2 Bandung)

(Aurelia Prischa Lamuna - 28 Agustus pukul 05:00)

(Naik Pesawat Garuda Air Hanya untuk Mencari Mantan)

(Lihat Selengkapnya)

(Reaction :Like - 99. Love - 45 Haha - 52)

(Komentar 134)

(Share - 1 kali)

Postingan berikutnya.

(Pecebook - Beranda)

(Sri Raniffa Weissen - 8 Agustus pukul 09:01)

(Akhirnya, dapat Piala yang bagus.)

(Yee! Aku sudah mendapatkan Piala dari Wapone. Makasih, Wapone! Karena kamu, aku mau jadi pelakor lagi. Karya berikutnya akan aku perlihatkan pada pembaca sekalian. Semangat menjadi Pelakor!)

(Reaction :Like - 1030. Love - 100. Care - 400)

(Komentar 103)

--[Reita Renji]

>>(Bangga kok jadi pelakor? Ngotak dikit Napa!)

(Share - 6 kali)

Dari semua siswa dan siswi sekolah SMAN 2 Bandung, hanya Reita dan Pak Sinetron yang memiliki pikiran yang normal, tidak seperti orang yang tidak punya akhlak.

Aprilia memiliki prestasi yang bagus. Namun, karena sikap cerewetnya, menggosip terus, suka menolak cowok gak good looking, dan suka menghabiskan rekening bank pacarnya, ia menjadi cewek yang memiliki khas tersendiri.

Setelah Selly dan Anna membuat ciuman pada leher Riku, mereka pun memposting Riku yang tertidur dengan sebuah ciuman lalu Aprilia, pacarnya Riku akan memarahi Riku karena ketiduran di kelas.

Bel berbunyi lagi. Kali ini, bel untuk pergantian pelajaran. Pelajaran Bu Aurelia telah berakhir. Sekarang pergantian pelajaran oleh Guru Sejarah.

Guru Sejarah diperlihatkan. Ia masuk kelas dengan langkah kaki dengan waspada. Tatapan matanya tidak menoleh pada muridnya. Hanya tertuju pada meja guru.

Tubuh kecil seperti anak kecil. Pakaian guru yang didampingi syal di lehernya. Warna rambut merah muda pendek dan mata merah rubi indah.

Anivesta Carmilla, seorang guru sejarah yang tidak mempunyai kepercayaan dirinya. Selalu disudutkan oleh seseorang yang tidak memiliki akhlak.

Ia berdiri di depan para murid dan menutup mulutnya dengan syal miliknya. Matanya berusaha untuk memandang banyak murid yang duduk. Ia pun menyapa,"Se-Selamat … pagi, Anak-Anak!"

"Pagi, Bu."

"Ha-Hari, aku akan … mengajar hari ini. Jadi, buka buku … kalian! Jangan baju kalian! Ja-Jangan kayak si Raniffa! … disuruh buka buku, malah … buka baju."

"Ta-Takutnya, dia jadi pelakor. A-Aku takut kalau dia jadi pelakor," lanjut Bu Carmilla takut Raniffa jadi pelakor, padahal Raniffa sudah menjadi pelakor.

"Iya."

Buku pun dikeluarkan. Diperlihatkan buku virtual yang berisi tentang sejarah Indonesia pada dari awal kolonial.

Bu Carmilla menjelaskan melalui proyektor yang disambungkan ke Laptop USUS RG. namun, ia tidak menemukan laptop miliknya, sehingga ia menjadi cemas hanya karena lupa membawa proyektor.

"A-Aku lupa! Aku … tidak membawa proyektor! Gimana ini? Aku bakal dimarahi." Bu Carmilla menjadi cemas.

"Ma-Maafkan aku! Aku harus ke ruangan guru!"

Bu Carmilla bergegas meninggalkan kelas untuk mengambil proyektor di kelas. Para siswa dan siswi di kelas Reita hanya terdiam.

Timbullah rencana mereka untuk mengisi waktu yang gabut itu, yakni memasang lem permanen di meja guru, lalu menyalahkan seseorang

Seorang cewek membuka tas dan merogoh lem permanen lalu berjalan perlahan menuju meja guru. Ia pun membuka lem ketika sampai di meja guru dan menumpahkan lem permanen di kurdi guru lalu meninggalkan meja guru.

Ia melirik Riku yang masih ketiduran di kelas. Mejanya masih kosong karena Riku masih tidur nyenyak. Tidak sadar ia menjadi target teman sekelas.

Setelah menyimpan lem permanen di meja Riku, ia pun bergegas kembali ke kelas lalu memberitahu pada yang lain agar tidak membocorkan tindakannya tersebut. Kalau ada yang menolak, siswi itu menyogok dengan uang sebesar Rp..100.000,00 per orang. Reita memilih tidak ikut campur karena itu akan membuat masalah semakin besar.

Tak lama kemudian, Bu Carmilla datang dan memasang proyektor tenaga surya pada laptop lalu memulai pelajaran.

Suasana kelas menjadi tenang. Mereka hanya mendengar penjelasan dari Bu Carmilla melalui proyektor yang berisikan presentasi animasi. Tidak ada yang lain.

Ini menyebabkan siswa dan siswi tidak lagi bosan dengan pelajaran sejarah akibat metode yang lebih baik. Ini sama seperti Ruang Dosen, aplikasi pembelajaran yang lebih baik.

Setelah penjelasan sejarah Portugis masuk di Indonesia, Bu Carmilla menutup presentasi animasi tersebut dan memberikan tugas para muridnya untuk merangkum catatan.

Bu Carmilla melirik pada Riku yang selalu tertidur di kelas. Alhasil, ia ingin membangunkannya dan menyuruhnya mengerjakan tugas.

Tapi, tubuhnya tidak bisa bergerak sekalipun. Dorongan yang keras memaksanya untuk keluar dari meja guru. Namun, percuma saja. Ia berada di kursi guru.

"A-A! A-A! A-A!" Jerit Bu Carmilla tidak bisa turun dari kursinya.

"Aku gak bisa turun! Gi-Gimana ini?"

Semua siswa dan siswi di kelas Reita menahan tertawa mereka karena Bu Carmilla sangat imut. Aura kekanak-kanakan dari Bu Carmilla selalu ditertawakan begitu saja.

"To-Tolongin aku! A-Aku tidak … bisa keluar!"

"Tinggal buka rok aja apa susahnya!" Usul seorang siswa berwujud alien di kelas Reita.

Bu Carmila mematuhi saran itu tanpa pikir panjang. Ia melepaskan roknya dan akhirnya bisa keluar dari kursi guru. Ia melirik roknya yang ternyata sudah menyatu dengan lem permanen.

Kini, Bu Carmilla hanya mengenakan pakaian baju guru dan kain yang menutuup area putih.

"Si-Siapa yang melakukan hal yang sejahat ini?" Tanya Bu Carmilla menoleh ke para murid di kelasnya.

"Riku, Bu! Pura-pura tidur! Padahal, suka mengerjai gurunya," jawab siswi itu membohongi Bu Carmilla.

"Tuh, ada lem permanen di meja Riku," lanjutnya.

"Kenapa? Aku ... tidak punya salah." Bu Carmilla tidak bisa melepaskan roknya dari kursi.

"Aku gak jahatin kamu, Riku."

"Aku hanya ….'

Bu Carmilla mulai menangis. Para murid menuduh Riku sambil tertawa dalam hati. Reita tidak mau beraksi karena nanti dianggap Pahlawan Kesiangan. Urusan sendiri masih sulit, apalagi urusan orang lain.

Bu Camilla dikenal sebagai Guru Cengeng Seantero Sekolah. Apa-apa dibuatnya menangis karena hal sepele sekalipun. Sama seperti karakter wanita di adegan Sinetron Kumenangis.

Seketika Riku terbangun oleh sebuah keributan. Ia mengucek matanya dan mendengar tangisan yang mengganggu tidurnya.

Para murid mulai menyalahkannya. Padahal, mereka yang bekerja sama untuk mengerjai Riku. Hanya cibiran para murid kelas Reita yang menyakitkan seperti gosip tetangga yang menyakitkan.

"Riku gak ada akhlak! Bu Carmilla jadi nangis tuh!"

"Gara-gara kelakuan kamu, roknya Bu Carmilla nyatu di kursi guru. Gimana sih?"

"Ih! Pasti mau lihat isi rok Bu Camilla kan? Udah tau punya pacar, eh malah mau selingkuh lagi."

"Riku memang gitu. Pasti mau ngerjain guru pas ketiduran di kelas. Jalan pas tidur lagi."

"Merasa kasihan punya pacar kek Riku. Harus dijaga baik-baik supaya gak nakal nih."

"Harusnya dihukum sama Ruka biar tau rasa."

"Atau dia dibawa ke hotel sama Pelakor Terbaik Seantero Sekolah, Si Raniffa."

"Si Raniffa toh. Penulis terkenal yang dapat 100 juta dari Wapone dan 20 juta per bulan hasil pelakor."

"Ish! Meresahkan nih cewek. Pasti sudah lebar."

Riku sadar. Dia melihat Bu Carmilla menangis karena ia terpaksa membuka roknya untuk bangkit dari kursinya. Sekarang, kejadian itu menjadi bulan-bulanan.

Seketika sebuah bunyi sirine berbunyi. Tak lama kemudian, sekumpulan orang berseragam rapi memasuki kelas Reita dengan teknik mengepung dan menangkap tersangka serta menghentikan tangisan Bu Carmilla.

KPBI, Komisi Perlindungan Bocil Indonesia. Organisasi yang dibangun untuk menolong bocil dalam keadaan apapun, bahkan dalam keadaan sepele sekalipun. Misalnya, menyalakan remote, menidurkan dengan buku cerita, menghentikan tangisan anak kecil, dan lain sebagainya.

Organisasi ini dapat diikuti oleh orang pengangguran sekalipun. Orang gabut boleh masuk organisasi ini dengan pengisian formulir dengan benar.

"Kamu yang namanya Shinazuki Riku, kan?" Tanya orang yang berseragam rapi itu.

"Tidak. Aku bukan Riku."

"Jangan banyak alasan kamu! Kamu yang membuat Carmilla menangis kan? Dengan lem permanen di tanganmu, rok Carmilla menyatu dengan meja dan sekarang lihat Carmilla yang sedang nangis itu!"

"Bukan aku, Pak! Aku ketiduran di kelas. Masa iya aku melakukan sejahat itu saat tidur?"

"Banyak alasan kamu! Aku sudah mempunyai barang bukti berupa pemberian uang sebanyak 2 juta kepada saya lalu, eh maksudku sebuah saksi yang terpercaya bahwa kau membuat Carmilla menangis."

"Aku gak tahu. Aku gak punya lem sebelumnya."

"Dengar ya! Membuat Carmilla menangis lebih buruk daripada menghina ibunya."

"..." Riku hanya terdiam tidak bisa membela dirinya.

"Sekarang, kau akan kami tangkap sekarang juga! Carmilla akan meninggalkan kota Bandung dan menuju ke kota Jakarta untuk perawatan. Jadi, kamu di penjara Tiktod sekarang juga!"

"Hore! Riku ditangkap! Selamat dipenjara Tiktod yah" Semua siswa dan siswi bersorak gembira karena Riku ditangkap sama KPBI.

"Mana bisa gitu! Aku gak mau dipenjara di sana!" Riku mencoba untuk memberontak.

"Banyak alasan kamu! Cepat jalan!" Petugas KPBI menyuruh Riku meninggalkan kelas.

"April! Tolong aku! Aku mau dipenjara!"

KPBI pun membawa Riku meninggalkan sekolah meskipun ia memanggil pacarnya. Mereka membawa Bu Carmilla dengan perlakuan khusus

Para siswa dan siswi di kelas Reita bersukacita dan menjalani jam kosong lagi. Reita menatap Selly dan Anna dengan rencana jahatnya.

"Masih belum! Gue belum dapat gajian. Kalau sudah, Selly dan Anna bakal gue apesin dah. Liat aja nanti!"

Akhirnya, Reita harus mengisi jam kosong lagi. Lagi-lagi kejadian jam kosong terjadi lagi. Mereka malah senang-senang tidak jelas. Ini biasa terjadi pada Kelas Reita sebelumnya.

^****^

Jam 15:00, waktunya pulang sekolah. Reita tidak mengikuti ekskul apapun karena setiap ikut ekskul selalu dijadikan babu oleh senior. Jadi, Reita keluar dan tidak mau masuk lagi.

Selly dan Anna mendekati Reita dan memeluknya dari belakang.

"Reita. Ayo pulang bareng!" Selly memaksa Reita.

"Iya, nih. Ayo pulang bareng sama aku!" Dengan aura selingkuh, Anna menggoda Reita.

"Gak mau! Pulang sendiri sana! Pasti ngajak gue ke pasar malam biar dikira selingkuh tau gak!"

"Ish! Aku gak bakalan. Aku yang cantik dan manis ini gak bakal bohong sama kamu." Selly membujuk tapi bohong.

"Udah! Selingkuh sama aku aja! Biar aku dapat …." Ucapan Anna terpotong.

"Kabur!" Reita melepaskan pelukan kedua cewek itu dan berlari dengan cepat.

"Reita! Tunggu!"

"Jangan lari!" Anna mengejar Reita.

Reita sampai di parkiran sepeda terbangnya dan bergegas meninggalkan ke kelas. Sebelum itu, Reita mengatakan sesuatu untuk membalas sesuatu.

"Gue gak percaya sama kalian lagi! Kalian bakal gue kerjain nanti!" Teriak Reita dengan lantang.

"Awas kalian nanti!"

Mereka tidak mendengarkanku. Mereka malah mendapatkan pesan,"Aku cinta kalian! Jadi, jangan selingkuhi aku yah! Aku mau putusin Bu Echidna soalnya."

"Iya. Reita. Cepetan putus sama Bu Echidna! Aku tunggu nih!" Anna berteriak agar pesannya tersampaikan.

"Jangan pernah sama Tante Janda yah! Aku yang cantik dan manis ini akan mengambil bank kelilingmu!" Lanjut Selly dengan niat jahat.

"Buset! Jauh amat reaksinya!" Reita malah mendengar kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Reita malah pulang duluan. Ia juga menyimpan sepeda terbang lipat di tasnya dan menyembunyikannya dari istrinya.

Ia akan dimarahi istrinya dan ibunya kalau tidak pulang bareng. Jati dirinya menyala dan menunjukkan potensinya. Tidak ada naik mobil lagi. Mengayuh sepeda sudah cukup baginya.

"Bodo amat gue dimarahi! Yang penting, gue bebas sepeda dulu. Udah lama gak naik sepeda."

Ia pun melajukan sepedanya dengan sejenak di kota Bandung lalu ia kembali ke rumah dengan pikiran yang sehat.

Setibanya di rumah, ia dimarahi ibunya dan mendapatkan hukuman disuruh nonton Sinetron. Reita menjalani hukuman itu lalu beraktivitas seperti biasanya