Adegan kejar-kejaran dimulai. Boneka Anna Beleng terbang mengejar Zeni. Dengan keberadaannya, ia menjadi mimpi buruk bagi sebagian orang. Entah apa reaksi yang dilontarkan pada tetangga sebelah.
"Mak! Tolong! Aku mau dimakan sama boneka burik kek beruk!"
Zeni berteriak dengan nyaring. Ia berkeliling sambil meminta pertolongan. Para siswa yang nongkrong di lorong kelas hanya berfokus untuk bermain Mobil Legend atau Premium Fire. Zeni dan Anna Beleng melewati mereka begitu saja.
Namun, tidak secepat itu. Anna Beleng mempercepat kelajuan terbangnya dan mengeluarkan wajah yang seram ke pandangan Zeni. Aura menakutkan itu memaksa korban untuk ditangkap dengan mudah
Zeni melirik dari belakang sambil lari sekuat tenaga. Mata dan wajah ketakutan itu menyebabkan Zeni untuk mempercepat kecepatan larinya.
"Tolong! Aku tidak mau dihantui boneka burik!" Jerit Zeni mengeluarkan air mata.
"Tunggu woi! Bayar hutang dulu biar kamu gak ditakuti gini!"
Zeni masih ngeyel. Ia tidak mau berhenti berlari sampai Boneka Anna Beleng tidak mengejarnya. Tenaga Zeni berada di ambang batas. Tidak mungkin ia berlarian terus menerus sampai Anna Beleng berhenti mengejar Zeni.
Tak lama kemudian, Zeni menemukan tempat persembunyiannya. Ia pun memasuki tempat yang baru dilihatnya itu dan menghilangkan pandangan Anna Beleng untuk sementara.
"Zeni! Dimana kau? Bayar hutang dulu!" Boneka itu mengeluarkan suara pelan namun terkesan menakutkan.
Di dalam ruangan dimasuki Zeni, dia masih tenang sambil menahan nafasnya. Setelah berlari dikejar Anna Beleng, Zeni berdiam diri sementara agar bisa lepas dari genggaman hantu itu
Ada sosok dengan aura yang menakutkan mendekati Zeni. Sosok itu cukup liar dengan mata merah yang membuat mimpi buruk, seakan-akan sang korban tidak bisa lari dari mimpi buruk itu.
"Woi!" Teriakan itu mengejutkan Zeni.
Tubuh Zeni merinding. Ada seseorang yang mendekatinya. Ia pun berbalik badan tanpa memandang sosok yang di depannya.
"Kyaa! Hantu! Jangan dekati aku! Aku belum mau mati! Kalau mau bayar hutang, bayar pada Reita aja!" Zeni berteriak dan meminta tolong agar menjauh darinya dan menagih Reita.
"Ngapain kamu disini! Ini WC guru cewek tau!" Seorang guru mengomeli Zeni dengan kata mutiaranya.
"Bu Aul. Eh, bukan, Guru Killer! Yang ngasih tugas gak ngotak!" Sahut Zeni memanggil Bu Aurelia dengan sebutan yang gak ngotak.
"Eh! Malah nyindir gue lagi! Keluar sana! Kalau gak, gue foto kamu dan kirim di Pecebook supaya kamu jadi bahan gosip di Pecebook!" Bu Aurelia mengambil virtual phone dan memotret Zeni dengan segera.
"Tunggu dulu, Bu! Aku lagi dikejar hantu! Jangan marah-marah dong!"
"Hantu apa? Gak ada hantu di siang hari! Paling ada di malam hari. Itu pun sudah di-roasting sama orang Indonesia di EluTube!"
"Ini beneran, Bu."
"Halah! Jangan bohong! Kau pasti mau ngintip Bu Guru kek aku! Padahal, aku sudah punya pacar kek Reita. Kamu malah mau selingkuh. Aku gak sudi selingkuh sama kamu."
Mereka berdebat seperti biasanya. Mereka berdua menghabiskan waktu untuk berdebat. Perdebatan itu tidak bisa berakhir sampai salah satu dari mereka mengalah.
^****^
Sementara itu, Anna Beleng sedang mencari Zeni. Ia berkeliaran seperti hantu gentayangan di siang bolong. Harusnya, setiap hantu menakuti korban di malam hari.
"Zeni! Bayar hutangmu, atau aku akan menakuti kamu selamanya!"
Di dalam kelas, di dalam lemari kelas, seorang siswa dengan layar dan microphone suara di genggamannya. Reita, seorang siswa yang berencana untuk membalas perbuatan kelima temannya itu.
"Oi! Zeni! Dimana kau? Bayar hutangmu sekarang, atau aku akan menakutimu!"
Ternyata, dibalik suara dan gerakan itu dikontrol oleh Reita.
Kembali lagi dengan hantu gentayangan, ganti itu bergerak dengan lambat dan teliti.
Secara tidak sengaja, terdapat dua cewek duduk santai sambil menikmati seblak melihat hantu melintasi di koridor kelas.
Kedua cewek itu teralihkan dengan hantu terbang itu. Mereka tidak tertarik dengan boneka rerbang itu, justru mereka menghina fisik boneka yang sebenarnya berhantu itu.
"Boneka apa itu? Kok jelek kek beruk sih? Udah gitu terbang lagi." Salah satu cewek yang bernama Mia.
"Ish! Iya betul! Hantunya kok jelek gini sih? Siapa yang mau coba?" Tanya Tia, seorang cewek di samping Mia.
"Keknya boneka ini punya keluarga yang burik."
"Boneka itu adalah anak hasil nikah Kuntilanak dan Beruk. Jadi, Anna Beleng."
"Awokawokawokawokawok." Mia tertawa.
"Awokawokawokawokawok." Tia tertawa.
Mereka berdua tertawa karena mereka meledek Anna Beleng. Anna Beleng berjalan perlahan sambil menahan malunya. Tidak tahan bagaimana mendapatkan cibiran dari dua cewek itu.
"Coba.hantunya ganteng kek pangeran, aku kehangetan." Komentar Mia membayangkan hantu Anna Beleng menjadi good looking.
"Halah ganteng doang. Tapi, menakutkan, yah percuma."
"Malah jadi 'Hantu CEO Dingin,' lagi." Mia menertawakan Anna Beleng.
Hantu itu berhenti bergerak. Hatinya merasa dihasut oleh kedua cewek itu. Mereka malah melanjutkan obrolan cewek yang cukup luar itu. Namanya cewek Indonesia, tidak ada habisnya membahas pacar mulu.
"Eh, katanya ganteng seperti Riku bukan?" Tanya Tia mengalihkan pembicaraan.
"Riku siapa?" Tanya Mia tidak mengenal Riku.
"Itu Riku yang ketiduran di kelas."
"Aku gak tau Riku yang mana."
"Itu. Riku yang selalu selingkuh sama Ruka. Pacarnya cantik banget. Tapi, muridnya Uzumaki Saburo."
"Oh. Riku yang gak ngotak bikin resign Bu Aya sama Pak Sinetron?" Mia mulai mengenai Riku
"Iya betul. Dia cowok good looking yang meresahkan. Ia harus dihukum dengan hukuman poligami 5 cewek selama sebulan. Biar tau rasa jadi cowok gak ada akhlak."
"Kalau boleh, ia harus berpacaran sama Ruka, Cewek Tercantik Seantero Sekolah." Mia menambahkan.
"Ish! Selingkuh terus! Pantas saja pacarku pulang malem. Eh, malah selingkuh sama hantu ini."
"Hantu Pelakor nih!" Seru Mia menyebut Anna Beleng menjadi 'Hantu Pelakor.
"Jangan dekat-dekat! Nanti, dia mau selingkuhi suami masa depan kita."
"Ayo! Kita pergi dari sini! Aku mau cegah pacarku selingkuh dulu."
Mia dan Tia meninggalkan Anna Beleng itu. Mereka berbisik sebentar di tengah menunggu Anna Beleng.
"Jaga omongan kalian! Main body sweeping aja kalian ini." Anna Beleng terhasutkan dan kesal karena mendapatkan penghinaan itu.
"Dahlah! Gue mau nyari Zeni daripada menghantui dua cewek itu. Percuma menghantui dua cewek itu. Harga diri hantu di sini sudah anjlok," gumam Anna Beleng yang disuarakan oleh Reita.
Ia pun mencari lagi dan lagi. Namun, Zeni tidak ditemukan. Meskipun Zeni dan Anna Beleng mendekat saat itu, Zeni bisa menghilang mendadak. Sangat sulit menemukan Zeni bila bermain petak umpet.
Di koridor kelas, seorang siswa yang memegang virtual phone memasang wajah kesal. Ia cukup berusaha keras ahe menjadi Top Universe di Mobil Legend Indonesia.
"Ayo! Masa kalah lagi! Aku dah beli 1000 Emerald seharga Rp.250.000,00 udah kalah aja," umpatnya.
Pada saat yang sama, boneka Anna Beleng melintasi siswa gamer yang fokus pada layar Virtual Phonenya dan seara mendadak amarah siswa gamer itu menjadi melunjak karena kalah.
"Yah! Kalah lagi! Padahal, gue udah mau menang lagi."
Bola matanya tertuju pada seorang boneka yang melayang di udara dengan rendah. Dengan amarah yang tak terkendali, ia menuding hantu itu sebagai kekalahan yang tak terbendung.
"Hoi! Gara-gara elu, gua jadi kalah main Mobil Legend tau!"
Hantu yang disuarakan Reita malah bingung apa salahnya. Hanya numpang lewat aja sudah dituduh sama siswa gamer tidak jelas itu.
"Woi! Tanggung jawab dong! Ganti Rp. 250.000,00 sama aku! Cepat!"
Tekanan dari siswa gamer itu menyebabkan hantu boneka itu melayang meninggalkannya. Siswa gamer itu menjadi marah-marah yang dikira orang lain itu sudah Kerasukan Mantan.
"Ebuset! Orang cuman numpang lewat, dituduh kalah. Maennya yang noob kali. Udah gitu, disuruh ganti rugi. Gak jelas emang." Hantu itu bergumam.
"Itu sebabnya, gue gak mau menghantui orang lain selain Zeni. Nanti, endingnya jadi gini," lanjutnya.
Beruntungnya, ia menemukan Zeni dan Bu Aurelia yang sedang berdebat tiada habisnya. Entah apa yang mereka perdebatkan sampai-sampai perdebatan itu tidak ada habisnya.
"Ketemu juga nih anak! Lagi debat sama cewek, gak ada habisnya tuh. Saatnya serang!" Reita mengontrol Hantu Boneka Anna Beleng untuk mendekati Zeni dan Bu Aurelia.
Bu Aurelia yang masih berdebat teralihkan perhatiannya dan melirik seorang boneka yang melayang di udara.
"Ha-Ha-Ha-Ha!" Bu Aurelia menunjuk boneka yang melayang di udara dengan wajah yang menyeramkan.
Sementara itu, Zeni masih mengoceh,"Karena punya pacar, Ibu Guru jadi gak ngotak. Ujung-ujungnya, diputusin dan jadi Pelakor Janda. Tau rasa jadi Ibu Guru yang Gak Ngotak."
"Hantu! Ada Hantu!"
"Hah? Hantu apa?"
"Di belakangmu!"
Zeni melirik ke belakang dengan memutar badannya.
"Hah?! Hantunya mau nagih ke aku! Sudah dibilangin bayar hutang ke Reita! Jangan ke aku! Gimana sih?!"
Zeni malah melawan hantu. Badan Bu Aurelia ditutupi tubuh Zeni. Ia menyembunyikan wajahnya karena rasanya menakutkan bertemu hantu di siang bolong meskipun tidak menakutkan, hanya mirip rentenir saja. Hantu Rentenir.
"Ebuset! Malah ngeyel nih anak! Bayar hutangmu!"
"Dibilangin! Bayar ke Reita aja! Aku mohon! Aku belum mau mati!"
Zeni masih melawan. Tatapan semi tatapan, mereka berdua berduet siapa yang menang. Kemenangan ini ditentukan oleh Zeni sendiri.
"Roar!"
"Lari!" Bu Aurelia dan Zeni lari bersamaan.
Suara hantu itu menggelegar di sekitar WC Guru Cewek yang masih sepi. Anna Beleng kembali mengejar mereka dengan
Sementara itu, Reita yang mengendalikan Anna Beleng sempat berpikiran apakah suara yang menakutkan itu sesuai di film atau tidak.
"Bentar! Itu tadi suara Anna Beleng bukan?" Tanya Reita pada dirinya sendiri.
"Bodo amat! Yang penting gue kejar nih anak yang selalu nagih hutang ke gue!"
Anna Beleng mempercepat kelajuan terbangnya. Zeni dan Bu Aurelia lari dengan panik dan tanpa tujuan. Ini cukup merepotkan karena mereka harus berpisah untuk sementara.
Drama kejar-kejaran masih berlanjut. Kali ini, ditambah dengan Bu Aurelia karena lupa bayar hutang ke rentenir. Entah apa hutang yang selalu ia tumpuk.
"Zeni! Sini kamu! Bayar hutangmu dulu!" Anna Beleng melayang dan mencari Zeni dengan mata yang penuh dengan ketakutan.
Zeni bersembunyi di tiang koridor adik kelas. Mereka cukup cuek dan mengurus kehidupan mereka masing-masing. Jadi, Zeni tidak dapat dilirik oleh mereka.
Dengan mendadak, Anna Beleng muncul di depan Zeni dan membagikan ketakutannya kepada Zeni.
"Ketemu kau!" Suara Anna Beleng terkesan menakutkan namun pelan dan rendah.
"Kyaaa! Lari!" Zeni berlari sekuat tenaga menghadapi rintangan.
"Tunggu woi!"
Zeni berpindah dari tempat kelas X ke lapangan dimana upacara bendera dimulai.
Terlihat sekelompok orang yang sedang bermain basket usai mengikuti pelajaran Bu Coki-Coki. Mereka bersenang-senang dengan dukungan para cewek di setiap tim yang mereka mainkan.
Secara tidak sengaja, Zeni menabrak Bu Coki-Coki yang sedang bergegas ke ruang guru. Tubuh Zeni menghantam tanah dan bangkit kembali.
Bu Coki-Coki melirik pada Zeni di samping. Dengan mata tajam dan sikap dinginnya, ia memandang Zeni sebagai laki-laki yang dianggap jelek di mata Bu Coki-Coki.
"Eleuh-Eleuh! Ada yang lari di koridor sekolah rupanya. Tuh kan jadi jatuh! Kalau jatuh dan menuju ke hatiku, awas yah!"
"Kyaa! Hantu Janda telah bangkit! Lari!" Zeni bangkit kembali sembari bangkit dan menjauhi Bu Coki-Coki.
"Kurang ajar kamu yah! Kamu malah meledekku lagi. Sekali lagi ketemu sama kamu, aku suruh kamu kerja romusha untuk mencari Sugar Daddy untukku nanti! Ingat itu!"
Bu Coki-Coki mengoceh tidak jelas. Ia menunda ke ruangan guru demi mengumpat dengan kata mutiaranya.
Anna Beleng menemukan Zeni dan mengejarnya dengan kecepatan penuh. Amarah Hantu Boneka Anna Beleng tidak bisa dihindarkan lagi. Ia harus menakuti Zeni biar bisa melanjutkan rencana selanjutnya.
"Dapat kamu Zeni! Sini! Bayar hutangmu!"
"Gak mau! Bayarnya ke Reita aja."
"Jangan ngelunjak kau yah!"
Anna Beleng mengamuk. Ia semakin liar karena Zeni masih keras kepala. Tidak mau mengalah.
"Bayar hutangmu atau aku akan mengambil jiwamu."
Sementara Anna Beleng dan Zeni melintasi koridor, ada pasangan sejoli yang sedang pacaran. Mereka mendengar kata dari hantu boneka itu dan mengira akan ada gosip yang menghancurkan hubungan mereka.
"Sayang! Bayar hutangmu dulu! Dari tadi, kamu minta duit Mulu dari aku dan gak ganti-ganti juga!"
"Lah! Aku gak punya hutang sama kamu. Salah orang kali!" Lontar cowok itu.
"Iya. Bayar hutangmu atau aku akan putusin hatimu!"
"Jurus Ciwi Ranger! Jurus Uang Jatuh dari Langit!" Terdengar sebuah jurus dengan uang jatuh dari langit.
Cewek itu mendapatkan uang jatuh itu dan mengira cowok itu membuat sulap untuk melunasi hutangnya.
"Ih! So sweet banget! Kamu malah buat surprise buat aku!" Cewek itu terkesima dengan uang jatuh dari langit dan mengambil semua uang itu.
"Eh? Masa! Perasaan gue gak pakai sulap yah?"
"Lupakan! Yang penting kita hidup bahagia selamanya!" Cewek itu memeluk cowok dengan mesra.
Setelah hubungan mereka romantis, Ciwi Ranger itu meninggalkan pasangan yang romantis itu dan beralih di lokasi yang lain. Dia cukup senang membantu cewek yang dapat cowok yang ganteng, walaupun tidak seganteng Riku.
Sementara itu, Bu Aurelia bersembunyi di dalam tong sampah. Ia memilih tempat itu agar tidak ditemukan oleh Anna Beleng. Di saat yang bersamaan, seorang otu
Dia berniat buang sampah di tong berwarna hijau namun tersendat oleh sesuatu yang ternyata itu adalah Bu Aurelia.
"Bu Aurelia. Kamu ngapain di situ?"
"Pak Irfan! Aku …"
Pak Irfan, Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Bandung di Alternatif Universe yang dibuat oleh Author Gak Ngotak.
"Sabar dulu. Tolong ceritakan padaku! Bagaimana ceritanya kamu berada di tong sampah," bujuk Pak Irfan dengan aura persuasif.
Bu Aurelia menenangkan diri di tong sampah sejenak. Ia mengingat sesuatu yang menghantuinya sejak dulu. Itu pun masih ada di benak Bu Aurelia sampai sekarang.
"Se-Sebenarnya, aku …"