webnovel

Tate no Yuusha no Nariagari

Iwatani Naofumi dipanggil ke Dunia-Paralel bersama dengan 3 orang lainnya untuk menjadi Pahlawan dunia itu. Setiap Pahlawan memiliki senjata legendaris masing-masing ketika dipanggil. Naofumi kebetulan mendapatkan Perisai Legendaris sebagai senjatanya. Dia, yang kurang berkharisma dan kurang berpengalaman, berakhir dengan hanya seorang partner, sedangkan yang lainnya mempunyai beberapa orang. Tak disangka, pada hari ketiga dia telah dikhianati, difitnah, dan dirampok oleh partnernya. Dijauhi oleh semua orang, dari sang Raja sampai para rakyat biasa, pikirannya dipenuhi dengan balas dendam dan kebencian. Dengan begitu, takdirnya di Dunia-Paralel itu dimulai... Genre : Fantasy , Supernatural (Weak to Strong), Overpower By : Staryinthesky

Staryinthesky · Fantasy
Not enough ratings
103 Chs

Chapter 17 Pengaturan yang ditentukan

"Hm..."

Aku sedang bersembunyi di semak-semak, mengamati situasinya.

Sudah beberapa jam sejak kami membawa sang putri kedua. Kami pergi ke desa terdekat, dan sekarang kami sedang bersembunyi untuk mengintai apa yang akan terjadi. Desanya gak jauh dari desa dimana kami melawan Zombie Dragon.

Dan ternyata, para knight itu betul-betul menyebarkan berita.

"Si Iblis Perisai, Naofumi Iwatani, secara sadis telah membantai sekelompok penjaga kerajaan, menculik sang putri, dan melarikan diri. Dia buronan hidup atau mati. Sebuah hadiah...."

Sudah ada pengumuman yang dipasang di kota merincikan kejahatanku dan menjanjikan hadiah jika menangkapku. Ada prajurit yang berjalan-jalan dikota dan meneriakkan tentang hal itu.

Ini masih baru beberapa jam saja, jadi itu sangat mengesankan bahwa mereka bisa melakukan sampai sejauh ini.

Mereka mengatakan bahwa segala hal telah di atur sejak awal. Orang-orang yang mengejar kami merupakan para prajurit relawan, dan mereka melakukan itu dengan berpikir mereka bisa ditangkap atau dibunuh. Saat di duniaku sendiri, aku mendengar ada orang-orang yang akan memasang bom pada diri mereka sendiri dan menyerang orang lain—dengan berpikir mereka akan masuk surga karena hal itu. Jadi dunia ini nggak punya suatu monopoli terhadap para fanatik yang gila.

"Para knight itu tewas setelah merekam pada sebuah bola kristal. Para prajurit yang membawa rekaman ini ke istana tewas karena luka-luka mereka sesaat setelah menyampaikan rekaman ini."

Dan bukan cuma itu saja. Rekaman yang mereka bicarakan bertindak seperti sebuah hologram.

Mereka memanipulasi wajahku menjadikannya berpenampilan agresif, membuatnya terlihat seperti aku berlumuran darah, dan menghentikan adegannya pada saat tertentu sehingga kelihatan seperti aku melingkarkan tanganku pada leher sang putri.

Mereka handal dalam melakukan pengubahan yang mengesankan.

Meskipun mereka berlarian kalang kabut seperti para kelinci sambil membawa bola kristal itu saat kejadian, disini mereka membuatnya terdengar seperti aku telah mencincang mereka.

Mereka kelihatan sangat sehat terakhir kali aku melihat mereka.

Tetap saja, itu gak seperti mereka bisa sepenuhnya memfabrikasikan datanya. Kalau kau melihatnya dengan cermat, wajah sang putri nggak kelihatan seperti aku sedang mencekik dia—lebih seperti dia terkejut akan sesuatu. Tapi tetap saja—kalau mereka bisa melakukan pengubahan seperti ini, kenapa mereka harus repot-repot mencoba membunuh dia di depanku? Aku gak bisa memahaminya.

"Dia bergerak menggunakan sebuah kereta besar yang ditarik oleh seekor burung iblis jahat yang aneh. Jika kalian melihat dia, segera melapor para penjaga terdekat."

Filo juga ada didalam hologram itu. Mereka memanipulasi wajahnya sehingga dia terlihat seperti seekor elang ganas, dan mereka membuatnya terlihat seperti dia menyemburkan racun. Yah itu bagus untuk dia. Dalam fabrikasi ini, dia bisa menyemburkan racun—sama seperti yang selalu dia inginkan.

Tapi kalau orang-orang mencari Filo, itu akan membuatnya lebih susah bergerak. Namun kalau dipikir lagi, mungkin aku bisa menggunakan Filo untuk menjauhkan perhatian dari kami.

"Paham yang kumaksudkan, Filo? Kita akan bergerak secara terpisah mulai dari sini."

"Gak mau!!"

Aku menyudahi pengamatan desa itu, dan kembali untuk menemui yang lainnya. Aku memberitahu Filo bahwa dia adalah yang paling mencolok, jadi kami harus berpencar. Filo akan menarik kereta dan menarik perhatian semua orang sedangkan kami akan menyelinap. Lalu Filo bisa menarik kereta dan menyusul kami menggunakan kecepatan miliknya. Dia nggak akan membawa kereta yang dimuati barang bawaan, jadi dia bisa berlari sangat cepat.

Aku menjelaskan rencanaku pada dia, tapi dia cuma mengeluh saja.

"Nggak ada cara lain, kau terlalu mencolok."

Yang kumaksudkan adalah bahwa dia adalah seekor monster dengan jenis yang sangat langka. Dia dikenal di seluruh negeri sebagai dewa burung, jadi dia pada dasarnya yang menjadi targetnya.

"Aku cuma perlu berpenampilan berbeda saat ada orang disekitar kan? Aku bisa melakukannya!"

"Gimana caranya kau...."

Tapi sebelum aku selesai ngomong, Filo mulai bersinar, dan dia mulai berubah wujud.

Kenapa dia harus berubah wujud? Dia pasti memikirkan semacam ide bodoh, seperti menarik kereta dalam wujud manusianya. Itulah yang kupikirkan, tapi leher dan kakinya mulai memanjang.

"Gweh!"

Dia kelihatan seperti seekor burung unta besar—atau sebenarnya, dia kelihatan seperti seekor Filolial normal. Meskipun dia masih lebih besar dari Filolial normal sih.

"Jadi kau bisa berubah menjadi seekor Filolial normal?"

"Gweh!"

Dia mengangguk.

"Kenapa kau memekik seperti seekor burung?"

"Gweh!"

"Kurasa dia gak bisa berbicara saat dia dalam wujud itu."

Hm... Kurasa itu artinya dia nggak suka memakai tubuh seekor Filolial normal.

"Wow, Filo! Itu menakjubkan!"

Sang putri sangat gembira, dia bersama Filo melompat-lompat.

"Gweh."

Kau tau, kalau dia menyemburkan racun, mungkin artinya aku nggak perlu mendengar teriakannya lagi.

"Tetaplah seperti itu mulai dari sekarang. Maka kami bisa menikmati ketenangan."

"Gweh!"

Slam! Dia mengangkat kakinya dan mencengkeramkan cakarnya pada kepalaku. Filo dan Raphtalia pada dasarnya gak pernah melanggar peraturanku, jadi aku lupa tentang semua peraturan itu, tapi menyerang aku sudah pasti adalah tindakan melanggar peraturan. Bahkan sebelum aku bisa bergerak atau berpikir, mantra pengendali monster pada dia mulai aktif.

"Gweh!?"

"Filo?!"

"Oh ayolah, apalagi sekarang?"

"Jangan kasar pada Filo!"

"Aku nggak ngapa-ngapain. Dia menyerang aku, jadi mantra pengendali monster aktif. Itu saja."

Bisa dibilang ini jauh lebih baik daripada harus mendengarkan rengekan dia saat dalam wujud manusia. Aku nggak tau apa yang Filo inginkan, tapi aku bisa bilang aku lebih suka dengan wujud barunya. Alasan binatang peliharaan membantu orang-orang bersantai adalah karena mereka gak bicara. Kalau binatang peliharaan berubah menjadi manusia dan gak bisa diam, yah—kurasa nggak banyak orang yang mau memelihara binatang peliharaan.

"Tapi itu menyakiti dia!"

"Kau memetik apa yang kau tanam."

"Uh..."

Sang putri entah kenapa sangat tertarik pada Filo. Apa itu betul-betul cuma karena mereka bisa berbicara sebagai teman?

"Pokoknya, tetap dalam wujud itu selama beberapa saat. Setidaknya sampai kita bisa memastikan kalau kita sudah aman."

Aku terus menyembunyikan dia sampai sekarang, berpura-pura menjadi soerang saint. Aku yakin itu akan berhasil.

"Adapun untukmu, Raphtalia, mungkin kami bisa sedikit mengacaukan pakaianmu, dan aku gak tau.... robek topimu atau semacamnya?"

Dan dengan begitu kami menyamarkan kereta yang ditarik Filo. Raphtalia mengganti pakaiannya, Filo mengubah tubuhnya, dan Mel serta aku tetap bersembunyi.

Keretanya berderak di jalanan, dan kereta berlapis jerami kami memulai perjalanan ke arah timur laut.

***