“Intan!”
Astagfirullahaladzim ...
Aku pun langsung berlonjak kaget, dengan napas yang memburu dan jantung bertalu cepat sekali. Saat kesadaranku kembali menyapa.
Astaga! Tadi itu apa? Kenapa rasanya sesak sekali?
“Hey, Intan. Kamu kenapa?” Aku langsung melirik sumber suara itu, kemudian menghela napas lega diam-diam. Saat menemukan keberadaan Pak Dika di sebelahku.
Alhamdulilah ... kayaknya tadi cuma mimpi aja.
“Kamu mimpi buruk, ya?” Pak Dika menepikan mobilnya dan langsung meraih sebuah botol air mineral di samping pintu.
“Minum dulu,” titahnya sambil menyerahkan botol yang sudah dia buka kehadapanku.
Aku menerimanya tanpa curiga dan langsung meneguk separuh isinya. Sementara itu, Pak Dika terus mengusap lembut punggungku, menyalurkan ketenangan padaku yang masih linglung.
“Atur napas dulu. Tenangin pikiran. Gak papa. Ada saya di sini buat kamu,” katanya lagi, saat aku menyerahkan botol itu kembali padanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com