webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Pertemuan dengan Abah

Setelah selesai membeli jajanan telur gulung, aku, Ayssa dan Hamzah akhirnya kembali ke mobil.

"Wah serius. Ini enak sekali." sudah beberapa kali Ayssa mengucapkan hal itu tanpa bosan.

Aku dan Hamzah juga menikmati makanan ini.

Belum pulang, hanya berdiam diri dulu di sini sembari menunggu makanannya habis.

"Eh, setelah habis kita mau kemana lagi?" tanya Hamzah.

Ayssa menoleh ke arahku. "Aku sih terserah Reine saja."

"Lho kok terserah aku?"

"Ya barangkali kita mau jalan-jalan lagi." jawabnya.

"Kalau aku sih, lebih baik pulang saja. Takut hujan lagi."

"Baiklah. Kata Reine kita pulang saja kak."

"Oke."

Hamzah mulai melajukan mobilnya sambil sesekali makan telur gulung.

Maklum saja seperti itu.

Sedari kecil, kedua anak ini sudah sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya tanpa terkecuali.

Secara kan ayahnya pemilik perusahaan tempatku bekerja dulu. Sekarang sudah keluar karena permintaan keluarga juga.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com