webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Kotak Musik

"Ayssa..., Ayssa...." Ketika sampai rumah, Hamzah memanggil-manggil namanya.

"Kenapa kamu panggil dia?" tanyaku keheranan.

"Kamu terluka dan harus segera diobati."

"Tapi Ayssa pergi bersama kedua orang tuanya."

"Oh ya?" Hamzah mengeryitkan dahi, "kemana?"

"Aku tak tahu. Tapi nanti sore mereka akan pulang. Sebentar,"

Aku meninggalkannya lalu memanggil suami Bu Minah untuk membantu Hamzah naik ke atas.

Dengan penuh kehati-hatian, suami Bu Minah melakukannya dengan penuh ketelatenan hingga Hamzah kembali duduk di kursi rodanya dan kini dia berada di kamar.

Ketika melihatku di ambang pintu, dia segera memutarkan kursinya dan mencari kotak p3k.

Tak membutuhkan waktu yang lama, dia menemukannya juga di laci lemari.

"Masuklah." pintanya lalu memberikan kursi padaku, "duduk di sini. Biar aku obati."

Aku berjalan padanya kemudian duduk.

"Sini, mana lukamu itu?" raut Hamzah sedari tadi tak bisa tenang. Dia sangat menunjukkan kekhawatirannya padaku.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com