webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Kilas Balik 3

"Hamzah...." lirih ibunya pelan sekali sambil menitikkan air mata.

Aku dan Rizwan saling memandang sekilas.

Dia seperti memberi isyarat kepadaku untuk mendatanginya.

Aku mengangguk lantas duduk di depan ibu Hamzah.

"Apa yang ibu lakukan saat ini belum terlambat. Hamzah masih menyayangi ibu dan akan tetap seperti itu. Dia menganggap ibu adalah sosok utama dalam setiap langkahnya. Dia merasa hampa karena meskipun ia sukses, ia tak pernah merasa didoakan oleh ibu dan ayah kandungnya."

"Benar, reine." sahutnya, "ibu belum pernah mendoakan kebaikan untuk Hamzah. Malah..., selama berpuluh-puluh tahun ibu selalu membencinya. Dan ibu-" suaranya tercekat.

"Kenapa, bu?"

"Ibu merasa tak pantas menjadi ibunya. Ibu tak pantas bersanding dengannya lagi. Seharusnya dia tak mengharapkan kehadiran ibu. Karena ibu yakin dia pasti tak akan pernah memaafkan ibu."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com