webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Keadaan Sebenarnya

"Kakak, ini Reine. Mana mungkin kamu lupa dengan dia?" Ayssa tetap bersikeras memberi tahu kakak tercintanya itu.

Ibunya pun sama. Mereka berusaha membuat Hamzah ingat, tapi pemaksaan itu yang justru membuat kepala Hamzah semakin sakit.

Aku segera menemui dokter.

Belum sampai di ambang pintu, dokter itu ternyata sudah kemari.

Katanya, Hamzah harus banyak istirahat dulu. Dia jangan dibebankan dengan banyak pikiran berat.

Selain kondisinya yang masih lemah, dia juga tak boleh berpikir terlalu keras.

Aku lebih memilih keluar dan melihat kondisi Hamzah di jendela.

Sementara ibunya dan Ayssa, turut membantu Hamzah agar segera tidur.

Tak berselang lama, dokter keluar dan menghampiriku.

"Maaf, ibu ini..., siapa pasien?"

Aku tertegun sesaat ketika mendengar dokter itu menanyakan hal yang masih berat aku utarakan.

Aku bingung harus mengatakan apa.

"Dia istrinya." Ayssa tiba-tiba berada di belakangku.

Aku hanya diam dan tak memberi reaksi apa pun.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com