webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Kabar Pilu

"Bi, ada apa? Tolong katakan padaku. Bibi jangan diam saja seperti ini."

Bibi lantas berdiri lalu mendorong kursi rodaku agar masuk ke ruangan Alif.

Kulihat, Alif di sana tengah berbaring dengan wajah yang begitu pucat pasi.

Bibir tampak putih, dengan napasnya yang terdengar sesak dan berat.

Tanpa ba-bi-bu, aku segera melajukan sendiri kursi rodaku untuk menghampirinya.

Dia tak bergeming dan terus menutup matanya dengan rapat.

"Alif...." lirihku padanya.

"Semua selang sudah tak berfungsi lagi untuk Alif. Hanya kehendak Allah yang bisa memutuskan bahwa Alif bisa bertahan lagi atau justru, melepas penyakitnya itu dengan tenang." Aku mendengar seorang dokter mengatakan perihal itu pada ibu Alif.

Hatiku sungguh berdegup begitu kencang. Semua ucapan dokter tadi terdengar jelas di telingaku.

Padahal..., aku sendiri tak ingin mendengarnya, tapi pembicaraan antara mereka selalu saja membuat telingaku penasaran untuk mendengarnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com