"Rizki?!" sang ayah begitu terkejut saat melihat Rizkk sudah terkulai lemah di atas kasur.
Dia menangis histeris dan berusaha untuk menyadarkan Rizki namun sama sekali anaknya tak memberi respon apa pun.
Dengan cepat dia berteriak meminta tolong kepada bi Nia dan supir agar segera menolong Rizki ke rumah sakit.
"Tidak, Nak. Kamu tidak boleh seperti ini. Kamu harus kuat."
Jujur.
Bagi bi Nia, baru kali ini dia melihat tuan besar menangis saat melihat Rizki yang sama sekali tak bergeming ketika dirinya menepuk pipi sang anak.
"Bi, kita harus bagaimana? Saya tidak mau melihat kondisi Rizki seperti ini."
"Memang sejak awalnya bagaimana, tuan?"
"Saya sudah mendengar dari Lia kalau hidung Rizki berdarah. Sejak ibunya itu membawa dia pergi dari sana, saya berusaha membuka pintu tapi pintunya tidak dibuka sama sekali. Saya kalut dan terus mencari kunci kamar Rizki kemudian menemukannya di laci kamar saya."
"Lalu nyonya kemana tuan?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com