webnovel

Realitas Dan Game

Malam yang mendung dan hujan deras hampir mengguyur hampir setengah dari kota fiksi Axion, tempat dimana para playar dari game VRMMO 'Talent Agent' selalu berkumpul.

tempat ini adalah sebuah tempat yang diciptakan tentunya didalam game, dan karena kesenjangan yang pendek antara kota ini dengan dunia asli, semuanya nampak sama, tidak ada yang berbeda. bahkan anak-anak saja lebih baik jika harus belajar didalam sini daripada harus bermain didunia asli.

seorang pemuda berumur 17 tahun yang baru menginjak masa-masa remajanya setelah mengalami rehabilitasi, dia tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan memasuki sekolah.

setiap sekolah pasti akan selalu ada orang penindas yang akan mengganggu atau bahkan memukulinya.

nama pemuda ini adalah Zeo Havron, tubuh kurus dan tinggi 165 cm membuat dia sangat terlihat pendek didepan teman temannya, rambut hitam panjang dan poni yang terlihat seperti beberapa tokoh protagonis pada novel anime.

"Ayo dibeli item pembangkitan! harga murah! segera COD sekarang!" sebuah pemberitahuan muncul.

"Kenapa juga aku harus beli? alangkah lebih baiknya ... jika aku terus disini kan?" gumam Zeo mendengus kesal.

dia benar-benar tidak peduli dengan info viral baru-baru ini, ada sebuah item yang dapat membuat seseorang bisa membangkitkan sebuah kekuatan sama dengan karakter yang dia miliki.

namun untuk harus menggunakannya dibutuhkan sebuah talent pasif pada karakter game, dan level 10 lebih.

"Hei Zeron! jika kau tidak datang hari ini, tunggu saja disekolah! habis kau!" kata pesan suara masuk lagi.

"kenapa sih dengan mereka? kenapa selalu saja aku? apa aku pernah berbuat kesalahan pada mereka? sialan!"

[Hiraukan saja]

"tidak bisa One! ini harus diselesaikan!" teriak Zeron berbicara dengan program Ai yang diberikan oleh Game.

[Lalu apakah anda ingin melawan?]

"ya aku ingin melawan!" kata Zeron melirik kesebuah batu item pembangkitan.

[Anda sanggup?]

deg...

Zeron langsung merasa tidak percaya diri. bahkan untuk membayangkan dapat melawan balik para penindasnya, dia bangun dari tidur lalu melepas salah satu penyambung dari alat VRMMOnya.

***

"Kau sudah selesai main nak?" tanya pria yang terlihat berumur 45 tahun kepada Zeron dengan cukup hangat.

"ya aku sudah! tapi cukup membosankan ... karena ada satu hal yang sangat membedakan didalam sana!"

"sudah kubilang jangan langsung dilepas begitu saja! ucapkan log-out! lagipula dengarkan ayah sini nak!" kata pria itu memberikan salah satu makanan.

pria yang tidak lain adalah ayah Zeron terlihat sangat sabar dalam mengurusi kepribadian Zeron yang cukup tertutup semenjak ibunya meninggal.

"apa ayah?" tanya Zeron.

"kehidupan itu memang sulit, tidak seperti sebuah game ... dimana setiap kali kita berbuat salah! kita tidak akan bisa merestartnya, begitupula pembentuk karakter. entah kau ingin jadi wanita, laki-laki tua, muda, tampan, atau bahkan loli imut ... itu semua memang bisa kau lakukan didalam game, tapi ini adalah dunia nyata! realitas! jika ada kesalahan maka perbaiki! jika ada masalah katakan! tidak ada gunanya mengikuti orang lain hanya untuk ingin didengarkan!"

"tapi aku bermain dan mengeluh bukan untuk mengikuti mereka ayah!" lirih Zeron menatap ayahnya sedih.

tak peduli seburuk apa hubungan mereka setelah bertengkar, keduanya akan selalu berbaikan dalam beberapa hari. karena itu ayahnya lebih tau bagaimana raut wajah, kelakuan atau kebiasaan Zeron ketika ada masalah besar.

"apa kau ditindas lagi?" tanya ayahnya.

"em... tidak kok! tidak!" kata Zeron segera menjelaskan dengan cepat, dia tidak ingin ayahnya sangat khawatir hari ini, terlebih lagi sepertinya ayahnya akan naik jabatan dalam pekerjaannya.

"baiklah ... jika ada masalah bilang! aku akan berangkat duluan!" kata ayahnya mengecup kening lalu pergi kerja.

Keseharian Pun Segera Dimulai !

....

Disekolah!, Akademi Wong !

Terletak dikota A, yang mana menduduki peringkat atas dalam peringkat akademi terbaik pada semua kota, akademi ini ada tempat dimana Zeron belajar.

Sebuah pukulan melayang!, "uack ... ini sakit! tolong hentikan!" lirih Zeron.

bruk... brak...

sekarang tendangan bertubi meluncur keras pada perut dan dadanya.

"arghhh... huft... ini sakit..." katanya sangat tersiksa dibawah lantai.

"bajingan ini membuatku kesal!" kata salah satu teman sekelasnya.

"kenapa memangnya?" tanya salah satu pemuda tampan dengan peringkat kedudukan tinggi jika dihubungkan dengan status sosial, keluarga kaya, teman banyak, modal penampilan, dan sangat cerdas ini juga salah satu pelaku pembullyan dari Zeron bertahun-tahun.

padahal sebelumnya Zeron sudah mengalami rehabilitasi akibat luka dari mereka saat pertama kali masuk.

namun sepertinya lelaki bernama Luke itu menggunakan koneksinya untuk bisa membuat semua guru dan eksekutif akademi diam saat melihat Zeron bahkan setelah habis dipukuli olehnya.

kedua teman dari Luke sendiri bernama Hazure, Daniel, kedua orang yang selalu nampak bersama dan menjadi kaki tangan dari Luke bertahun-tahun.

beberapa saat kemudian, "aku lelah ... hari ini bahkan tidak mempunyai satu saja kesempatan untuk masuk kelas!".

"apa aku puas dengan ini?"

"tidak! aku ingin berubah!" kata Zeron melambaikan tangan kelangit.

"andai saja realitas dan game dapat terhubung satu sama lain...."

wajah babak belur, tubuh terkapar diatas tanah, mata yang ingin tertutup, Zeron benar-benar putus asa sekarang.

~Brsmbng~