webnovel

Tak Selalu Indah

Saat kebahagiaan orang tua menjadi hal yang mutlak. Sebagai seorang anak, Ameera sangat ingin membahagiakan kedua orangtuanya dengan menerima perjodohan ini. Adrian Dzaky Pratama, pria tampan dan mapan yang akan di jodohkan dengan Ameera. Akankah perjodohan ini membawa dua insan menuju jalan bahagia? atau justru membuat mereka menderita?

Lily_Sandika · Urban
Not enough ratings
87 Chs

Dua puluh empat

"Astaghfirullah ya Allah" aku terduduk lemas, tak terasa cairan hangat mulai membasahi pipi, dadaku sesak. Pemandangan apa ini Tuhan, foto-foto ini, dan apa ini, daftar membahagiakan Meera?

Ada banyak foto ku di kamar mas Adrian, foto masa kecil sampai foto hari ini, apa dia selalu mengambil foto ku diam-diam? Daftar ini? Tangis ku semakin pacah kala menatap daftar tidak masuk akal itu, bagaimana bisa dia membuat daftar bodoh ini.

"Assalamualaikum, ya Tuhan Meera kau kenapa?" Mas Adrian membantu ku berdiri, aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah mas Adrian saat ini, karena air mata yang terus saja mengalir.

"Mas, daftar apa ini? Daftar apa ini mas, daftar apa ini?" hanya Kalimat itu yang keluar dari mulutku. Aku tak tau harus berkata apa lagi, dia berusaha begitu keras untuk membuatku bahagia, sedang aku? Tuhan, aku mohon ampuni aku.

"Akan aku jelaskan, bi Surti ...."

"Iya tuan, ya Tuhan nyonya kenapa tuan?"

"Cepat bereskan barang-barang nyonya, kalau sudah kau boleh pulang." , " iya tuan" , "kita bicara di ruang tengah ya." dia menggendong ku.

"Assalamualaikum, maaf Mama langsung masuk, dari tadi Mama mengucap salam tapi tidak ada yang menyahut. Ya ampun Drian Meera kenapa? Ambil air, Meera sayang kau kenapa nak, apa Adrian menyakitimu?" Mama memelukku. Tidak Ma, mas Adrian sangat baik, aku yang menyakiti mas Adrian, aku yang menyakiti anakmu, gumamku dalam hati.

"Mama pasti lelah, aku siapkan makan ya. Mama tunggu di sini."

"Tidak nak, Mama sudah makan tadi. Dimana kamar Mama?" aku hendak berdiri, tapi Mama menahanku. Mas Adrian datang membawa segelas air putih "Tunjuk saja yang mana kamar Mama. Ini, minum, terus istirahat."

"Kita kembali ke kamar saja, tidak enak kalau Mama terus menerus melihat kau menangis begini." Dia menangkup kedua sisi wajah ku, dan menghapus air mataku dengan ibu jarinya "mau aku gendong lagi?" aku mengangguk cepat.

"Baiklah gadis, seperti katamu. Tapi sebelum itu, aku ingin melihat senyum manis yang biasa bibir ini suguhkan," aku tersenyum memenuhi keinginan suamiku "teruslah tersenyum seperti ini Meera."

"Tapi mas harus janji, lupakan daftar bodoh itu."

"Bagaimana ya, aku pikir-pikir dulu."

"Mas ...."

******

Sudah ku putuskan, aku akan setia pada suamiku dan meninggalkan Raja. Meski sulit aku akan mencoba. Melupakan Raja, dan mulai mencintai suamiku. Mas Adrian berusaha sangat keras untuk membuat ku bahagia, sampi harus membuat daftar bodoh itu. Kau bodoh Meera, selama ini kau hidup dengan pria baik yang begitu mencintaimu, tapi kau malah sibuk melihat pria lain.

Aku memandangi wajah suamiku, dia selalu terlihat tampan. Aku tersenyum getir. Kebahagiaan seperti apa yang ingin kau berikan untukku mas, selama ini kau selalu baik pada ku, tidak menuntut ini dan itu, tapi aku malah mengkhianati mu. Maafkan aku mas, maaf.

To: Raja

Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini, maaf sudah mengajakmu masuk terlalu jauh. Jangan hubungi aku.

From: Raja

Aku akan menemuimu begitu pulang nanti. Sekarang aku sangat sibuk.

"Kau belum tidur? ini sudah malam Meera, cepat tidur."

"Boleh aku memelukmu?"

"Kemarilah."

Aku berjanji, tak perduli seberapa sulit untuk melupakan Raja, aku akan berusaha, dan mulai mencintaimu mas. Maafkan aku yang sudah mengkhianatimu ini, akan ku perbaiki semuanya.