webnovel

SYABILLA

Ketika sebuah pilihan adalah penentu masa depanmu maka aku lebih memilih untuk merantau mengisi kekosongan kertas putih. Syabilla seorang gadis yang tumbuh dalam keluarga taat agama memaksanya untuk merantau keluar kota demi sebuah penghidupan yang lebih baik. berbekal ijazah S1 pendidikan dan hafalan Al qur'an yang masih belum sempurna selalu menjadi zikir dia hidup di negeri orang. inilah kisah perjalannya dia tuangkan dalam bait-bait kata tersimpan rapi dalam kertas putih. Hingga datanglah sebuah kejadian yang tidak terduga Syabilla terpaksa menikah demi sebuah Amanah yang di tinggalkan oleh sahabatnya itu. Dia menolak mati-matian agar tidak menikah dengan lelaki itu tapi Ada sebuah janji lagi yang di buat oleh kedua orang tuganya yang membuat dia tak bisa menghindari pernikahan itu. dia bimbang apalagi setelah tau laki-laki itu begitu mencintai sahabatnya. Tapi di sisi lain dia juga menyimpan cinta secara diam-diam dengan lelaki itu. Mampukah Syabilla bertahan dengan semua ini " tidak ada kepedulian, acuh bahkan kadang menyakitkan hati"

Haifa_Nur · General
Not enough ratings
14 Chs

Lima

Setelah mengetahui kenyataan yang ada Syabilla tidak ingin terlibat apapun dengan pak Adam,sebisa mungkin dia menghindari bertemu dengan mahkluk dingin itu. Seperti kata pepatah semakin kamu berusaha untuk menghindar maka akan semakin sering bertemu. Pagi ini Syabilla datang telat dan hal itu di sebabkan karena dia tidur lagi sehabis sholat subuh. Sebenarnya dia sudah berpesan kepada Ayya untuk di bangunkan, Mungkin Ayya sudah bersusah payah untuk membuatnya bangun tapi tidak berhasil dan akhirnya dia telat datang kesekolah. Syabilla berjalan pelan menuju ruang guru yang ada di lantai dua, terlihat anak-anak sudah mulai tadarus yaitu kegiatan rutin pagi yang selalu di lakukan. Tapi sebelum kaki ini melangkah menaiki anak tangga suara panggilan itu menggema di telinga dan membuat Syabilla ketakutan.

"Syabilla Hayat.. " panggil Pak Adam yang saat itu memergoki Syabilla datang telat dengan berat hati Syabilla putar badan menghadap kepala sekolah itu. Terlihat muka pak Adam tak bersahabat bahkan muka datar dan dinginnya makin menjadi-jadi. Syabilla belum berani mengatakan apapun saat ini dia sibuk merapalkan do'a agar satu mahkluk tuhan ini tidak marah. Pandangan Pak Adam menajam ke arah Syabilla dan dia melirik sebentar pada arloji miliknya yang berlingkar manis di pergelangan tangan kirinya.

"kamu tau ini jam berapa? " tanya pak Adam dengan wajah dinginnya. "tidak disiplin" sambung pak Adam lagi.

"jam.. jam delapan pak" Sahut Syabilla yang mulai getar oleh aura yang menguar dari tubuh Bosnya itu. Pak Adam diam mengamati wajah pucat bawahannya itu sementara Syabilla komat-kamit dalam hatinya" ayolah pak Adam katakan sesuatu, kakiku sudah mulai lemas karena saking takutnya " Hati Syabilla berteriak frustasi.

"sudah tau jam delapan, kenapa sampai telat? tidur lagi setelah subuh" Masih dengan nada jengkel pak Adam menyuarakan isi kepalanya, karena penyakit manusia yaitu tidur lagi setelah sholat subuh dan itu sangat membuat Adam jengkel setengan mati. Syabilla tak berani menjawab tapi dia sempat melirik kepada para ibu-ibu yang berjenjer rapi di lantai dua sedang menonton dia kena semprot maut dari pak Adam yang terkenal disiplin.

"maaf pak.. " hanya kata itu yang berhasil lolos dari mulut Syabilla karena saking takutnya. Terlihat pak Adam mendengus sebel. Dia tidak habis pikir dengan sikap bawahannya yang tidak disiplin tadi dia baru sama memarahi bu Juni yang sangat sering telat bahkan Adam sudah memberikan kelonggaran untuk bu Juni dia selalu memaafkan kurang disiplinnya bu Juni tapi setelah bu Juni kena semprot sekarang Syabilla ikut-ikutan telat.

"lain kali saya tidak akan memaafkan dan hari ini kamu bantu bu Juni memebereskan perpustakaan setelah pulang dari sekolah! " perintah tegas itu menggema menerobos gendang telinga Syabilla dia harus membatu Bu juni dan artinya itu akan membatalkan rencananya dengan Niken hari ini yaitu mengunjungi pameran lukisan di Gelery Ronna pupus sudah keinginan itu karena masalah telat ini.

"baik pak" Sahut Syabilla lemah.

"sana masuk kelas! "

Syabilla berjalan gontai menaiki anak-anak tangga sesampai di ruang guru dia langsung duduk di kursinya dan menumpukkan dagunya di atas meja dan rasa sebal itu menyeruak di kepalanya.

"kenapa pak Adam itu... " Syabilla sebel

"maaf bill ! " Kata Ayya yang melihat temannya itu sebel setengah mati kepada pak Adam karena sedikit banyak Ayya ikut andil dalam penyebab Syabilla telat, sebenarnya tanpa sepengetahuan Syabilla temannya itu sebenarnya tidak membangunkannya sama sekali dia meninggalkan Syabilla sendirian dan hal itu dia lakukan dengan sengaja karena kemarin saat memberisihkan kamar, Ayya tak sengaja menjatuhkan buku Diary Syabilla dan dia membaca semuanya semua tentang kekaguman Syabilla kepada pak Adam dan hal itu menyakiti hatinya.

" aku masuk kelas dulu" Pamit Syabilla dia meninggalkan kantor guru itu tanpa tau kecemburuan yang terlintas di benak Ayya. perempuan itu sangat takut Syabilla merebut miliknya, mimpinya dan harapannya dari dulu.

***

Syabilla sedikit lega karena monitoring pengajararan oleh kepala sekolah yang terjadwal hari ini, pak Adam lebih memilih mendahulukan Ayya meski semua tau dedikasi pak Adam untuk sekolah ini luar biasa padahal kesibukannya sebagai dosen juga tidak bisa di hindari.

Syabilla keluar ruangan dengan hati lega setidaknya dia tidak bertemu dengan pak Adam manusia yang paling ingin dia hindari. Kesibukan Syabilla sedikit terusik drngan ajakan Ayya untuk makan ke kantin.

"Syabill kekantin yok! " Ajak Ayya

"maaf.. lagi banyak kerjaan, tidak apa-apakan kalau pergi sendirian saja? " tanyanya memastikan temannya itu. Ayya mengangguk pasti ketika Syabilla menolak dengan halus ajakannya. Sepeninggal Ayya, Syabilla masih melanjutkan beberapa ketikan soal yang belum selesai dia ketik, setelah rutinitas membuat soal itu selesai Syabilla pergi ke kantor TU yang terletak di lantai satu dan otomatis di sana juga ada pak Adam, mahkluk yang paling ingin dia hindari tapi selalu gagal ada saja alasan pertemuan mereka. Ketika sampai di depan pintu ruangan TU awalnya Syabilla ragu untuk membukanya tapi dia harus memprint soal ini. Syabilla membuka pintu itu dan menjempolkan kepalanya di pintu yang belum terbuka penuh.

"Maya... pak Adam Ada? Tanya Syabilla

"tadi pergi keluar, kenapa bu Syabil?

"alhamdulillah " Syabilla masuk keruangan itu dan langsung duduk di depan komputer yang kosong. "mau ngeprint soal " lanjut Syabilla setelah mencolok plasdis dengan sempurna.

Matanya begitu jeli ketika memeriksa beberapa soal yang akan di print setelah yakin tidak ada ketikan yang salah akhirnya dia mengklik tombol print dan setelah itu kertas soal sudah keluar dari mesinnya secara beraturan. Fokus mata Syabilla tak teralihkan ke bagian kertas yang akan dia bagi untuk anak-anak hingga salam pak Adam menggema.

"assalamualaikum " pak Adam masuk dan Syabilla kaget luar baisa tapi dia masih bisa menjawab salam dari pak Adam.

"Waalaikum salam.. "

"ngapain Bill? " tanya Pak Adam dengan muka seriusnya, pasti pak Adam lupa lagi menyematkan kata Ibu dalam panggilannya untuk Syabilla, entah kenapa Adam pasti akan lupa tapi jika dengan yang lain dia akan selalu menyematkan kata ibu di awal nama yang akan di panggil.

"ngeprint soal" jawab Syabilla cepat. Pak Adam berlalu begitu saja setelah mendapatkan jawaban dari Syabilla dan entah kenapa Syabilla menjadi lega ketika aura mencekam yang di tampilkan pak Adam tadi pagi sudah tak terlihat lagi.

"sudah selesai bu Syabil? tanya Maya yang tadi keluar sebentar untuk kekamar mandi.

"sudah... makasih ya may! "

"sama-sama " Syabilla berlalu meninggalkan kantor itu dan menuju ruang guru.

***

Pukul empat lewat semua orang sudah siap untuk pulang, ada yang sudah membereskan meja dan sebagian dari siswa-siswi sudah kembali dari mesjid setelah mereka melaksanakn sholat Ashar.

"Syabil... mau pulang barenga! " kata Ayya yang sudah siap dengan barang bawaannya yang akan di bawa pulang ke asrama yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"aku masih ada kerjaan, ini mau bantu bu Juni membereskan perpustakaan "

"apa itu sangsi dari pak Adam? " tanya Ayya yang mulai muncul keinginan taunya.

"iya.. dan aku sepertinya akan gagal pergi ke gelery Ronna di sana ada pameran lukisan" keluh Syabilla dia ingin sekali pergi kesana dan sudah membeli tiket untuk ke sana.

"sama siapa kamu kesana?

"siapa lagi kalau bukan Niken"

"ooh Niken, yasudah aku duluan ya! "

"hati-hati ya! " Ayya tersenyum simpul dan berlalu meninggalkan Syabilla dan rutinitasnya.

Setelah membereskan beberapa barang Syabilla turun ke lantai satu dan mencari perpustakaan sesampainya di sana Syabilla buru-buru masuk karena bu Juni sudah mulai mengepaki beberapa buku dan entah keberuntungan atau kesialan bagi Syabilla di luar pengetahuannya Pak Adam juga ada di sana di temani pak Reno bagian Aset.

"sudah lama Bu Juni? " Tanya Syabilla dia sengaja memelankan suaranya agar dua lelaki itu tak mendengar. Pak Reno sibuk dengan beberapa hitungannya dan mencocokkan dengan data aset yang sudah di intre sementara Pak Adam juga membatu perhitungan itu.

"Syabil... "Panggila Pak Adam

"ya pak" Syabilla menolehkan kepalanya "ada apa ya pak? "

"buka kardus itu! di sana ada beberapa buku yang sudah kami hitung susun ke rak yang kosong" Perintah pak Adam.

"oh iya pak" Syabilla mencoba untuk membuka ikatan kardus itu tapi sepertinya tali yang mengikatnya terlalu kuat hingga sedikit melukai jari tangan Syabilla. Pak Adam sekilas melihat ke arah Syabilla karena mendengan suara pesakit dari perempuan itu.

"hati-hati !" seloroh pak Adam sambil mendekat dan membatu Syabilla untuk membuka tali pengikat kardus itu.

"terimakasih pak"

menumbuhkan perasaan yang sudah mulai mati.

Banjarbaru

08/07/2019

selamat menikmati

abaikan typo

Haifa_Nurcreators' thoughts