webnovel

SWEET BOSS

lululllii · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Kakak Cantik

Disisi lain Seokjin langsung pulang menuju rumahnya bisa disebut istana juga jika Hana melihatnya, karna rumah Jin begitu besar. Seokjin menghentikan mobilnya dihalaman lalu memberikan kunci mobilnya kepada penjaga untuk parkir.

/Btw maaf klo ada yg salah, krn ak g trlalu tau tntang bts hehe monmaaf .

Seokjin membuka pintu yang menjulang tinggi saat itu juga langsung terdengar suara riang anak kecil.

"PAPA..!" Teriak anak kecil itu berlari kencang hingga membuat Seokjin waswas.

"Dek jangan lari hey!" Pekik Seokjin tertahan. Anak kecil itu langsung memberi senyuman tanpa dosanya membuat Seokjin gemas.

"Papa kenapa baru pulang? Jia kan nungguin dari tadi" adu Jia sembari cemberut. Seokjin mencubit pipi jia gemas.

"Papa kan ada kerjaan! Yaudah sekarang Papa udah pulang Jia mau apa?hmm?" Tanya Seokjin lalu mengendong Jia.

Jia menaruh jari telunjuknya di pipi sedang berfikir." Jia mau tidur sama Papa boleh?" Tanya Jia lucu dan yang pastinya membuat Seokjin tidak menolak nya.

"Boleh, tapi Papa harus mandi dulu agar tidak bau. Jia tunggu sama bibi ya?". Jia menggeleng lucu pertanda tidak.

"Gak, Papa gak usah mandi! Papa harum kok gak bau! Beneran deh Adek gak bohong" ujar Jia sembari mengangkat dua jarinya.

"Nanti gatal, sudah kamu tunggu dikamar saja ya! Papa mandi dulu oke".

"Yaudah adek tunggu dikamar ya" Jia langsung turun dari pangkuang Seokjin lalu berlari kearah kamarnya.

Seokjin melakukan ritual mandinya setelah itu ia memakai pakain tidurnya, ia mengalihkan pandangannya kearah jendela.

"Ahjusii tolonglah"

"Aa--yak, Ahjussi tunggu aku! Jangan cepat-cepat!"

Sekilas bayangan itu membuat Seokjin menggelengkan kepalanya. "Apa yang kau pikirkan Seokjin?" Tanya nya sendiri.

Seokjin menghampiri Jia yang sudah duduk diatas ranjangnya yang berwarna putih Jia tersenyum kembali melihat Seokjin sudah berada disampingnya.

"Sini Papa naik!" Ajak Jia. Seokjin langsung menaiki ranjang anaknya.

Jia membenarkan posisinya menjadi tiduran lalu memakai selimut kecil, Jia menoleh kearah Seokjin. "Papa boleh bacakan dongeng untuk ku?" Tanya Jia lalu dianguki oleh Seokjin.

Seokjin mulai bercerita sembari mengelus surai Seokjin lembut. "Pada suatu hari hiduplah seekor kura-kura....."

Seokjin bercerita panjang lebar namun Jia belum juga tidur. "Adek kenapa gak tidur? Kan sudah dibacakan dongeng?" Tanya Seokjin.

Sang anak menatap Seokjin dengan tatapan polosnya dengan matanya yang besar ditambak bulumata lentik. "Dimana Papa ku?" Tanya Jia tiba-tiba membuat Seokjin bingung.

"Papa dihadapan mu! Ini papa!" Jawab Seokjin sembari tersenyum hangat, lalu Jia bertanya lagi malah pertanyaan yang Jia ucapkan membuat Seokjin diam .

"Lalu.. dimana Mama ku?" Tanya Jia.

Seokjin  menatap gadia kecilnya, gadis kecil yang baru berusia 3 tahun dengan segala kepolosan dan kelucuan yang ia miliki. Gadis kecil yang membuatnya bertahan hingga sekarang ini, gadis kecil kesayangannya.

"Jia..." Ucapan Seokjin menggantung.

"Apa aku bisa bertemu mama ku?"

"Iya nanti ya, kalau waktunya sudah tepat" balas Seokjin yang berusaha menahan rasa sedihnya.

"Tapi aku merindukan nya, aku ingin memiliki mama seperti temanku!" Pinta Jia yang membuat Seokjin  diam lagi.

Seokjin menghela nafas panjang." Nanti Jia akan bertemu dengan Mama, tapi bukan sekarang oke. Ayo Jia tidur!" Setelah mendengar penuturan yang Seokjin berikan Jia langsung mengangguk lalu ia tertidur didekapan Seokjin.

Tes

Aur mata Seokjin meluncur diatas pipi putihnya.

_______

07.45

Hana sedari tadi diam dan hanya memperhatikan kartu nama pemberian Ahjussi nya, apa yang akan ia lakukan dengan kartu nama ini?.  Ditambah semalam ia diberikan ponsel cuma-cuma.

Hana mengacak rambutnya hingga berantakan. "Argh gatau gatau, mending aku pergi kerja" Hana bekerja part time disebuah minimarket terdekat dan gajinya pun lumayan.

Hana berjalan keluar dari kamar lalu beralih ke meja makan untuk sarapan bersama.

Hana sarapan bersama sang nenek dan adik lelakinya. "Hana cepatlah makan nanti keburu dingin" ujar Nenek.

"Iya nek, dimana Taehyun?" Tanya Hana sembari mencari keberadaan adik lelakinya.

"Dia masih bersiap" ucap sang nenek dibalah anggukan Hana.

"Woah.. nenek buat apa ini? Harum banget kayanya enak deh" suara kencang yang terdengar dari arah pintu.

"Selamat pagi semuanya" ujar Taehyun, ia adalah lelaki tipe nakal namun sangat baik jika dihadapan keluarga nya. Bagaimana tidak jika ia melakukan kesalahan Taehyun selalu mendapat amukan dari Hana.

"Berisik banget sih Hyun" ujar Hana yang merasa terganggu saat sedang sarapan.

"Terserah aku lah, iya kan nek?"

"Iya, sekarang kamu cepat makan" Nenek nya sudah terlebih dahulu menghabiskan sarapannya.

Saat selesai sarapan Hana langsung mencuci piring dan mangkuk nya. Dan lagi-lagi Taehyun bertanya.

"Kak itu ponsel siapa ?" Tanya Taehyun lalu mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja makan.

"Itu milikku?"

Taehyun menatap Hana tak percaya. "Jangan bercanda! Ponsel ini sangat mahal beda jauh dengan milik mu!".

"Itu memang milikku"

Taehyun benar' tak percaya lalu ia langsung beralih ke sang Nenek. "Nek lihat kaka bilang ini miliknya, padahal beda sekali bukan?"

"Hana apa benar ini milik mu? Nenek rasa sangat jauh beda dengan yang sebelumnya?!" Tanya Neneknya.

Mereka berdua tidak percaya itu miliknya, yaampun. "Ini memang milik ku nek, sebenarnya ponsel ku hilang kemarin ditaman lalu aku mencarinya namun tak ada, ada Ahjussi yang memberikan ini kepadaku dan ini juga" ujar Hana bercerita panjang lebar sembari menyodorka kartu nama yang kemarin ia dapat.

"Kaka sangat beruntung, woah ini perusahaan besar ka! Kenapa kaka gak coba buat lamar disana?! Siapa tau lolos?!"

Ucapan Taehyun tidak akan Hana turuti mana mau mereka menerima nya.

"Apakah sangat besar? Kenapa tidak dicoba?" Tanya nenek membuat Hana lesu seketika. Hana juga sebenarnya malu bertemu dengan Ahjussi itu lagi.

"Hana pasti gak diterima nek!"

" Dicoba saja, kamu pasti bisa kamu cucu nenek yang hebat" ucap nenek menyemangati Taehyun mencebik tak suka lebih tepatnya cemburu.

"Nek Taehyun juga hebat lho bisa juara basket!"

"Bilang aja mau dipuji" ledek Hana.

"Apaan sih ribet dasar" delik Taehyun.

"Hih Adik gak tahu diri! Udah sering dibantu juga" ucap Hana tak terima.

"Jadi kaka jangan itungan! Dasar Hana jelek" ledek Taehyun, nenek terkekeh melihat aksi mereka berdua.

"Sudah sudah nanti kalian terlanbat! Sana pergi" suruh nenek.

"Yah kok nenek ngusir hyun sih? Kan masih pengen sama nenek" rengek nya. Nenek mengusap pipi Taehyun lembut.

"Manja huu" ledek Hana.

"Nek aku berangkat ya! Jaga diri ya nek!Hana bakal coba pergi ke JINGROUP" ucap Hana lalu memeluk sang nenek.

Hana duduk dihalte bus menunggu bus tiba. Hana mengotak atik ponsel itu lalu ia menelfon seseorang disebrang sana.

Drett

Drett

Drett

Belum ada jawaban hingga Hana akan mematikan kembali namun keburu dijawab. "Ini siapa?" Suara khas orang baru bangun tidur serak serak gimana gitu.

Hana menarik nafas panjang lalu. "Pagi, ini aku gadis yang seperti anak bayi itu Ahjussi".

Disebrang sana terdengar suara benda terjatuh atau apalah yang Hana tidak tahu.

"Kenapa kau menelfon sangat pagi, anak kecil?" Seokjin sebenarnya sedikit terkejut dengan gadis yang menelfonnya itu.

"Begini mm Ahjussi bisa kita bertemu diCafe dekat Taman kemarin, aku akan mentraktir makan siang Ahjussi. Sebagai tanda terimakasih kemarin" ucap Hana panjang lebar Hana juga takut ditolak mentah-mentah oleh .Seokjin

''Ha? Baiklah baiklah aku akan mengatur waktuku, siang nanti."Seokjin  langsung mematikan panggilan sepihak .

"Sampai ber--"

Tutt tutt

Panggilan terputus Hana mencibir nya lalu bus datang Hana langsung menaiki nya agar sampai tak telat bekerja.

13.25

Hana sudah sampai diCafe yang dibicarakan Hana sudah menunggu sekitar 15menit yang lalu namun Jin belum datang.

"Maaf saya telat" ujar seseorang yang baru saja datang namun ia tak sendiri melainkan bersama dengan anak kecil yang lucu.

Hana gemas pada anak kecil itu lalu ia berjongkok dihadapan gadis kecil itu. "Hai cantik, nama kaka Hana! Kalau kamu siapa?" Tanya Hana lembut.

"Duduk jangan membuat ku malu " perintah Seokjin.

"Ahjusii mau pesan apa?" Tanya Hana.

"Saya pesan--" ucapan  Seokjin  karna Jia yang tiba-tiba bicara.

"Papa apa dia mama Jia? Pasti itu mama Jia kan karna cantik seperti Jia" ujar Jia membuat Hana bingung plus malu karna di puji berbeda dengan Seokjin.

"Jia dia teman Papa bukan mama Jia!" Peringat Seokjin.

"Teman? Bukan mama?" Tanya Jia sekali lagi.

Giliran Hana yang menjawab. " Iya Jia kaka ini teman Papanya Jia, kamu bisa panggil aku Kaka Hana" ujar Hana lembut sembari mengelus rambut Jia membuat Jia tersenyum.

"Kalian pesan apa? Jia mau apa hm?" Tanya Seokjin.

"Aku ingin sama dengan Kaka cantik" ujar Jia membuat Hanaa tersipu malu pipi nya juga sudah merah, sangat mudah bukan membuat Hana memerah.

Seokjin memesan makanan itu lalu mereka makan dalam keheningan beda dengan Jia yang sedari tadi diam saja.

"Jia kenapa gak makan?" Tanya Hana.

"Aku mau kaka yang suapin aku" pinta Jia lucu membuat Hana greget sendiri.

"Yaudah sini kaka suapin" Hana mengambil alih sendok dari tangan kecil Jia lalu menyuapi Jia perlahan.

"Enak kak, kaka mau tidak?"

"Tidak kamu harus makan ini sampai habis biar cepat besar oke" Seokjin melihat interaksi antara Jia dan Hana membuat Seokjin tersenyum kecil.

"Jia makan sendiri ya, kasihan kak Hana nya mau makan juga" Jia menggeleng sebagai jawaban membuat Seokjin menghela nafas.

"Maaf ya Bocah, anak saya biasanya gak gini! Jadi Maaf"

"Iya, Ahjussi gak usah minta maaf! Lagian Jia lucu banget gimana aku mau nolak!?"

"Papa sekarang suapi Kaka cantik! Papa suapi kaka cantik lalu kaka cantik suapi aku" pinta Jia dengan tatapan polos seperti tak ada dosa, Hana dan Seokjin bertatapan sejenak.

"Eumm Jia, Papa g--"

"Papa mau nolak?" Seokjin melirik Hana sekejap lalu ia mengambil satu sendok untuk Hana.

" Hana makan ini!" Suapan Seokjin langsung dilahap oleh Hana walau ragu ragu. Mereka sudah seperti keluarga kecil bahagia.

Kenapa jadi kaya gini?. Batin Hana tak karuhan.

Selesai makan Hana memesan ice cream untuk Jia, sedangkan Hana dan Seokjin berbicara santai mungkin.

"Jadi kamu mau bicara apa bocah?" Tanya Seokjin membuat tersenyum terpaksa menahan emosinya didepan Jia.

"Jangan meledek ku Ahjussi!"

"Yayaya ayo cepat saya tak punya waktu banyak!".

"Jadi-- eumm, aku-- aku ingin melamar bekerja di perusahaan Ahjussi" ucap Hana terbata bata. Seokjin menatap Hana meneliti.

"Kamu lulusan..." Tanya Seokjin menggantung.

"Sekolah menengah atas!"

"Tidak bisa! Minimal kamu lulusan S1" tegas Seokjin membuat Hana menatapnya lesu.

"Tapi aku butuh pekerjaan Ahjussi" lirih Hana pelan. Jangan ditanya kemana Jia , Jia sudah sibuk denga ice-cream nya.

"Tapi memang tidak bis---" Seokjin berhenti berbicara membuat Hana bingung, sebuat ide langsung muncul didalam otak pintar

"Baiklah kau akan bekerja.." perkataan Jin membuat Hana tersenyum sumringah.

"Tapi bukan dikantor ku!" Hana mengerutkan keningnya. Jin melirik Jia sang anak.

"Kau akan menjadi pengasuh Jia! Tenang saja soal gaji 10× lipat dari pekerjaan part time" Hana sungguh terkejut dengan perkataan Jin barusan ia tak bisa menahan mulut nya agat tak membuka lebar.

"Benarkah?" Tanya Hana lagi.

"Ya jika kamu mau"

"Ya aku mau Ahjussi aku mau " balas Hana riang.

"Bekerja mulai besok, dan ini cek untukmu" ujar Jin memberikan cek berupa gajinya.

"Ini kebanyakan lho, udah nanti aja gajinya!" Tolak Hana , Jin langsung menatap Hana tajam.

"Kenapa?" Tanya Jin dingin. Hana sedikit takut mendengar nya.

"Iya iya aku terima"

"Yasudah, Jia ayo kita pergi ke kantor lagi! Hana kita pergi dulu" pamit Jin ia sudah mengendong Jia tapi Jia malah meminta turun.

"Jia jangan gerak mulu nanti jatuh".

"Papa Jia pengen kaka cantik " pinta Jia memelas membuat Hana melongo.

"Ha? Ji-jia mau apa?" Tanya Hana memastikan. Jin hanya diam ia sudah paham maksud Jia.

"Aku mau kaka cantik ikut sama kita! Kaka mau kan?" Tak bisa Hana tak bisa menahan dirinya untuk mencubit pipi gembul Jia.

"Gimana ya..kaka kan harus pergi kerja lagi" ujar Hana menjelaskan agar Jia mengerti.

Jia menatap Hana dengan tatapan memohon nya namun membuat Jia sangat imut. "Papa.. kaka cantik ajakin ya?" Rengek Jia pada Jin. Jin melihat anak nya kurang percaya mengapa ia mudah sekali dekat dengan Hana? Padahal Jia itu sangat susah dekat seseorang yang baru ia kenal namun Hana beda?.

"Hana kamu ikut kita" pinta Jin entah Hana bukannya tegang ia malah memerah.

"Yeay kaka ikut kita! Kaka gendong aku" pinta Jia riang sekali. Hana langsung mengendongnya lalu Hana mengecup pipi Jia gemas.

"Jangan ciumi dia Hana!" Peringat Jin mereka mulai keluar dari Cafe lalu berjalan menuju mobil Jin.

Hana sudah mau membuka pintu mobil bagian belakang namun ditahan oleh Jin membuat Hana mengerutkan dahi nya.

"Jangan disana!"

"Terus dimana? Ahjussi memang aneh"

"Didepan bersama saya dan Jia, saya bukan supir!" Hana hanya mengangguk menuruti perintah Jin, sejak kapan Hana jadi penurut?.

"Ahjussi Jia tertidur" ucap Hana menoleh kearah Jin yang sibuk dengan jalan.

"Biarkan sebentar lagi sampai".

_____

"Sini biar saya gendong" pinta Jin lalu menggendong Jia.

"Kamu ikut saja, takut Jia akan mencari mu nanti ia pasti menangis" ujar Jin seperti tau yang akan Hana ucapkan.

Cenanyang kali ya?. Batin Hana.

Mereka disambut para pegaiwai, ah lebih tepatnya Jin sedangkan Hana berjalan dibelakangnya sambil menatap lurus kedepan.

Siapa yang bos bawa?

Itu adik nya mungkin, tapi bos kan anak bungsu.

Tidak mungkin itu kekasih nya! Lihat tampilannya saja seperti anak abg.

Bos kita kenapa sangat tampan?

Kapan aku bisa menjadi ibu Jia?

Tapi gadis yang dibelakang manis juga.

Bisikan itu sangat terdengar oleh Jin maupun Hana. "Kalian disini digaji untuk bekerja bukan untuk merumpi!" Tegas Jin membuat semua pegawai nya diam lalu melanjutkan pekerjaannya.

Sesampainya diruangan Jin menidurkan Jia disofa yang empuk.  Hana menatap sekeliling dengan kagum seisi ruangan Jin yang mewah walau dingin menurut nya.

"Kamu duduk saja disofa itu! Kalau lapar bilang saja".

"Ahjussi aku harus melakukan apa besok?" Tanya Hana.

Jin menatap Hana dengan biasa saja, menurut Hana Jin sangat santai saat diajak bicara walau kadang berubah juga.

"Mulai besok kamu akan mengurus Jia, menyiapi bekalnya, pakaiannya, dan apapun yang Jia minta! Oiya mulai besok kamu tinggal bersama saya!" Perkataan Jin membuat Hana terkejut bagaimana bisa ia berbicara seperti itu.

"Ahjussi aku bisa melakukan itu namun tidak dengan tinggal bersama mu! Mana bisa aku tinggal bersama pria dewasa? Lagipula Nenek ku gak akan kasih izin!" Cerocoh Hana panjang lebar.

"Memangnya kenapa? Tinggal bersama pria dewasa?" Jin tersenyum jahil membuat Hana gelagapan.

"Ya gak boleh! Itu dilarang" Hana berbicara gugup. Jin malah mendekati Hana membuat Hana semakin gugup.

"Kata siapa gak boleh?hm" tanya Jin semakin Jahil. Hana mundur hingga ia terjatuh disofa belakangnya, Jin semakin jahil mengerjai Hana.

Sekarang Jin malah mensejajarkan posisinya dengan Hana, Jin mendekati Hana hingga hidung mereka bersentuhan.

"Ahjussi mau ngapain? Jangan berbuat aneh disini!" Hana merasakan nafas Jin yang harum.

"Kalau dikamar boleh?"

"Ya-yak! Apa yang mau Ahjussi lakukan?" Jin memiringkan kepalanya lalu semakin menghapus jarak antara mereka, Hana menutup mata nya lalu.

"BWAHAHAHAHAHA" Jin tertawa terbahak bahak melihat tingkah konyol Hana tadi, Jin langsung berdiri lalu tertawa lagi hingga ia memegangi perutnya.

Hana membuka matanya lalu menatap Jin dengan sinis, melihat Jin yang tertawa besar membuat Hana kesal ditambah pipinya yang panas. " Ahjussi sialan kau!" Umpat Hana.

"Ahahahaha lihat wajahmu tadi sangat lucu, ahahaha"

"Tidak ada yang lucu disini" ujar Hana datar. Jin menyudahi tawanya lalu bersikap manly seperti semula.

"Jangan bersikap manly seperti itu! Lihat lah dirimu tadi seperti anak remaja lelaki tau!" Cibir Hana.

"Mulai besok tinggal bersama!" Tegas Jin.

"Tap--" Jin memotong ucapan Hana membuat Hana mencebik  kesal.

"Tak ada bantahan!"

"YAK!!DASAR AHJUSSI SIALAN!" Pekik Hana.

"Dasar bocah cengeng! Ahjussi kita akan kemana--Ahjussii" ledek Jin sembari menirukan rengekan Hana dihari sebelum nya.

"JANGAN MELEDEK KU! ATAU KAU AKAN KU HABISI!" ancam Hana namun itu tak berlaku untuk Jin.

"Coba saja! Paling nanti kau yang akan ku habisi" ledek Jin.

"AAHJUSSI SIA--" ucapan Hana terhenti saat pintu ruangan Jin terbukan.

"Hyung ada dokumen yang harus kau tan-- siapa gadis ini?" Tanya Jimin.

"Annyeonghaseo Lee Hana imnida" Hana membungkuk kan tubuhnya sopan kepada Jimin.

"YAK! Hana tadi kau tidak membungkuk kepada ku? Sedangkan Jimin" protes Jin tidak terima.

"Memangnya kenapa Hyung? Ribet banget! Apa masalahnya?"

"Ahjussi diem aja! Dari tadi berisik tau!" Cibir Hana.

"Bocah diem aja"

"Orang tua diem aja"

"Kalian berdua diam saja!" Lerai Jimin.

"Diam pendek!" Ucap Hana dan Jin berangan membuat Jimin kesal.

"Yak Kenapa Kalian Meledek Ku Haa?" Tanya Jimin tak terima.

"ITU KENYATAAN!" teriak Hana dan Jin berbarengan lagi.

"Jangan mengikuti ku tua!" Ledek Hana

"Siapa yang mengikuti mu bocah" balas Jin tak mau kalah.

"Heh Ahjussi sudah tua kau yang mengikuti ku!"

"Kamu yang mengikuti saya bocah!"

"Ahjussi!"

"Kamu!"

"Ahjusi!"

"Kamu!"

Jimin hanya menyaksikan mereka berdua berdebat. "Sebaiknya aku pisahkan mereka sebelum telinga pegawai tidak pecah mendengar mereka berdebat." Ucap Jimin pelan .

"Papa kenapa berisik sekali!" Jia bangun sembari mengucek matanya.

_____

BACA YA!! VOTE JUGA!! JANGAN BOSEN SAMA CERITA KU.