webnovel

Chapter 7 : Kembali dan Bertemu

Tidak terasa sudah sepekan Maya dan Haris pergi bukan madu, mereka benar-benar menikmati masa-masa honeymoon mereka dengan baik. Mereka terlihat sangat bahagia, baik Haris ataupun Maya, keduanya sama-sama terlihat semakin romantis saja. Dan setibanya di rumah, Maya dan Haris disambut oleh Ibu Hartini dan juga seorang perempuan cantik yang merupakan teman lama Haris, Renata.

"Hai Ris, apakabar kamu?" sapa Renata setelah melihat Haris keluar dari dalam mobil.

"Hai Ren, baik sekali. Kamu sendiri bagaimana? kapan datangnya?" balas Haris balik bertanya.

"Sejak kemarin Ibu yang meminta Renata untuk datang menemani Ibu dirumah. Ibu bosan tidak ada temannya!" sahut Ibu Haris menjelaskan.

Sementara Haris masih sibuk menurunkan koper-koper yang ada di bagasi mobil. Maya yang baru sadar dari tidurnya, segera turun dari mobil ketika melihat Ibu dan seseorang yang tidak asing baginya berdiri di depan pintu.

"Renata?" sapa Maya.

"Hai May, duh... yang baru pulang dari honeymoon..., wajahnya berseri-seri sekali. Iya kan, Te?" ucap Renata sambil meminta persetujuan dari Ibu Haris.

"Iya harus lah, mereka berdua bersenang-senang tanpa harus ada Tante disana yang ganggu, sudah jelas mereka happy!" kata Ibu Haris dengan gaya bicaranya yang tetap sedikit tidak mengenakan. Untungnya saja Maya sudah tahu betul bagaimana mertuanya itu.

"Ibu sendiri bagaimana? sehat?" tanya Maya menanyakan kabar Ibu mertuanya agar terlihat sopan.

"Pertanyaan basa basi saja, sudah jelas Ibu sehat, masih bertanya saja kamu ini!" jawab nyonya Hartini dengan kesal.

Tidak ingin membuat suasana hatinya yang bagus rusak, Maya lebih memilih untuk tidak memusingkan omongan sang Ibu mertua dan lebih memilih untuk masuk ke kamar menaruh tas dan membersihkan diri.

"Ren, aku tinggal ke kamar dulu ya?" ucap Maya kepada Renata. Sementara Renata hanya membalasnya dengan senyuman.

Akhirnya Maya pergi ke kamar lalu disusul Haris yang mengekor dibelakang istrinya sambil membawa koper yang selesai diturunkan dari bagasi.

* * *

Didalam kamar, Maya duduk di sofa sudut kamar sambil melepaskan sepatu dan juga jam tangannya. Haris yang melihat istrinya duduk melamun segera menghampirinya.

"Kamu kenapa?" tanya Haris berusaha membuyarkan lamunan istrinya.

"Aku nggak apa-apa kok Mas, aku cuma masih jetleg aja sama perjalanan kita." terang Maya.

"Iya, aku lupa kalau istri aku ini sudah lama kamu tidak bepergian jauh, maaf ya sayang? tapi kamu happy kan?" tanya Haris lagi.

"Kamu tenang aja, aku baik-baik saja kok Mas, aku cuma butuh istirahat sebentar lalu akan kembali segar."

"Baiklah, kalau begitu kamu istirahat saja dikamar, biar aku yang menemui Renata. Tapi kamu nggak cemburu kan? aku takutnya kamu--"

"Cemburu begitu maksudnya Mas Haris?" sahut Maya melengkapi kalimat suaminya, beberapa saat Maya menatap Haris lalu tersenyum. "Mas Haris tidak perlu khawatir, aku tahu Mas bisa jaga kepercayaan aku, juga bisa menjaga janji suci pernikahan kita. Jadi tidak ada alasan yang membuat aku harus cemburu dengan Renata meski aku tahu cerita kalian berdua." terang Maya sambil mengelus pipi suaminya dengan lembut.

Haris tersenyum dan mengecup tangan Maya, dia juga mengatakan jika semakin mencintai istrinya itu. Akhirnya Maya menggendong istrinya ketempat tidur, sebenarnya Maya menolak, tapi Haris sudah lebih dulu memasang wajah melas sehingga membuat Maya tertawa dan lebih memilih untuk membiarkan suaminya berbuat sesuatu yang dia suka.

"Kamu istirahat ya sayang, aku mau kebawah bertemu Ibu dan Renata. Nanti aku akan balik setelah menyapa mereka."

Setelah berpamitan dengan Maya, Haris segera turun dan bergabung dengan Ibu juga Renata yang sudah asyik mengobrol diruang tengah. Ibu Haris tampak nyaman dengan Renata, tidak seperti dengan Maya menantunya. Meskipun Maya sudah bersikap baik, dimata ibu Haris tidak begitu adanya.

"Wah, kalian pada ngomongin apa sih seru sepertinya!." ucap Haris setelah turun dari tangga.

Ibu dan Renata yang melihat kedatangan Haris semakin bersemangat, apalagi melihat Maya tidak ikut turun membuat kedua perempuan di ruangan itu nampak lega. Ada wajah yang begitu banyak mengandung arti dari keduanya. Namun semua itu tidak disadari Haris.

Akhirnya Haris, Ibu Hartini dan juga Renata larut dalam obrolan yang seru. Ibu Haris sendiri lebih banyak flashback tentang masa lalu mereka ketika menjalin hubungan. Meskipun Harus sebenarnya tidak nyaman karena takut terdengar oleh Maya istrinya, tapi Haris tidak bisa melakukan apapun, Renata sendiri lebih santai menyikapi cerita Ibu Haris yang rindu masa-masa mereka pacaran.

"Itu kan sudah masa lalu Bu, Haris juga sudah ada Maya, dan Haris begitu mencintai Maya." ujar Haris saat Ibunya menyinggung soal rasa patah hati Haris ketika awal putus dengan Renata karena harus menjalani hubungan Long Distance Relationship selama setahun.

"Benar kata Haris kok Tante, semua salah Renata juga karena pergi meninggalkan Haris saat itu dan lebih memilih ikut dengan Papa Mama yang pindah ke London. Kalau tidak karena rasa egois Renata, mungkin sekarang kami masih bersama, iya kan Ris?" sahut Maya membuat Haris bingung harus menjawab apa karena takut salah.

Dulu Haris dan Renata pacaran cukup lama sejak SMP sampai awal masuk SMA, dan sebelum lulus, Renata pergi meninggalkan Indonesia karena mengikuti orang tuanya yang pindah ke London karena urusan pekerjaan. Hal itu membuat Haris dan Renata harus melanjutkan hubungan mereka jarak jauh, sampai akhirnya Renata yang memutuskan Haris sebelum ujian kelulusan dengan alasan tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh. Saat itu Haris yang begitu mencintai Renata harus merasakan patah hati cukup lama. Apalagi Renata menghilang tanpa kabar sama sekali. Membuat Haris sudah tidak ingin lagi menjalin hubungan dengan perempuan manapun meski banyak perempuan yang mencoba mendekatinya. Haris jadi cuek dan lebih memilih untuk fokus pada cita-cita yang sudah dirinya rancang untuk masa depannya.

Setelah masuk kampus, Haris dipertemukan dengan Maya, perempuan yang menjadi istrinya. Meski awal pertemuan mereka bisa dibilang lucu, namun semua berkesan dan membuat keduanya jatuh cinta. Dan setelah sama-sama mengenal lebih dekat keduanya tidak langsung memutuskan untuk berpacaran, mereka berteman lebih dulu mengingat keduanya memiliki pengalaman patah hati dengan pasangan sebelumnya membuat mereka tidak ingin sekedar menjalin hubungan biasa karena prioritas utama mereka saat itu adalah sama-sama mewujudkan impian masing-masing. Memberikan hal positif dalam hubungan mereka yang tidak semua orang lakukan.

"Ah, kalau Tante sih Ren, dulu sampai ikutan galau kalau bahasa anak sekarang waktu kalian putus, duh...! rasanya Tante juga ikut merasakan sakit hati. Kamu sih pakai pergi, padahal Tante sudah ngomong sama Mama kamu kalau Tante mau jagain kamu saat itu selama orang tua kamu di London, tapi Mama kamu menolak tawaran Tante." ungkap Ibu Haris.

"Maafin Renata ya Tante..., Renata nggak tahu kalau Tante dan Haris se sayang itu sama Renata, andai waktu bisa diputar kembali. Pasti Renata akan memilih ikut tinggal sama Tante. Renata sayang sama Tante dan sudah menganggap Tante seperti Ibu Renata sendiri." balas Renata.