webnovel

Mia seorang Otodidak

Bu Asri segera beranjak dari kamar Garra setelah meyakinkan Mia bahwa jika hanya kepada Mia lah Bu Asri mengatakan ini. Bu Asri sendiri berani mengatakan itu pada Mia karena percaya.

Dan bagi Mia, kecurigaan Bu Asri patut di percayai. Jika tidak, mana mungkin seorang Tuan Muda dari keluarga Mahendra yang terkenal sangat kaya raya itu tidak kunjung sembuh. Padahal bahkan Dokter dari luar negeri pun sudah di kerahkan.

Lalu apa kendala nya kenapa mereka kesulitan untuk menyembuhkan Tuan muda Garra?

Mengenai pencarian jodoh Tuan muda Garra pun sudah pasti ada kaitan nya dengan sebuah rencana. Bukan karena ingin ada yang mengurus, melainkan harta! Ya, harta kekayaan keluarga Mahendra yang akan jatuh pada Garra setelah dia menikah.

Tapi? Jika mengincar harta? Kenapa harus menikah kan tuan muda? Bukan kah nantinya harta itu akan tetap atas nama Tuan Muda?

'Lantas, apa sebenarnya rencana mereka?' banyak pertanyaan yang bergelut di otak Mia.

"Sebaiknya aku mencari tau dulu kebenaran nya." gumam Mia.

Mia membereskan mangkok bekas sarapan Garra setelah Mia pun sempat ikut sarapan.

Setelah itu, Mia kembali menghampiri Garra dan meminta ijin pada Garra untuk sekedar memeriksa beberapa bagian titik saraf nya.

Garra mengangguk saja. Setuju bukan karena berharap Mia bisa menyembuhkan nya, tapi , memang di akui oleh Garra jika sentuhan Mia bisa membuatnya lebih tenang.

Mia duduk kembali di sisi Garra, meraih tangan Garra dan mulai memeriksa saraf di telapak tangan Garra dan berlanjut di bagian lain nya.

Mia tidak pernah bersekolah, tidak pernah tau dunia di luar rumah nya kecuali pasar dan jalan menuju pasar lalu angkot yang suka di tumpangi nya untuk pergi ke pasar.

Semua fasilitas dan pendidikan tidak pernah di berikan padanya.

Tapi, Mia bisa menulis. Bisa membaca. Bahkan tau tentang pengobatan ala totok syaraf. Dari mana kah semua pengetahuan Mia itu?

Bi Sumi! Ya.. Mia patut bersyukur dipertemukan dengan pelayan keluarga Kuncoro itu. Satu satu nya manusia yang peduli padanya di dalam rumah neraka milik Ayah nya.

Bi Sumi lah yang setiap saat mencuri waktu untuk mengajari Mia, menulis membaca dan ilmu tentang Saraf. Kadang pun tidak peduli tengah malam atau subuh, jika ada kesempatan Bi Sumi akan mengajari Mia. Sampai Mia bisa menulis, membaca dan menguasai ilmu totok Saraf.

Bi Sumi juga sering membeli kan Mia buku. Buku tentang apa saja. Komik , novel dan juga keping DVD berisi film film romantis.

Dan pastinya buku pengobatan Tentang saraf, berharap agar Mia bisa benar benar menyempurnakan pengetahuan nya. Siapa tau saja bisa menjadi satu ilmu yang berguna untuk nya kelak.

Totok saraf Ini adalah salah satu bentuk terapi alternatif yang dilakukan dengan memberikan tekanan dengan ujung jari atau alat khusus di titik-titik tubuh tertentu.

Itu semua membuat Mia yang selalu di anggap bodoh , di kira tolol oleh keluarga nya ternyata pintar. Dan tidak sebodoh perkiraan mereka. Tau dunia luar tanpa harus keluar. Berwawasan luas tanpa perlu bergaul.

Atau bisa di katakan ,Mia adalah seorang Otodidak.

Otodidak, Autodidak atau sebutan lainnya yaitu Swasiswa merupakan orang yang tanpa bantuan guru bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan dasar empiris yang besar dalam bidang tertentu. Mereka mendapatkan pengetahuan tersebut dengan belajar sendiri.

Begitulah Mia, dia belajar sendiri dan menggali pengetahuan dari video dan buku buku pemberian Bi Sumi. Tidak ada yang tau, kecuali Bi Sumi. Tidak ada yang menyadari jika Mia tumbuh menjadi gadis pintar tanpa sekolah.

Mia tercengang, begitu mendapati banyak nya sistem saraf rusak di tubuh Garra.

Mia menggeleng kan kepala.

"Kenapa bisa seperti ini?"

Mia terus berusaha mencari apa penyebab kerusakan pada sistem saraf Garra.

Beruntung Mia menguasai tentang itu dan pernah mempraktekkan teori yang ia berhasil kuasai pada beberapa pelayan ketika masih berada di rumah ayah nya dengan hasil yang sempurna.

Beragam Penyebab Rusaknya Sistem Saraf bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya , cidera , paparan racun, kurang nutrisi, bawaan lahir bisa juga karena kanker dan lain sebagainya.

Mia akhirnya bisa menemukan penyebab kerusakan sistem saraf pada Garra dan menyimpulkan jika semua penyebab nya adalah murni karena paparan racun.

Perlu di ketahui , Sistem saraf rusak juga bisa disebabkan oleh paparan racun yang berlebihan atau dalam jangka panjang. Berbagai zat beracun yang diketahui bisa merusak fungsi sistem saraf adalah karbon monoksida, arsenik, timbal, merkuri, dan pestisida.

Di situlah, Mia mulai membenarkan kecurigaan Bu Asri pada makanan ,minuman atau pun obat yang di siapkan untuk Garra.

"Aku harus minta bantuan siapa? Selain Bu Asri, apa ada yang berpihak pada Tuan Muda Garra? Atau jangan jangan seluruh penghuni rumah ini sudah bersekongkol untuk menyingkirkan Tuan muda?" Mia terus bergumam , menatap Garra yang juga menatap nya sendu.

Setitik kristal bening tergantung di sudut mata itu, lalu jatuh begitu saja.

Mia melihat, mengulurkan tangan untuk menghapus nya.

"Ada saya Tuan! Anda tidak sendiri." ucap Mia.

"Saya akan mencoba mengobati Tuan dengan cara saya. Apa anda percaya dengan saya?" tanya Mia.

Garra mengangguk.

Mia terlihat sedih, ikut menangis.

"Kenapa orang orang begitu kejam kepada kita? Hanya untuk sebuah harta! Tidak peduli dengan nasib kita." bukan nya menghibur Garra, Mia malah tersedu sedu. Mengingat betapa kejam nya orang yang di sebut keluarga. Keluarga Mia , keluarganya Garra, sama saja!

Puas menangis, Mia mengusap air matanya dengan ujung baju nya.

Masih sesenggukan, Mia kembali menatap Garra yang tak lepas menatap nya. Perih! Hati Garra. Gadis yang dulu ingin ia lindungi malah berbalik ingin melindungi nya. Tapi Garra sungguh tidak bisa berbuat apa apa. Selain berharap sebuah keajaiban. Sekali lagi hanya itu yang di harap kan nya.

Mia tersenyum, sambil masih sesekali terisak. " Kita akan melewati kesulitan ini bersama Tuan Muda. Percaya lah. Badai pasti berlalu!" ucap Mia, memberi semangat pada Garra dan pasti nya untuk dirinya sendiri.

Lalu Mia teringat pada buku yang pernah di bawakan Bi Sumi.

Mia ingin mencari nya. Mia teringat pada koper nya yang kebetulan masih tersandar di sudut kamar.

Mia langsung memeriksa kopernya dan menemukan buku itu.

Mia membuka selembar demi selembar buku itu. Mencari obat tradisional yang bisa untuk memulihkan saraf yang rusak.

Mia menemukan nya.

"Butuh banyak sekali bahan. Bisakah Bu Asri mendapatkan bahan bahan ini?" Mia mendengus menatap deretan nama daun untuk bahan ramuan yang harus ia buat.

Daun Alpukat.

Daun Sirsak Sebagai Ahli Syaraf Kejepit.Daun Pandan.

Daun Bakung.

Kunyit.

Biji Asam Jawa dan lain sebagainya.

Mia mencatat nya di selembar kertas.

Sekedar info untuk menambah wawasan kita! Terkait biji asam Jawa.

Menurut ilmuan yang tergabung dalam Monash Material Engineering meneliti xyloglucan, senyawa yang berasal dari tanaman asam Jawa ini, atau dalam bahasa latin nya di sebut xyloglucan, berperan penting untuk menghubungkan sel yang satu dengan lainnya. Sementara itu, ilmuwan telah mengkaji khasiat biomaterial ini pada hewan yang menderita kerusakan sel syaraf, lalu kepada manusia dan menghasilkan efek yang baik meskipun butuh waktu yang cukup lama.

Senyawa yang diteliti ini dapat disuntikkan dalam bentuk cairan ke bagian tubuh tertentu. Secara perlahan, senyawa itu berubah menjadi gel ketika suhunya sama dengan suhu badan. Setelah mencapai sasaran, gel ini bertindak sebagai struktur pendukung melalui sel-sel sehat yang dapat bermigrasi serta bisa melekat ke sistem saraf yang rusak.

"Butuh waktu lama untuk efek nya. Tapi akan ku coba, memadukan Ramuan disertai terapi Totok saraf. Semoga berhasil." batin Mia.

bersambung.....!!!

Maaf, di bab ini banyak typo dan malah membahas masalah pengobatan. Sedikit berbagi ilmu pengetahuan kakak.

Semoga bermanfaat!Bu Asri segera beranjak dari kamar Garra setelah meyakinkan Mia bahwa jika hanya kepada Mia lah Bu Asri mengatakan ini. Bu Asri sendiri berani mengatakan itu pada Mia karena percaya. Dan bagi Mia, kecurigaan Bu Asri patut di percayai. Jika tidak, mana mungkin seorang Tuan Muda dari keluarga Mahendra yang terkenal sangat kaya raya itu tidak kunjung sembuh. Padahal bahkan Dokter dari luar negeri pun sudah di kerahkan. Lalu apa kendala nya kenapa mereka kesulitan untuk menyembuhkan Tuan muda Garra? Mengenai pencarian jodoh Tuan muda Garra pun sudah pasti ada kaitan nya dengan sebuah rencana. Bukan karena ingin ada yang mengurus, melainkan harta! Ya, harta kekayaan keluarga Mahendra yang akan jatuh pada Garra setelah dia menikah. Tapi? Jika mengincar harta? Kenapa harus menikah kan tuan muda? Bukan kah nantinya harta itu akan tetap atas nama Tuan Muda? 'Lantas, apa sebenarnya rencana mereka?' banyak pertanyaan yang bergelut di otak Mia. "Sebaiknya aku mencari tau dulu kebenaran nya." gumam Mia. Mia membereskan mangkok bekas sarapan Garra setelah Mia pun sempat ikut sarapan. Setelah itu, Mia kembali menghampiri Garra dan meminta ijin pada Garra untuk sekedar memeriksa beberapa bagian titik saraf nya. Garra mengangguk saja. Setuju bukan karena berharap Mia bisa menyembuhkan nya, tapi , memang di akui oleh Garra jika sentuhan Mia bisa membuatnya lebih tenang. Mia duduk kembali di sisi Garra, meraih tangan Garra dan mulai memeriksa saraf di telapak tangan Garra dan berlanjut di bagian lain nya. Mia tidak pernah bersekolah, tidak pernah tau dunia di luar rumah nya kecuali pasar dan jalan menuju pasar lalu angkot yang suka di tumpangi nya untuk pergi ke pasar. Semua fasilitas dan pendidikan tidak pernah di berikan padanya. Tapi, Mia bisa menulis. Bisa membaca. Bahkan tau tentang pengobatan ala totok syaraf. Dari mana kah semua pengetahuan Mia itu? Bi Sumi! Ya.. Mia patut bersyukur dipertemukan dengan pelayan keluarga Kuncoro itu. Satu satu nya manusia yang peduli padanya di dalam rumah neraka milik Ayah nya. Bi Sumi lah yang setiap saat mencuri waktu untuk mengajari Mia, menulis membaca dan ilmu tentang Saraf. Kadang pun tidak peduli tengah malam atau subuh, jika ada kesempatan Bi Sumi akan mengajari Mia. Sampai Mia bisa menulis, membaca dan menguasai ilmu totok Saraf. Bi Sumi juga sering membeli kan Mia buku. Buku tentang apa saja. Komik , novel dan juga keping DVD berisi film film romantis. Dan pastinya buku pengobatan Tentang saraf, berharap agar Mia bisa benar benar menyempurnakan pengetahuan nya. Siapa tau saja bisa menjadi satu ilmu yang berguna untuk nya kelak. Totok saraf Ini adalah salah satu bentuk terapi alternatif yang dilakukan dengan memberikan tekanan dengan ujung jari atau alat khusus di titik-titik tubuh tertentu. Itu semua membuat Mia yang selalu di anggap bodoh , di kira tolol oleh keluarga nya ternyata pintar. Dan tidak sebodoh perkiraan mereka. Tau dunia luar tanpa harus keluar. Berwawasan luas tanpa perlu bergaul. Atau bisa di katakan ,Mia adalah seorang Otodidak. Otodidak, Autodidak atau sebutan lainnya yaitu Swasiswa merupakan orang yang tanpa bantuan guru bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan dasar empiris yang besar dalam bidang tertentu. Mereka mendapatkan pengetahuan tersebut dengan belajar sendiri. Begitulah Mia, dia belajar sendiri dan menggali pengetahuan dari video dan buku buku pemberian Bi Sumi. Tidak ada yang tau, kecuali Bi Sumi. Tidak ada yang menyadari jika Mia tumbuh menjadi gadis pintar tanpa sekolah. Mia tercengang, begitu mendapati banyak nya sistem saraf rusak di tubuh Garra. Mia menggeleng kan kepala. "Kenapa bisa seperti ini?" Mia terus berusaha mencari apa penyebab kerusakan pada sistem saraf Garra. Beruntung Mia menguasai tentang itu dan pernah mempraktekkan teori yang ia berhasil kuasai pada beberapa pelayan ketika masih berada di rumah ayah nya dengan hasil yang sempurna. Beragam Penyebab Rusaknya Sistem Saraf bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya , cidera , paparan racun, kurang nutrisi, bawaan lahir bisa juga karena kanker dan lain sebagainya. Mia akhirnya bisa menemukan penyebab kerusakan sistem saraf pada Garra dan menyimpulkan jika semua penyebab nya adalah murni karena paparan racun. Perlu di ketahui , Sistem saraf rusak juga bisa disebabkan oleh paparan racun yang berlebihan atau dalam jangka panjang. Berbagai zat beracun yang diketahui bisa merusak fungsi sistem saraf adalah karbon monoksida, arsenik, timbal, merkuri, dan pestisida. Di situlah, Mia mulai membenarkan kecurigaan Bu Asri pada makanan ,minuman atau pun obat yang di siapkan untuk Garra. "Aku harus minta bantuan siapa? Selain Bu Asri, apa ada yang berpihak pada Tuan Muda Garra? Atau jangan jangan seluruh penghuni rumah ini sudah bersekongkol untuk menyingkirkan Tuan muda?" Mia terus bergumam , menatap Garra yang juga menatap nya sendu. Setitik kristal bening tergantung di sudut mata itu, lalu jatuh begitu saja. Mia melihat, mengulurkan tangan untuk menghapus nya. "Ada saya Tuan! Anda tidak sendiri." ucap Mia. "Saya akan mencoba mengobati Tuan dengan cara saya. Apa anda percaya dengan saya?" tanya Mia. Garra mengangguk. Mia terlihat sedih, ikut menangis. "Kenapa orang orang begitu kejam kepada kita? Hanya untuk sebuah harta! Tidak peduli dengan nasib kita." bukan nya menghibur Garra, Mia malah tersedu sedu. Mengingat betapa kejam nya orang yang di sebut keluarga. Keluarga Mia , keluarganya Garra, sama saja! Puas menangis, Mia mengusap air matanya dengan ujung baju nya. Masih sesenggukan, Mia kembali menatap Garra yang tak lepas menatap nya. Perih! Hati Garra. Gadis yang dulu ingin ia lindungi malah berbalik ingin melindungi nya. Tapi Garra sungguh tidak bisa berbuat apa apa. Selain berharap sebuah keajaiban. Sekali lagi hanya itu yang di harap kan nya. Mia tersenyum, sambil masih sesekali terisak. " Kita akan melewati kesulitan ini bersama Tuan Muda. Percaya lah. Badai pasti berlalu!" ucap Mia, memberi semangat pada Garra dan pasti nya untuk dirinya sendiri. Lalu Mia teringat pada buku yang pernah di bawakan Bi Sumi. Mia ingin mencari nya. Mia teringat pada koper nya yang kebetulan masih tersandar di sudut kamar. Mia langsung memeriksa kopernya dan menemukan buku itu. Mia membuka selembar demi selembar buku itu. Mencari obat tradisional yang bisa untuk memulihkan saraf yang rusak. Mia menemukan nya. "Butuh banyak sekali bahan. Bisakah Bu Asri mendapatkan bahan bahan ini?" Mia mendengus menatap deretan nama daun untuk bahan ramuan yang harus ia buat. Daun Alpukat. Daun Sirsak Sebagai Ahli Syaraf Kejepit.Daun Pandan. Daun Bakung. Kunyit. Biji Asam Jawa dan lain sebagainya. Mia mencatat nya di selembar kertas. Sekedar info untuk menambah wawasan kita! Terkait biji asam Jawa. Menurut ilmuan yang tergabung dalam Monash Material Engineering meneliti xyloglucan, senyawa yang berasal dari tanaman asam Jawa ini, atau dalam bahasa latin nya di sebut xyloglucan, berperan penting untuk menghubungkan sel yang satu dengan lainnya. Sementara itu, ilmuwan telah mengkaji khasiat biomaterial ini pada hewan yang menderita kerusakan sel syaraf, lalu kepada manusia dan menghasilkan efek yang baik meskipun butuh waktu yang cukup lama. Senyawa yang diteliti ini dapat disuntikkan dalam bentuk cairan ke bagian tubuh tertentu. Secara perlahan, senyawa itu berubah menjadi gel ketika suhunya sama dengan suhu badan. Setelah mencapai sasaran, gel ini bertindak sebagai struktur pendukung melalui sel-sel sehat yang dapat bermigrasi serta bisa melekat ke sistem saraf yang rusak. "Butuh waktu lama untuk efek nya. Tapi akan ku coba, memadukan Ramuan disertai terapi Totok saraf. Semoga berhasil." batin Mia.