webnovel

Apakah Kau Sudah Tidak Sabar?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pei Qian menyeka wajahnya. Raut wajahnya menjadi suram.

Dia baru saja menghabiskan satu miliar untuk membeli wanita ini, tapi wanita ini malah melakukan ini padanya.

Gu Xi menatapnya. "Aku hanya memberimu hadiah besar!"

Pei Qian tiba-tiba tersenyum. "Apakah sekarang kau sudah tidak marah lagi?"

Senyuman itu membuat Gu Xi mundur beberapa langkah.

Pei Qian cepat-cepat memeluk erat pinggangnya.

"Apakah kau ingin melarikan diri? Gu Xi, apakah kau sudah membaca isi dokumen tersebut baik-baik? Kalau kau berani melanggar perintahku selama sebulan ini, kau harus ganti rugi sebesar satu miliar," kata Pei Qian dengan nada rendah. 

Pei Qian menarik Gu Xi ke dalam pelukannya… 

Gu Xi menatapnya dengan penuh amarah!

"Pikirkanlah, apa ada yang lebih berharga darimu selain tubuhmu?" Suara Pei Qian semakin rendah.

Karena kesal dan tidak tahan dipermalukan begitu, Gu Xi menginjak kaki Pei Qian. Tapi Pei Qian tidak menghindarinya, ia malah membawanya ke meja...

Punggung Gu Xi terasa sakit. Dia menatapnya. "Apa yang ingin kau lakukan?"

Pei Qian menyentuh bibirnya dengan lembut. "Kau masih tidak tahu?"

Jantung Gu Xi berdebar kencang. Dia tidak tahu harus melakukan apa...

Pei Qian menciumnya tanpa ampun, hingga membuat napas Gu Xi sangat kacau. 

Pei Qian tersenyum kecil. "Apakah kau sudah tidak sabar?"

Gu Xi ingin mundur, tapi tidak ada jalan...

Pei Qian melihat wajahnya yang sedikit pucat. 

Tiba-tiba dia tidak melanjutkan niatnya.

"Pergi ke kamarku." Pei Qian berjalan sambil menanggalkan kemejanya.

Gu Xi menggigit bibirnya. 

Dia meyankinkan dirinya sendiri bahwa ini bukan apa-apa... Dia sudah pernah bercinta dengannya.

Pei Qian melemparkan kemejanya ke sofa, bersama dengan celana panjang dan celana dalamnya.

Meski Gu Xi berdiri di luar kamar tidur utama, suara air terdengar jelas dari kamar mandi. 

Kamar Pei Qian sangat mewah, tapi ia tidak merasakan sedikit pun kehangatan!

Jantung Gu Xi berdebar kencang…

Dia memegang tasnya. 

Tak lama kemudian, Pei Qian keluar dari kamar mandi dan menyeka rambutnya dengan handuk.

Pei Qian berdiri di pintu kamar tidur dan menatap Gu Xi."Masuklah."

Gu Xi ragu sebentar, kemudian dia meletakkan tas dan berjalan perlahan ke arahnya. 

Hanya dengan berbalut handuk mandi di pinggangnya, Pei Qian berjalan menuju sofa di kamar itu.

Meskipun Gu Xi pernah melihatnya telanjang seperti ini, dia masih saja terkejut!

Pei Qian mengambil rokok dan korek api. Ia memandang Gu Xi dengan tenang. "Lepaskan pakaianmu."

Gu Xi sedikit malu. Dia hanya berdiri di sana dan tidak tahu harus melakukan apa...

Pei Qian menatapnya. Dia tidak terburu-buru menyalakan rokok. 

Beberapa saat kemudian, Pei Qian mencibir, "Apakah kau tidak bisa melepas pakaianmu?"

Dengan tangan yang bergetar, Gu Xi membuka kancing kemejanya satu per satu… hingga hanya menyisakan pakaian dalam berwarna hitam. 

Gu Xi merasa malu dan juga marah...

Pei Qian pun langsung tergoda saat melihat tubuh Gu Xi!

Ia menyalakan rokoknya dan berkata dengan perlahan, "Lanjutkan."

Berulang kali Gu Xi berkata pada dirinya sendiri untuk tidak menangis... 

Akhirnya, Gu Xi telanjang di depan Pei Qian.

Pei Qian memandanginya sejenak. Kemudian dia berkata, "Kenakan pakaian itu."

Kenakan pakaian?

Gu Xi sedikit terkejut. Tapi ketika melihat pakaian yang tergantung di sudut kamar, dia tertegun!

Itu adalah gaun pernikahannya. Padahal Gu Xi sudah membayarnya dan menyuruh pelayan untuk membuangnya. Tapi, mengapa sekarang gaun tersebut ada di kamar Pei Qian? 

Gu Xi merasa dipermainkan. Ia menatapnya dengan marah!

"Kenakan!" tegas Pei Qian. 

"Aku tidak akan memakainya!"

"Benarkah?" Pei Qian tersenyum dan berjalan ke arahnya...

"Sepertinya kau masih belum bisa mematuhiku!"

Pei Qian menyentuhnya tanpa ampun. "Kalau kau ingin menyesalinya, kontrak yang tadi kau tanda tangani akan akan aku publikasikan... patuhi aku, Nona Gu!"

Pei Qian menepuk pipi Gu Xi dan tersenyum jahat.

Gu Xi menatapnya. "Kejam!"

Pei QIn tersenyum kecil. "Sebelum aku benar-benar marah, patuhlah dan kenakan itu... kalau tidak, aku tidak keberatan untuk membantumu."

Tubuh Gu Xi terasa kaku. 

Kemudian, dia melangkah dan menyentuh gaun pengantin itu...

"Pei Qian, apakah kau sengaja?" tanya Gu Xi. 

Pei Qian hanya melihatnya dengan tenang. "Kau terlalu banyak berpikir. Aku hanya merasa gaun ini cocok untukmu."

Ia mendekati Gu Xi dari belakang. Perlahan, tangannya menyusuri punggung Gu Xi yang mulus…