11 Gu Xi Menjual Diri

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Gu Xi menggigit bibirnya dan bertanya, "Kenapa?"

Pei Qian memandang Gu Xi untuk waktu yang lama. Akhirnya ia melepaskannya dan tidak memaksanya. "Tentu saja, aku tidak akan memaksamu. Nona Gu, kau bisa pergi dari sini sekarang."

Gu Xi tahu bahwa Pei Qian merencanakan semua ini, jadi dia tidak bisa pergi.

Pei Qian duduk di kursi. Gu Xi tidak bisa menebak apa yang ia pikirkan. 

Gu Xi menenangkan diri dan menatap Pei Qian. "Tuan Pei, bagaimana kalau kita bicarakan masalah bisnis saja?"

"Lihatlah ini dulu, kemudian baru kita bicarakan itu." Pei Qian mengeluarkan dokumen dari laci dan melemparkannya ke atas meja.

Pei Qian mengambil sebatang rokok dan memainkan korek berwarna emas di tangannya.

Gu Xi mengambil dokumen itu dengan ragu. Baru saja membuka dua halaman, tiba-tiba raut wajahnya berubah.

Ini adalah surat pemegang saham yang legal!

Tanda tangan yang tertera di surat tersebut mengejutkannya...

"Apakah kau terkejut?" Pei Qian menoleh dan menyalakan sebatang rokok. 

Gu Xi melihat pria di depannya itu. Rasanya tidak ada lagi ada orang lain sekeji dia!

Setelah melihat semua surat legal itu, Gu Xi sangat ingin membunuhnya!

Pei Qian terlihat sangat tenang. "Kalau aku tidak salah ingat, Kakek Gu memiliki 30 persen saham Perusahaan Gu, dan kau hanya memiliki 10 persen."

Gu Xi mulai panik. Tentu saja, dia tahu maksud Pei Qian.

Pei Qian tersenyum...

Akhirnya, wanita ini bisa dikendalikan...

"Gu Xi, kalau aku mendapatkan saham lebih dari 40 persen... apakah itu akan membuatmu lebih patuh padaku?!" Pei Qian tersenyum jahat. 

Gu Xi diam saja. Dia tahu... Pei Qian bisa melakukannya!

Dia takut pada pria di depannya ini.

"Tentu saja, kalau kau patuh padaku, ini…"

Pei Qian mengambil dokumen di atas meja dan berkata, "Ini akan menjadi milikmu."

20 persen saham Perusahaan Gu setara dengan satu miliar...

Gu Xi memegang dokumen tersebut, tapi dia tidak tergoda...

Ia punya firasat buruk, jika dia tidak mengikuti instruksi Pei Qian, Perusahaan Gu akan dihancurkannya!

Gu Xi diam saja. Dia sedang memutuskan...

Pei Qian tidak terburu-buru. Dia mengawasi Gu Xi dan menunggu keputusannya.

Beberapa saat kemudian, Gu Xi berdiri tegak dan berkata, "Tuan Pei, aku tidak setuju."

Gu Xi mengambil napas dalam-dalam dan berjalan ke pintu. Ketika tangannya memegang gagang pintu, Pei Qian berkata, "Nona Gu, kau hanya memiliki satu kesempatan. Kalau kau keluar dari pintu ini, aku bisa melakukan apa pun dengan 20 persen saham ini! Apakah Perusahaan Gu dapat menangani krisis sebesar itu?"

Gu Xi memalingkan wajahnya. "Terserah kau!"

"Benarkah? Bagaimana kalau aku menjualnya ke Perusahaan Mahkota? Aku percaya mereka akan sangat senang untuk mengambil alih ini. Pikirkanlah, apa yang akan dilakukan Perusahaan Mahkota setelah mendapat saham sebesar 20 persen ini?"

"Apakah sudah ada yang mengatakan bahwa kau ini sangat kejam?" teriak Gu Xi. 

"Banyak yang mengatakannya!" Pei Qian tersenyum, "Tapi kau adalah orang pertama yang berani mengatakan di depanku."

Gu Xi berjalan perlahan dan berhenti di depan mejanya.

Pei Qian tidak bergerak. Ia hanya menatapnya dari atas sampai bawah dengan tenang...

"Tampaknya kita telah mencapai kesepakatan. Mari kita bicarakan persyaratannya."

Sebelum Gu Xi berbicara, Pei Qian membuka mulut terlebih dulu, "Dalam satu bulan ini, jika aku meneleponmu, kau harus segera datang."

"Hanya sebulan?" tanya Gu Xi. 

"Aku setuju, tapi aku juga punya syarat. Jangan menyentuhku di depan umum."

"Kenapa? Apakah kau takut ketahuan Qin Mo?"

Gu Xi berkata dengan nada dingin, "Kalau Tuan Pei tidak bisa melakukannya..."

"Bisa!" Pei Qian setuju tanpa berpikir panjang. 

Kemudian, dia mengeluarkan sebuah dokumen. "Aku sudah menyiapkan dokumennya. Kau bisa tanda tangan kalau tidak ada masalah."

Ketika Gu Xi mengambil dokumen itu, tangannya bergetar...

Pei Qian menyerahkan pena padanya. Gu Xi diam saja.

"Kenapa? Apa kau menyesal? Kau boleh tidak melakukannya, aku tidak memaksa."

Tidak memaksa? 

Kata-kata itu membuat Gu Xi ingin tertawa.

Gu Xi menundukkan kepalanya. Pandangannya mulai kabur, dan tangannya masih gementar. 

Tiba-tiba, Pei Qian berdiri dan memegang tangannya. 

Tak lama kemudian, mereka selesai menandatangani dokumen tersebut...

Gu Xi tertegun. Entah mengapa tadi dia mau menandatangani dokumen tersebut.

Pei Qian melepaskan tangannya, dan penanya jatuh di atas kertas tersebut. 

Kemudian, Pei Qian menyusun dokumen dalam dua salinan dan menyerahkannya ke tangan Gu Xi!

Seketika, berbagai emosi berkecamuk di dalam hati Gu Xi.

Dia mengambil secangkir teh di depannya dan menyiram wajah Pei Qian...

avataravatar
Next chapter