webnovel

BAB 30 HIKMA SEHAT

Makanan yang Bondan minta kini sudah tersedia di depan matanya, Bondan sangat menikmati hal tersebut karena itu memang sarapan yang setiap hari menjadi menu wajib yang diminta dari bibinya tersebut.

Sebuah makanan yang snagat lezat walau terlihat snagat sederhana, nasi goreng dengan resep yang dibawa bibinya dari kampung halamanya terdahulu. Nasi yang dimasak dengan bumbu khas orang di daerahnya yang memiliki aroma sangat berbeda.

Tidak lama Hikma terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju meja makan yang saat itu sedang ada bibi dan juga Bondan yang menikmati sebuah masakan.

Melihat Hikma yang sudah terbangun dan mendekati Bondan ke meja makan membuat Bondan terkejut sampai batuk ketika menelan makananya itu.

Hikma :" Eh ada apa denganmu, pelan-pelan saja kalau makan karen akau tidak akan meminta makannamu tersebut. Ini minum untukmu"

Begitulah ucap Hikm ayang juga memberikan segelas air kepada Bondan yang sedang batuk karena terkejut ketika menelan sarapanya. Bondan sangat gugup dan terlihat sangat berbeda, mungkin karena kesalahan terhadapnya yang tidak sengaja tadi sempat terjadi. Bondan trelihat snagat ketakutan ketika Hikma mendekatinya.

Bondan :" Kamu sudah bangun? Bagaimana tubuhmu apakah masih ada yang sakit atau tidak"

Hikma :" Aku sudah sehat dan baru saja aku terbangun, maaf jika aku kesiangan dan bahkan bangunku lebih lama dari dirimu. Maafkan aku"

Bondan hanya tersenyum membalas ucapan Hikma tersebut. Denyutan hati Bondan masih terlihat sangat tidak beraturan. Sungguh snagat malang ketika ada dua insan yang saling cinta harus terhalang oleh sebuah frasa yang tidak seharusnya didapatkan.

Bondan masih merasa bersalah dengan apa yang telah diperbuatnya tersebut. Bondan juga sangat terlihat berbeda tidak seperti biasanya. Biasanya ketika melihat Hikma melakuka aktivitas appaun Bondan akna dengan gerakan cepat membantunya atau malah tidak mengizinkanya, tetapi kali ini berbeda.

Hati Bondan terasa sangat sesak, sedangkan bibi yang sedang memegang piring dengan sebuah makanna sarapan untuknya hanya bisa nyengir melihat ekspresi yang Bondan keluarkan. Bondan terlihat sangat gugup dan menggemaskan, mungkin memang semalam adalah sebuah hal yang memang snagat besar yang dirinya lakukan, terlebih ketika Bondan ternyata berani untuk menyatakan nafsunya dengan ciuman yang berhasil melayang di bibir Hikma.

Hikma :" Huummbb,, nasi goreng yang sangat lezat. Aku harus mencuri resepnya ini. Sangat lez. Terima kasih banyak bi, aku akan menghabiskanya dengan segera. Lalu untuk bagian bibi yang mana?"

Bibi :" Nanti akan bibi ajarkan bagaimana bumbu makanan ini, aku akan mengajarinya full dan khusus untukmu, ini untuk isian catering buat usaha juga kayaknya bagus, melihat di sekitar sini masih belum ada yang membuat nasi goreng khas dengan bumbu dari daerah bibi tersebut. Ini makanan untuk bibi, kamu tidak perlu khawatir karena jika habis aku akan memasak lagi"

Hikma :" Aku juga merasa seperti itu, melihat ketika aku jalan kesini dan mencoba untuk memakan masakan yang berada di daerah sini emmang rasanya tidak ada yang bisa menyaingi dengan bumbu yang bibi bikin ini. Rasanya sangat lezat dan berbeda dengan lainya. Kesini bi, kita makan bersama. Taro saja sepiring dan ambil sendork, kita akan makan sepiring berdua"

Bibi :"Tidak usah, bibi nanti akan makan sendiir saja, itu kamu yang harus menghabiskanya. Makanlah dengan lahap"

Hikma :" Aku tidak akan makan jika bibi tidak mau makan bersamaku, aku bersumpah"

Begitulah Hikma, jika dirinya sudah menyimpulkan sebuah hal yang memang dirinya mau maka hal tersebut juga harus terlaksana. Sebuah hal yang memang sangat berat untuk menjadi sebuah keputusanya tersebut. Jika Hikma menginginkan sesuatu maka sesuatu tersebut memang harus terjadi dan terlaksana.

Tekad yang sangat kuat untuk Hikma memang selalu dia terapkan dalam semua hal, bahkan ketika sampai saat ini dirinya memilih utnuk tetap sendiri dan itulah yang menjadi sebuah keputusanya.

Bibi yang memang sudah mendapatkan tatapan tajam dari Bondan akhirnya duudk bersama Hikma untuk makan sepiring dneganya, Hikma terlihat snagat bahgaia ketika bibi melakukan keinginanya tersebut dengan sangat ringan.

Sedangkan Bondan terkekeh melihat tingkah Hikma yang seperti anak kecil meminta sesuatu dan wajib dituruti. Bondan sangat melihat bagaimana Hikma berjuang hingga detik ini, bagaimana dirinya melakukan segala hal untuk perputaran waktu yang memang harus dirinya penuhi tersebut.

Bondan tersadar dari tidur panjangnya, perawat yang memang sebelumnya sudah di siapkan dnegan matang oleh orang tua Bondan kini mulai melakukan pekerjaanya yaitu memeriksa Bondan, memeriksa dari semua hal yang berada di dalam diri Bondan. Segala bnetuk alat medis sudah dibawa dari Rumah Sakit di Yogyakarta tersebut.

Bondan : Aku sedang dimana? Mengapa tubuhku terasa sakit dan kini terasa sedang terbang?

Perawat : Kamu akan mendapatkan pengobatan di luar negeri, sudah 10hari dirimu lemah di tempat tidur dan tidak sadarkan diri sehingga orang tuamu memutuskan untuk membawamu keluar negeri. Dan saat ini kita sedang berada di dalam pesawat menuju ke rumah sakit luar tersebut. Aku akan memeriksa badanmu terlebih dahulu. Bapak tolong diam ya

Bondan kini hanya terdiam dan hanya pasrah menunggu perawat itu memeriksa semua tubunya, benar saja kini tubuhnya terasa sangat lemas. Bahkan Bondan merasakan tubuhnya seperti sudah tidak ada lagi tulangnya. Badanya sangat lemas hingga dirinya tidak bisa menggerakan badanya sedikitpun saking lemasnya.

" Ibu, bapak. Bondan sudah sadarkan diri dan sekarang sedang diperiksa oleh beberapa perawat dan juga dokter. Bapak dan ibu boleh melihatnya setelah ini. Karena saya yakin bahwa Bondan sangat membutuhkan kalian"

Bondan :" Dasar orang anaeh, diberikan makanan agar tubuhmu kembali sehat malah minta untuk makan bersama"

Hikma yang mendengar ocehan Bondan tersebut hanya tersenyum tanpa menjawab apapun, dia hanya membuka mulutnya dan mengulurkan lidahnya.

Begitu ucap salah satu perawat yang menemui orang tua Bondan yang berada di dalam ruang tunggu lain di pesawat tersebut. Pesawat ini memang pesawat yang dilengkapi dengan beribu fasilitas yang sangat menawan. Seperti hotel yang bahkan sudah tersedia apapun yang kita inginkan.

Dengan sangat bahagia orang tua Bondan beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruangan tempat Bondan anaknya itu sedang diperiksa. Mereka belum di izinkan masuk karena memang dokter sedang emmeriksa perkembangan kesehatan Bondan. Hal baik selalu yang mereka harapkan, tetapi walau sudah membaik, orang tua Bondan tidak akan pernah megizinkan Bondan kembali ke Indonesia lagi apalagi hanya untuk menemui wanita yang sangat mereka benci tersebut.

Orang tua Bondan masih akan tetap terhadap pendirianya yaitu menjodohkan Bondan dengan anak rekan kerjanya yang berada di Luar Negeri yang bahkan sudah memiliki beberapa perusahaan besar yang berada dibawah naunganya.