webnovel

BAB 29 PULANG dan TIDUR

Hikma yang belum juga terbangun dibiarkan saja karena mungkin memang sangat kelelahan dan mengantuk. Sedang es krim pesanan Hikma telah Bondna bungkus dengan plastik agar tidak mengotori mobil dengan tetesan es krim tersebut yang nantinya akan membuat semut datang mendekat dengan sengaja. Sedangkan anak-anak dan juga bibi masih menikmati es krim tersebut dan juga setusuk jagunng bakar dengan farian rasa yang berbeda saat itu. Selera lidah orang memang berbeda-beda dan kita tidak bisa mematok untuk tetap sama dengan kita.

Bondan menyetir dengan kecepatan yang sangat rendah karena dirinya juga tengah menikmati sebuah es krim yang menurutnya sangat lezat tersebut. Sangat cocok di mulutnya, rasanya bahkan lebih enka dengan es krim yang dibungkus dan dibandrol dangan harga yang dapat mencekik setiap manusia yang hanya membawa koin.

Anak-anak memang disuruh diam agar tidak mengganggu Hikma yang masih juga terlelap. Bondan membuka jaketnya dan mengambilnya utnuk menutupi tubuh Hikma yang trelihat kedinginan. Bondan juga memegang badan Hikma untuk memastikan bahwa dia tidak demam kembali dan harus menjalani rangkaian perawatan kembali.

Setelah makanan habi dengan sangat cepat satu persatu dari anak-anak tertidur dengan nyenyak. Bondan yang melihatnya dari spion terasa seperti digelitiki karena ekspresi mereka sangat imut dan lucu sekali. Ada yang tidak menutup mulutnya hingga mampu membuat sebuah lukisan dari air liurnya.

Karena tertawa dari Bondan menyebabkan Hikma terbangun dan terkejut. Hikma trelihat snagat kebingungan karena posisi mobil sudah berjalan, yang Hikma takuti adalah ketika nantinya bukan Bondan yang membawanya tetapi lelaki tua yang telah membuatnya semakin tidak karuan.

Hikma :" Mana makananku, mana es krim dan juga jagung bakarku. Dimana anak-anak?

Hikma pun menoleh dan pertanyaan nya salah satu terjawab dengan kenyataan tanpa harus menjelaskan panjang lebar. Tetapi pertanyaaan Hikma yang lain belum dijawab,

Bondan :" Ini es krim dan juga jagungmu. Ini sudah cair dan jagung sudah dingin. Kamu baru bangun dari tidur lelapmu dan ketahuilah tadi kau tidak tega jika membangunkanmu"

Bondan akhirnya menyerahkan makanan Hikma dengan pelan agar tidak terjadi apapun karena bagaimanapun bondan juga sedang menahan sebuah kantuk yang berat. Bondan tidak ingin terjadi sebuah kecelakaan yang akan merugikan semuanya akhirnya dirinya berhenti di pinggir jalan untuk memberikan makanan Hikma tersebut.

Hikma :" Terima kasih bany..."

Belum juga selesai mengucapkan terima kasih, dengan gerakan yang cepat mulut Hikma sudah penuh dengan es krim. Nafsu makan Hikma terlihat sangat meningkat setelah keluar dari rumah sakit. Hal yang sangat disukai oleh Bondan karena dengan banyak makan maka kesehatan Hikma akan semakin mudah terpenuhi.

Bondan akhirnya fokus di dalam mengemudi karena kantuk semakin menemuinya, dan ternyata Hikma mengetahuinya sehingga menjaili Bondan agar terjaga drai ngantuknya dan tetap fokus nyetirnya. Tidak lama jagung bakar Hikma habis dan semakin kuat dalam mengganggu Bondan yang sedang menyetir dengan keadaan mengantuk tersebut.

Bondan :" Kamu lama kelamaan akan bisa melar menjadi seperti mia yang lama di diamkan. Membesar dan mengembang"

Hikma :" Apa kau bilang"

Ucap Hikma dengan mengepalkan tanganya dan menujukanya ke Bondan yang telah mengejeknya tersebut. Ternyata bagaimanapun Hikma juga tidak rela jika dipanggil gemuk padahal itu juga merupakan sebuah hal yang fakta.

Bondan :" Tidak, tidak jadi. Kan Hikma itu cantik dan langsung mana mungkin dengan makanan jagung tersebut membuatnya menjadi melar gemuk"

Ucap Bondan yang sejatinya adalah mengejek karena Hikma juga sudah mulai kelihatan ada perkembangan berat badanya yaitu pipinya sudah terlihat sangat cubby.

Hikma akhirnya tersenyum dengan senyum yang terlihat sangat menjengkelkan, dia bahkan snagat pd dikatakan langsing padahal tubuhnya jauh dari kata indah.

Oh iya ini merupakan jalan yang lebih jauh dari sebelumnya, karena Bondan sengaja untuk tidak mempersingkat waktu bersama mereka dengan menyebentarkan waktu yang mereka habiskan bersama. Bondan ingin selalu menikmati senyuman gratis Hikma tetapi karena berbagai faktor memang membuat Bondan harus lebih pandai menahanya daripada membiarkanya liar dan begitu saja.

Setelah sekian lamabaru kali ini Bondan dapat menikmati senyum Hikma yang memang sudah sejak lama tidak dinikmatinya karena faktor kesehatan Hikma yang belum stabil. Kini tawanya selalu pecah dan bahkan terlihat lebih bahagia dari sebelumnya. Tubuhnya trelihat snagat berisi daripada sebelumnya hanya seperti balung yang dilapisi dengan baju untuk meneutupinya.

Hikma :" Ini perasaan lama banget perjalannya"

Ucap Hikma dnegan menengok plat jalan yang tertulis nama daerah. Setelah melihat ternyata dirinya di bawa muter-muter Bondan, Hikma hanya nyengir tanpa membalas apapun karen Hikma juga menikmati setiap perjalanna yang mereka habiskan bersama tersebut.

Hikma :" Mengapa kamu muter untuk pulang? Padahal jalan utama yang langsung membawa kita sampai dirumah saja snagat bnayak. Dan kenpaa kamu memilih jalur yang bahkan banyak kali lipat kamu tempuh"

Hikma memang sedang mengetes bagaimana Bondan menanggapi hal tersebut. Dan ternyata wajahnya berubah menjadi merah karena sebuah malu. Bondan juga terlihat sangat guup karena pertanyaan Hikma yang sebenarnya sudah Hikma ketahui, dia hanya mengetes untuk memastikan saja.

Bondan :" Diam dan duudklah karena kau yang menyetirnya, kamu hanya tinggal menikmatinya tanpa perlu memperotes apapun itu."

Bondan akhirnya berhenti di sebuah warung jagung bakar dan memesan sesuai dengan orang yang bersamanya termasuk penjaga yang kini disewanya. Bibi juga disuruh untuk membeli es krim agar tidak terlalu lama menunggu.

Semuanya siap dan mereka berjalan menuju mobil yang berada di parkiran tersebut. Anak-anak akhirnya masuk dan Bondan melihat Hikma sedang tertidur dengan sangat nyenyak di dalam mobil tersebut.

Penjaga yang disewanya juga sempat bercerita bahwa tadi ada orang yang mendatangi mereka dan menanyakan keberadaan Hikma tetapi untung mereka berhasil menjawabnya dengan mebyucapkan bahwa Hikma sedang tidak bersama mereka dan mereka tidka mengenali dengan atas nama Hikma tersebut.

Bondan akhirnya berkeliling tempat tersebut. Tempat itu bahkan terhitung snagat besar. Bondan tidak akan mampu untuk memutari semuany, semoga saja tidak lama berjalan mereka akn saling bertemu.

Dan benar saja, Bondan melihat bibi yang sedang berdiri dan menjaga 4 anak yang sedang belajar mewarnai. Dengan segera Bondan mengampiri mereka untuk diajak pulang karena kak Hikma sudah kelelahan. Bondan tidak ingin jika nanti terjadi sebuah hal buruk kepada Hikma.

Bondan akhirnya berkeliling tempat tersebut. Tempat itu bahkan terhitung snagat besar. Bondan tidak akan mampu untuk memutari semuany, semoga saja tidak lama berjalan mereka akn saling bertemu.

Dan benar saja, Bondan melihat bibi yang sedang berdiri dan menjaga 4 anak yang sedang belajar mewarnai. Dengan segera Bondan mengampiri mereka untuk diajak pulang karena kak Hikma sudah kelelahan. Bondan tidak ingin jika nanti terjadi sebuah hal buruk kepada Hikma.